Friday 30 December 2016

Waspada! Ini Dia Dampak Psikologis Menakut-Nakuti Si Kecil



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF
Waspada! Ini Dia Dampak Psikologis Menakut-Nakuti Si Kecil


Homeschooling Pena Surabaya, 30 Desember 2016

Meski terkadang menakut-nakuti si kecil merupakan langkah instan agar si anak akan menurut kepada kita, apakah Anda berpikir akan dampak psikologis yang diakibatkan bagi si kecil? Ya. Tentu hal tersebut haruslah dihindari.

Bagi manusia dan terutama anak kecil, rasa takut merupakan sesuatu yang normal. Pada dasarnya, rasa takut sebenarnya merupakan kondisi alami manusia untuk bersikap waspada dan melindungi diri dari bahaya.

Lain halnya jika rasa takut yang sering sekali kita ciptakan untuk si kecil. Menakut-nakuti si kecil justru hanya akan berdampak pada psikologis anak. Bagi balita, menakut-nakuti justru membuat mereka selalu merasa tidak aman dan nyaman. Apalagi dilakukan secara berulang. Secara tidak sadar mereka akan menyerapnya dan akan melekat dalam pikiran si kecil.

Berikut merupakan beberapa dampak psikologis jika sering menakut-nakuti anak:

Anak Selalu Cemas

Imajinasi yang sudah berkembang, biasanya hal ini dialami oleh anak di usia 4-6 tahun . Rasa takut yang muncul karena selalu ditakut-takuti akan membuatnya mimpi buruk. Sementara ketakutan yang terus menerus dialami akan mengakibatkan anak selalu bingung, cemas dan tegang.

Anak Jadi Phobia

Rasa takut yang secara terus menerus berulang, dan tidak bisa ditenangkan, bisa jadi anak menderita phobia. Hal ini timbul karena si kecil kerap menyerap informasi yang sama akan rasa takutnya. Tentu saja masalah tersebut harus segera dilawan dan diatasi, karena semakin lama Anda bertahan untuk membiarkannya, akan semakin sulit mengatasi phobia anak kelak. Konsultasikan ke dokter untuk mengatasi phobia pada anak.


Baca juga 08 Jenis Kecerdasan Anak, Cara Belajar dan Prediksi Karier yang Sesuai

Membuat Anak Menjadi Tergantung Pada Orangtua

Nah, dan yang terakhir, menakut-nakuti anak hanya akan membuat mereka tergantung pada orang tua. Anak jadi tidak bisa membedakan mana yang masuk akal dan mana yang tidak. Karena itu, apa yang dilihat dan dengarnya sering diserap sebagai sesuatu yang nyata. Sehingga menakut-nakuti anak usia 1- 3 tahun atau batita hanya akan membuatnya tergantung pada orang tua. Julukan penakutlah yang kini sering disematkan pada si kecil.


Sumber : Faqih F

Enroll Now !


Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Thursday 29 December 2016

Menangani Anak yang Ber-“Extra Energy”

HOMESCHOOLING PENA  
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Menangani Anak yang Ber-“Extra Energy”


Homeschooling Pena Surabaya, 29 Desember 2016

Anak-anak biasanya memiliki kelebihan tenaga. Itulah mengapa bila kita perhatikan, anak-anak akan cenderung aktif kapanpun dan di manapun. Walaupun bergerak kian kemari, namun mereka terlihat tidak mengenal lelah. Itu merupakan sesuatu yang normal bagi anak-anak. Karena dengan energi yang berlebih itulah mereka menjadi selalu terlihat antusias dalam belajar segala sesuatu. Masalah menjadi tampak dikala anak-anak kurang bisa mengontrol diri mereka. Misalnya anak-anak menjadi suka menyakiti teman mapun kurang fokus memperhatikan saat pelajaran. Sebagai pendidik, kita perlu tau akan hal ini sehingga bisa memberikan penanganan yang tepat.

1. Sebelum Pelajaran, Biarkan Mereka Bermain

Memberikan mainan kepada anak-anak bisa membantu anak dalam menyalurkan energi mereka. Dengan mainan-mainan yang bisa memacu mereka untuk bergerak, maka saat pelajaran yang membutuhkan suasana serius, anak-anak menjadi lebih mudah untuk fokus.

2. Membangun Komunikasi dengan Orang Tua

Terkadang anak-anak yang aktif di sekolah belum tentu terlihat aktif di rumah. Maka seorang guru hendaknya menjadi komunikasi dengan orang tua. Bila guru menemukan indikasi perbedaan kebiasaan atau sifat antara di sekolah dan di rumah, seorang guru perlu berdiskusi dengan orang tua agar secara bersama menemukan akar pemasalahannya. Terkadang anak-anak yang susah mengontrol diri mereka di sekolah disebabkan karena di rumah mereka terlalu banyak larangan, orang tua terlalu sibuk, orang tua terlalu keras, atau masalah-masalah yang lain.

3. Membangun Kedekatan dengan Siswa

Kedekatan antara guru dan siswa perlu dibangun sejak pertama kali guru mengajar anak didiknya. Pada awal pertemuan, kita tidak perlu memberikan materi pelajaran yang terlalu serius. Kita bisa mengajak mereka bermain, bernyanyi bersama, atau melakukan aktivitas mendengarkan cerita guru. Dengan adanya kedekatan hati antara siswa dan guru, maka seorang siswa akan cenderung lebih mampu mendengarkan apa pun nasihat dan pelajaran yang diberikan gurunya.

Baca juga 08 Jenis Kecerdasan Anak, Cara Belajar dan Prediksi Karier yang Sesuai

4. Berikan Kesempatan untuk Tampil

Biasanya anak-anak yang aktif akan sangat bahagia bila mereka bisa tampil di depan teman-temannya. Hal ini tentu bisa memacu kepercayaan dirinya, selain itu dengan mengajak mereka tampil, mereka bisa menyalurkan energinya secara positif. Kita bisa meminta mereka memimpin doa, bernyanyi di depan kelas, bahkan membersihkan papan tulis pun adalah hal yang menyenangkan bagi mereka.

5. Ajak Mereka Berkomunikasi dari Hati ke Hati dan Bertatapan Mata

Anak-anak yang aktif biasanya memiliki kebiasaan susah bertatapan muka dengan lawan bicaranya. Hal ini terjadi karena mereka mengalami kesulitan untuk bisa fokus dalam satu hal. Padahal setiap orang juga perlu fokus dalam situasi tertentu. Bila kita memberikan nasihat, akan lebih baik bila kita mengajaknya keluar kelas dan pilih tempat dengan suasana tenang, lalu berikan nasihat dari hati ke hati. Bila ia mulai tidak fokus mendengarkan, kita bisa mengingatkan dia untuk menatap mata kita.

6. Variasi Aktivitas Pembelajaran di Sekolah

Anak yang aktif biasanya cenderung cepat bosan dengan suasana pembelajaran yang monoton, misalnya hanya diam dan mencatat atau mendengarkan. Seorang guru harus kreatif dalam menciptakan aktivitas yang bisa membuat anak didiknya bersemangat, misalnya dengan permainan edukatif maupun integrasi pelajaran antara kreatifitas seni dengan tema pendidikan di sekolah.

7. Berikan Sugesti Positif sebagai Usaha Preventif

Anak-anak yang aktif biasanya suka ngobrol di kelas, bercanda saat pelajaran, atau tidak sengaja menyakiti teman saat bermain. Sugesti posiitif bisa kita berikan dengan cara memberikan nasihat yang berisi sebab akibat. Misanya mengajak mereka berdiskusi tentang apa akibatnya bila kita terlalu banyak bicara di kelas apalagi dengan suara keras. Dengan memberikan diskusi semacam ini, secara tidak langsung kita sudah memberikan nasihat tanpa anak merasa dihakimi. Sugesti posiftif juga bisa kita berikan dengan media dongeng, lagu, film, dengan tema persahabatan dan pendidikan karakter.

Nah... bila dengan penanganan-penanganan di atas kita masih kurang berhasil. Kita perlu berkonsultasi dengan psikolog. Supaya kita bisa mengetahui tingkat keaktifan mereka. Bisa saja anak didik kita adalah anak yang tergolong hiperaktif. Anak-anak yang tergolong hiperaktif tentu akan membutuhkan penanganan yang berbeda dan khusus.

Sumber : Kesekolah

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Wednesday 28 December 2016

Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Belajar Anak

HOMESCHOOLING PENA  
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Belajar Anak


Homeschooling Pena Surabaya, 28 Desember 2016

Sukses dalam belajar adalah harapan setiap siswa. Begitu juga dengan para orang tua, tidak ingin anak yang mereka sayangi gagal di dalam belajar. Tapi, perlu diingat bahwa kesuksesan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selain faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, kesuksesan dalam belajar juga dipengaruhi oleh faktor luar.

Berikut faktor dari luar yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa:

1. Cara belajar siswa itu sendiri

Cara belajar siswa yang salah, tentu tidak akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. Meskipun siswa tersebut memiliki kemampuan diri yang luar biasa. Begitu juga sebaliknya, siswa yang hanya memiliki kemampuan yang biasa saja, namun dengan cara belajar yang tepat akan menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Dengan cara belajar seperti itu maka akan mempengaruhi kesuksesan belajar siswa itu sendiri. Dukungan orang tua kepada anak untuk sukses belajar bisa dilakukan dengan memberikan fasilitas. Namun tidak hanya itu saja, pentingnya orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah juga sangat penting.

2. Sistem pengajaran

Sistem pengajaran memberikan peluang yang sangat tinggi bagi kesuksesan belajar siswa. Pengajaran yang lebih menekankan kondusif dan efektif akan mempengaruhi keberhasilan siswa. Guru yang sabar dan mampu mengajar dengan lebih tekun dengan menggunakan berbagai media pembelajaran akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang menarik lebih memberikan peluang bagi pembelajaran yang efektif dan kondusif. Pengajaran yang diterapkan guru harus selalu inovatif, selalu mengarah dari yang mudah ke hal yang sulit, dan tidak terpusat kepada siswa.

4. Keluarga

Keluarga sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar siswa. Siswa yang memiliki keluarga dengan kondisi yang berantakan apalagi sering ribut tentu agak sulit bagi anak untuk belajar dengan nyaman. Bila belajar sudah tidak nyaman, lalu bagaimana dengan prestasinya? tentulah tidak akan menghasilkan prestasi yang baik. Disamping itu, keluarga yang tidak peduli dengan belajar anak di rumah, kurang perhatian dan hanya memarahi anak saja ketika mereka tidak mampu memberikan prestasi belajar yang diharapkan tentu akan kurang memotivasi anak untuk lebih maju. Nah, bagi Anda yang memiliki anak yang masih duduk di bangku sekolah, maka harus ikut serta dalam memberikan yang terbaik bagi kesuksesan belajar mereka. Disamping faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, dukungan dan pengaruh dari luar juga sangat berpengaruh bagi siswa itu sendiri.

Baca juga Pentingnya Membangun Lingkungan Berkarakter

5. Sumber-sumber belajar

Tentunya siswa tidak akan memiliki banyak informasi apabila hanya dengan mengandalkan satu buku ketika belajar atau hanya dengan mengandalkan penjelasan dari guru saja. Penting bagi siswa dan orang tua siswa itu sendiri untuk memberikan sumber-sumber belajar lainnya kepada anak mereka. Dengan kemajuan zaman sekarang ini, belajar tidak hanya dari buku.

Semoga berguna bagi kita semua khususnya Anda yang mempunyai anak dalam masa pendidikan.

Sumber : Kesekolah

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Tuesday 27 December 2016

Perhatikan Hal Ini Sebelum Memberikan Gadget pada Anak

HOMESCHOOLING PENA  
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Perhatikan Hal Ini Sebelum Memberikan Gadget pada Anak



Homeschooling Pena Surabaya, 27 Desember 2016

Anak-anak di zaman sekarang tidak pernah lepas dari gadget. Banyak ilmu pengetahuan dan informasi bisa didapatkan dengan cepat melalui media ini. Anak-anak juga bisa belajar dengan metode yang beragam dengan gadget. Orang tua mau tidak mau harus bersikap bijak dalam menghadapi fenomena ini. Orang tua tidak bisa serta merta melarang anak bermain gadget, mengingat manfaat dari gadget juga sangat kaya. Agar anak anak bisa mendapatkan manfaat dari gadget, maka kami telah memamaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua agar anak bisa tetap menggunakan gadget dengan aman.

1. Proteksi

Sebagai orang tua di zaman modern, Anda perlu melek teknologi. Anda perlu memahami cara memblokir suatu situs atau website yang kurang pantas bagi anak-anak. Saat ini perkembangan aplikasi juga berjalan sangat cepat. Ada ribuan aplikasi beredar di internet, dan banyak diantaranya bisa didownload gratis. Dalam hal ini, Anda juga perlu bertindak tegas dalam hal pendownloadan aplikasi. Pastikan anak tidak boleh mendownload aplikasi sendiri. Andalah yang harus mendownload setiap aplikasi yang boleh dimainkan anak. Pastikan Anda jugalah orang yang memainkan aplikasi tersebut, sehingga anak juga terhindar dari berbagai macam konten atau iklan aplikasi yang tidak pantas ditonton anak-anak.

2. Supervisi

Awasilah anak saat bermain gadget. Sesekali Anda perlu mengadakan pemeriksaan mendadak pada HP anak. Sehingga bila ada konten - konten yang kurang pas bagi anak, Anda dapat segera menghapusya.

3. Atur jadwal pemakaian

Jangan biarkan anak terlalu sering menggunakan gadget. Karena bila anak terlalu sering menggunakan gadget, tentu saja akan memberikan efek negatif bagi anak, terutama dalam hal prestasi belajar dan kebutuhan bersosialisasi anak. Maka aturlah jadwal pemakaian perangkat ini. Anda bisa memulainya dengan mengijinkan anak memainkan gadget hanya pada hari Sabtu dan Minggu saja. Orang tua perlu tegas dalam hal ini. Bila anak mulai melanggar aturan, Anda bisa segera memberikan konsekuensi yang bisa membuat anak jera. Misalnya tidak bermain gadget selama satu minggu. Dengan adanya aturan ini, anak pun akan semakin disiplin dalam penggunaan gadget. Anak juga akan belajar tentang kepatuhan pada aturan.

4. Konten

Orang tua perlu menambah wawasan tentang website, aplikasi, atau pun game-game online yang biasa dimainkan anak. Jangan biarkan anak bermain game yang telalu banyak menampilkan adegan kekerasan dan konten-konten dewasa lainnya. Bagaimana pun anak adalah seorang peniru yang ulung. Maka berikanlah konten-konten yang edukatif dan baik agar anak bisa mendampatkan manfaat yang baik dari konten yang ia mainkan.

5. Jangan biarkan anak bermain terlalu lama

Seperti kita tahu bahwa radiasi gadget berpengaruh pada mata anak. Perlu ada kesepakatan antara Anda dan anak agar anak bisa mengontrol diri dalam menggunakan gadget. Orang tua perlu bersikap konsisten. Walaupun di masa libuaran, aturan harus tetap dipatuhi. Walaupun mungkin akan ada kesepakatan baru, namun hal yang terpenting adalah tidak membiarkan anak bermain gadget terlalu lama, misalnya lebih dari tiga jam.

Baca juga 08 Jenis Kecerdasan Anak, Cara Belajar dan Prediksi Karier yang Sesuai

Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah perhatian Anda kehidupan sosial anak. Jangan sampai terjadi anak menjadi malas bersosialisasi karena sudah puas dengan sahabat karibnya yang bernama "gadget". Orang tua perlu mendorong anak untuk bermain bersama anak-anak lain di lingkungan sekitar. Aktif dalam acaara-acara anak yang diadakan di lingkungan sekitar. Orang tua juga perlu menjelaskan kepada anak akan pentingnya kehidupan sosial atau bergaul dengan sesama, serta mendidik anak akan pentingnya sifat berempati pada sesama yang kian terkikis oleh karena kehadiran gadget di dunia anak-anak. Demikian tips dari kami, Semoga berguna bagi orang tua di seluruh tanh air agar terhindar dari dampak negatif gadget.

Sumber : Kesekolah

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Monday 26 December 2016

Manfaat di Balik Melamun pada Anak



HOMESCHOOLING PENA  
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Manfaat di Balik Melamun pada Anak




Homeschooling Pena Surabaya, 26 Desember 2016

Tidak hanya orang dewasa saja, rupanya kegiatan melamun juga bisa dialami oleh anak kecil. Biasanya anak kecil mulai asyik melamun ketika sedang bermain sendiri, ketika hendak makan, sebelum tidur, maupun menonton TV.
Secara psikologis, melamun pada anakdidefinisikan sebagai kondisi ketika pikiran anak terputus sementara dari lingkungannya, atau ketika kontak antara dirinya dan lingkungannya menjadi kabur, digantikan oleh khayalan visual dan dialami dalam kondisi terjaga.
Lalu, apakah melamun pada anak bisa dikatakan normal? Adakah manfaat di balik kegiatan melamun? Yuk simak ulasan berikut ini.

Melamun Itu Normal

Sang anak yang sedang melamun, khayalan visual mereka akan terbang kemana-mana sama halnya seperti orang dewasa. Ada berbagai macam hal yang tentu bisa dibayangkan oleh si kecil. Mulai dari sesuatu yang menyenangkan, sedih, takut, atau sesuatu di masa lalu hingga harapan dan ambisi anak.
Para psikolog sepakat bahwa melamun merupakan aktivitas normal dalam perkembangan anak. Aktivitas ini juga merupakan cara bagi anak untuk mengatasi rasa bosan dan lelah, mencari jalan keluar masalah (problem solving), membayangkan sebuah kejadian, atau merangsang kreativitasnya.

Melamun Membuat Otak Lebih Tajam

Meski melamun lebih sering dianggap negatif karena tidak produktif, namun jangan salah, melamun juga dapat membuat otak lebih tajam lho. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Wisconsin-Madison, AS, menyebutkan melamun berhubungan dengan kecerdasan.
Daniel Levinson, merupakan seorang peneliti yang menangani hal ini mengatakan bahwa anak yang pikirannya sering melayang saat melakukan tugas-tugas sederhana ternyata memiliki otak lebih tajam, karena ia memiliki lebih banyak memori kerja di otak sehingga memberinya kemampuan untuk multi tasking atau melakukan dua hal pada waktu bersamaan.

Baca juga 08 Jenis Kecerdasan Anak, Cara Belajar dan Prediksi Karier yang Sesuai

Nah, kini Anda tidak perlu merasa cemas lagi bila mendapati si kecil sedang melamun. Bisa jadi itu merupakan waktu kreatif yang baik untuk perkembangan si kecil.

Sumber : Kesekolah

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Friday 23 December 2016

Cara Mengatasi Anak Aktif dan Suka Usil

HOMESCHOOLING PENA  
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Cara Mengatasi Anak Aktif dan Suka Usil


Homeschooling Pena Surabaya, 23 Desember 2016

Anak yang gemar berlari, bermain, dan suka bergerak adalah wajar adanya. Karena usia kanak-kanak adalah usia dimana anak masih memiliki tenaga berlebih. Nah, Kelebihan tenaga ini bisa digunakan untuk hal-hal negatif maupun positif. Semua tergantung dari pola asuh orang tua, atau bagaimana orang tua bisa membimbing buah hatinya agar bisa memanfaatkan energinya untuk melakukan hal-hal yang positif.

1. Jangan Melarang Anak Bermain

Anak-anak paling gemar bermain. Meskipun saat bermain terkadang mereka melakukan hal-hal yang negatif atau berbahaya, baik yang membahayakan dirinya maupun yang membahayakan orang lain. Sebagai orang tua, Anda harus tekun mendampingi anak, sehingga bisa mengarahkan anak saat mereka mulai melakukan hal yang negatif, atau pun hal-hal yang berbahaya.

2. Anak-anak Memiliki Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu anak sangatlah tinggi. Hal inilah yang memacu mereka untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya. Hal inilah yang juga memacu anak bergerak aktif. Bila anak mulai bertanya banyak hal, baik itu yang penting maupun tidak penting, Anda harus siap menjawabnya. Jangan bersikap cuek, apalagi memarahi anak karena terlalu bawel. Setiap jawaban dari pertanyaan yang Anda berikan, akan menumbuhkan jalinan yang lebih erat antara Anda dan sang buah hati. Hal ini tentunya, dapat mempermudah sang buah hati dalam menerima setiap nasihat Anda. Karena anak telah belajar terlebih dahulu arti mendengarkan dari Anda.

3. Jangan Terlalu Dikekang

Memaksa anak untuk bisa melakukan atau menguasai sesuatu sesuai dengan keinginan Anda juga akan membawa dampak yang negatif. Banyak orang tua menuntut anaknya untuk bisa lancar membaca, lancar berhitung, atau pun menguasai bidang seni tertentu, yang tidak sesuai dengan keinginan hati mereka. Meskipun sang anak bisa memenuhi keinginan Anda, belum tentu hatinya menerimanya dengan tulus. Bila anak terlalu dikekang di rumah, ia bisa melampiaskan kemarahannya di tempat lain, misalnya di sekolah. Bila di sekolah anak sering membuat masalah, sedangkan di rumah anak terlihat patuh, sebagai orang tua, Anda perlu berinstrospeksi diri. Siapa tau ada yang salah dengan cara mendidik Anda.

4. Aturan yang sangat ketat

Jadwal les yang padat dan hukuman yang terlalu berat bila anak melanggarnya, juga bisa mengakibatkan anak menjadi stres. Ia akan merasa tertekan dengan kesibukan-kesibukan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Hal ini juga bisa membawa dampak negatif bagi anak. Salah satunya, di sekolah ia bisa menjadi anak yang kurang bisa mematuhii aturan. Bagaimana pun anak-anak menyukai kebebasan. Selama Anda bisa mengarahkan kebebasan anak pada suatu tindakan atau aktivitas yang positif, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang baik dan tekun.

Baca juga Peran Pola Asuh Dalam Membentuk Karakter Anak

Banyak anak terlihat baik di rumah, namun ternyata di sekolah sikapnya sangat jauh berbeda, begitu juga dengan sebaliknya, beberapa anak terlihat baik di rumah, ternyata di sekolah ia sering berbuat onar. Jalinan komunikasi antara guru dan orang tua adalah hal yang penting. Guru dan orang tua perlu menjalin komunikasi yang intens, sehingga segala permasalahan anak, khususnya yang berhubungan dengan kenakalan anak dapat segera teratasi.

Sumber : Pendidikan Karakter

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com