Thursday 30 June 2016

Mengajarkan Anak Bersosialisasi Sejak Usia Dini

Cara Mengajarkan Anak Bersosialisasi 

Sejak Usia Dini


Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 30 Juni 2016

Memiliki teman atau sahabat adalah salah satu pondasi penting dalam kehidupan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang memiliki masalah dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, cenderung mengalami guncangan emosi yang lebih besar dibandingkan anak yang memiliki banyak teman.
Dalam kondisi ekstrim, saat mereka dewasa guncangan emosi yang tidak dapat diatasi ini dapat menyebabkan tindakan vandalisme, kriminal, bahkan bunuh diri. Bagaimana dengan anak anda?
Apabila anda memiliki seorang anak yang pemalu, maka tidak ada salahnya jika anda mengajarkan cara bersosialisasi sejak dini. Kemampuan bersosialisasi ini sangat penting dalam masa tumbuh kembang anak, karena dengan bersosialisasi anak akan lebih mudah untuk mengembangkan karakternya.
Mungkin hal ini bukan masalah bagi sebagian anak yang terlahir dengan bakat pandai bersosialisasi. Tetapi bagi anak yang kesulitan bersosialisasi, hal ini dapat menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dan susah bergaul dengan teman sebayanya.

Berikut ini ada beberapa cara yang dapat membantu anda untuk mengajarkan anak bersosialisasi sejak usia dini.


1. Menjadi Role Model

Anak seringkali mencontoh perilaku dan sikap dari orangtuanya. Oleh karena itu, setiap orangtua wajib menjadi role model yang baik bagi anak-anaknya. Dengan melihat bagaimana orangtuanya menyapa, berbicara dan bergaul dengan orang lain, hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk bersosialisasi dengan teman-temannya.

2. Biarkan Anak Berekspresi 

Berikan kesempatan pada anak untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya, seperti mengikuti kegiatan pramuka, olahraga, atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendorong bakat mereka. Anak akan sangat menikmati apabila mereka dapat menunjukkan bakat serta minatnya. Salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri pada anak, adalah karena anak tidak memiliki ruang untuk berekspresi.

3. Suasana Keluarga Yang Terbuka

Bangunlah suatu hubungan yang terbuka antara anak dengan orangtua. Salah satu caranya adalah dengan mengajak anak anda berkomunikasi tentang berbagai kegiatannya sehari-hari. Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak anda sedikitnya dua kali dalam sehari, dan biarkan anak anda mengeluarkan isi hatinya. Hal seperti ini akan membuat anak berani untuk bertanya, minta pendapat, ataupun sekedar curhat saja.

4. Beraktivitas Dalam Kelompok

Ajak anak anda untuk bergabung dalam suatu komunitas atau tim olahraga yang sesuai dengan minatnya. Selain dapat mengasah bakat anak, kegiatan semacam ini juga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bergaul dan mendapat teman baru. Anak-anak biasanya sangat menyukai kegiatan seperti ini, karena itu carilah suatu kegiatan yang dapat dilakukan anak bersama dengan teman sebayanya.

5. Bermain Bersama 

Bermain adalah salah satu cara untuk mengakrabkan diri dengan anak lain, dan dengan bermain anak menjadi lebih bebas dalam mengeluarkan ekspresinya. Ajak anak anda untuk sesekali bermain di luar rumah bersama teman-temannya, atau anda bisa meminta saudara sepupu atau teman dekatnya untuk menginap di rumah ketika liburan sekolah tiba.

6. Bangkitkan Rasa Percaya Diri Anak

Orangtua adalah orang yang paling tahu dan mengenal karakter anaknya, beserta dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya. Karena itu bantulah anak anda untuk menemukan rasa percaya dirinya dengan cara berkomunikasi secara personal.

7. Etika Bergaul

Dalam pergaulan, anak harus diberikan pengertian untuk dapat menghargai orang lain. Dengan memiliki etika bergaul yang baik, anak tidak akan canggung untuk bergaul dengan teman sebayanya ataupun orang yang usianya jauh lebih tua.

8. Jangan Terlalu Protektif

Seringkali orangtua terlalu protektif terhadap anaknya, sehingga membatasi kesempatan anaknya untuk berinteraksi dengan orang lain. Biarkan anak anda belajar untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, seperti menelepon temannya, bertanya kepada orang lain, atau membayar sendiri saat jajan.

9. Perhatikan Anak Anda

Agar dapat lebih memahami perilaku anak anda, penting bagi anda untuk memperhatikan mereka saat berinteraksi dengan orang lain. Jika anak anda pemalu, jangan terlalu memaksanya, tetapi bantulah dia untuk dapat membuka diri dengan teman-temannya. Dukungan dari orangtua sangat membantu anak untuk bersosialisasi.

10. Jelaskan Arti Teman

Berikan pemahaman pada anak tentang pentingnya mempunyai teman. Apabila anak anda memiliki pribadi yang tertutup, berilah mereka cukup waktu untuk membuka diri. Karena ketika mereka merasa nyaman, saat itulah mereka akan bersosialisasi dengan orang lain.
Demikianlah beberapa cara mendidik anak untuk bersosialisasi. Kemampuan bersosialisasi ini dapat dilatih sejak anak usia dini, sehingga nanti ketika dewasa mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.Untuk melatih kemampuan bersosialisasi ini tentunya juga harus disesuaikan dengan kepribadian anak, karena setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda sehingga cara pendekatan dan latihan yang dilakukan juga berbeda, sesuai dengan kepribadian mereka.

Bagaimana Menerapkan Aturan Yang Baik Pada Anak


Bagaimana Menerapkan Aturan Yang Baik Pada Anak


Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 30 Juni 2016

Di dalam sebuah keluarga selalu ada aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota keluarga. Pada dasarnya aturan ini diperlukan dalam keluarga agar segala sesuatunya dapat dilakukan sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing.
Biasanya aturan ini selalu berbeda antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Mungkin hal ini bukanlah masalah ketika aturan diterapkan pada anggota keluarga yang telah dewasa, tetapi bagaimana dengan anak-anak? Bisakah mereka mematuhi aturan yang dibuat dalam keluarga?
Menerapkan aturan pada anak-anak bukanlah sesuatu yang mudah, terutama ketika mereka memasuki masa remaja. Banyak orangtua yang merasa kewalahan ketika harus menerapkan aturan kepada anaknya. Salah satu alasannya adalah anak-anak cenderung mengabaikan aturan yang telah dibuat oleh orangtuanya.
Tetapi bagaimanapun juga, sebagai orangtua anda harus dapat menerapkan aturan dan disiplin kepada anak. Meskipun mereka masih kecil, tetapi sudah seharusnya mereka belajar untuk mengikuti aturan yang ditetapkan oleh orangtuanya. Lalu, bagaimana cara menerapkan aturan yang baik pada anak? Berikut ini ada beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam membuat aturan dalam keluarga.

1. Sepakati Bersama

Dalam menetapkan aturan, pastikan aturan tersebut dibuat dan disepakati bersama oleh seluruh anggota keluarga. Jika anda ingin membuat aturan yang efektif, libatkan anak anda dalam membuat aturan, diskusikan, dan tanyakan pendapatnya. Anda bisa mulai dengan membuat beberapa aturan sederhana, seperti kapan waktu makan, kapan waktu tidur, kapan waktu bermain, dan lain-lain.
Hal ini bertujuan untuk mengenalkan anak pada aturan, dan melatih mereka agar terbiasa dalam menerapkan aturan tersebut. Hindari membuat aturan secara sepihak atau diktator, yang hanya berpihak kepada orantua. Karena ini akan menyebabkan hilangnya rasa percaya anak terhadap orangtua.

2. Tentukan Konsekuensi

Selain menetapkan aturan, anda perlu menetapkan konsekuensi atau hukuman. Anda harus tahu bagaimana cara mengatasi anak ketika mereka melanggar aturan, dan menetapkan konsekuensinya. Anda dapat mulai dengan memberi hukuman yang ringan ketika anak anda melanggar aturan.
Contohnya, dengan membatasi waktu mereka menonton tv, mengurangi jam bermain video game, atau mengurangi uang jajan. Segala sesuatu yang berlebihan pada dasarnya tidak baik, karena itu janganlah membuat konsekuensi yang terlalu keras ketika anak anda melanggar aturan.

3. Berikan Penjelasan

Berikutnya anda perlu memberi penjelasan tentang semua aturan tersebut kepada anak. Ketika anak diberi penjelasan, mereka diharapkan untuk mengerti dan memahami tentang apa saja yang harus dipatuhi dan dikerjakan, beserta dengan konsekuensinya.
Dengan begitu mereka akan memahami apa akibatnya apabila melanggar aturan tersebut. Anda juga dapat membuat perubahan pada aturan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan anak, karena hal itu akan membuat anak merasa dihargai.

5. Berikan Reward

Dalam menerapkan aturan, reward atau penghargaan tidak kalah penting dengan hukuman. Reward perlu diberikan ketika anak berhasil mematuhi aturan yang ditetapkan, karena hal ini akan membuat mereka semakin termotivasi dan semangat dalam menjalankan aturan. Selain reward, anda juga dapat memberi mereka pujian ketika menjalankan aturan dengan baik.

6. Jadilah Role Model

Orangtua adalah role model bagi anak. Dan sebagai orang yang menetapkan aturan dalam keluarga, anda wajib untuk memberikan contoh kepada anak dengan menjalankan aturan yang anda tetapkan sendiri.
Karena jika anda sendiri tidak mematuhi aturan yang anda buat, bagaimana orang lain dapat mematuhinya. Dengan memberi contoh dan teladan kepada anak, hal ini justru akan memotivasi anak untuk bertindak yang sama.
Sebaiknya segala aturan yang dibuat harus jelas dan dipatuhi oleh seluruh anggota keluarga. Karena ini akan menjadi contoh nyata bagi anak, bahwa orangtuanya juga mematuhi aturan yang telah dibuat bersama. Seringkali aturan yang dibuat tidak berlaku bagi orangtua, dan aturan itu hanya untuk menghukum anak apabila melakukan kesalahan.
Ini adalah salah satu contoh ketidak disiplinan orangtua sebagai pembuat aturan. Dan apabila ada aturan tertentu yang sering dilanggar secara terus menerus, sebaiknya anda segera melakukan penyesuaian untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Semoga bermanfaat.

Karena Anak Jenius Selalu Bertanya

Karena Anak Jenius Selalu Bertanya


Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 30 Juni 2016

Jenius itu adalah anugrah bawaan lahir setiap anak manusia.
Kebodohan itu adalah hasil bentukan sistem manusia dan pola asuh yang keliru.
 
Benarkah?
Konon dalam salah satu komentarnya saat ia ditanya wartawan tentang anak-anak yang jenius, Einstein pernah berkata bahwa anak yang jenius itu bukanlah anak yang mampu menjawab sebanyak-banyaknya soal yang sudah ada jawabanya di buku, melainkan anak-anak yang paling banyak bertanya, apa saja, kapan saja, dan dimana saja, yang isi pertanyaannya seringkali bahkan orang dewasa saja tidak mampu untuk menjawabnya.
Jadi jika anak kita selalu bertanya apa saja dan dimana saja tanpa henti, sampai kita kewalahan dan “mati kutu” karena tidak bisa atau tidak tahu jawabannya, itulah tanda bahwa sesungguhnya ia masih dalam kondisi jenius.
Dan perlu dicatat dan diingat jika anak kita seperti ini jangan dimarahi, karena itulah pertanda ia masih jenius, setidaknya menurut sang jenius dunia Albert Einstein.
Tetapi jika ia sudah menjadi anak yang pasif, tidak lagi tertarik untuk bertanya, lebih banyak diam, dan bengong di depan televisi atau bermain game, karena stress terlalu banyak diminta untuk menjawab soal-soal ujian yang sudah ada jawabannya di buku. Maka saat itulah anak kita mulai meninggalkan sisi jenius yang ada dalam dirinya, yang merupakan anugrah yang telah dibawanya sejak lahir.
Mari sekarang kita perhatikan anak kita masing-masing, apakah ia masih menjadi anak yang terus bertanya kapan saja, dimana saja, dan apa saja, atau malah sebaliknya? Apakah anak kita sudah tidak tertarik lagi untuk bertanya, dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk bengong di depan televisi atau bermain game?
Sayangnya kebanyakan orang di Indonesia menganggap bahwa jenius adalah milik segelintir orang atau anugrah pada anak-anak tertentu. Padahal fakta penelitian dari Prof. Howard Garner menunjukkan bahwa setiap anak berpotensi untuk jadi jenius, tetapi orangtua dan lingkunganlah yang seringkali telah membunuh potensi jenius mereka.
Jika anak-anak, para orangtua, dan guru-guru di Indonesia masih memahami bahwa jenius adalah nilai bagus di semua mata pelajaran, maka ini bisa dipastikan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia tidak akan pernah bisa melahirkan anak-anak jenius seperti Einstein, Mozart, Thomas Edison dan sebagainya.

Semoga bermanfaat.

Cara Cerdas Dalam Memuji Anak

7 Cara Cerdas Dalam Memuji Anak



 Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 30 Juni 2016


“Nanti dia besar kepala”
“Nanti dia tambah malas dan menyepelekan”
“Nanti dia jadi sombong”
“Nanti dia jadi arogan dan sok”


Mungkin kalimat itu adalah respon dari beberapa orangtua yang cukup berhati-hati dalam memberikan pujian kepada anaknya. Memang benar, apabila salah dalam memberikan pujian hasilnya bisa fatal. Pujian datangnya bukan hanya dari orangtua di rumah, tetapi bisa datang dari siapa saja, teman, guru, dan orang lain. Mereka semua bisa saja memberikan pujian yang salah. Apa fatalnya?
Cara yang salah dalam memberikan pujian bisa membuat anak menjadi malas, bahkan menjadi haus pujian. Hal ini bisa juga menjadi motivasi tersembunyi anak untuk melakukan apa saja demi pujian, dan jika tidak mendapatkan pujian seperti yang diharapkan maka bisa bermacam-macam variasi akibatnya, misalnya marah, frustasi, dan kecewa.
Jika pola ini terus terjadi dalam diri anak, maka hidup terasa sangat berat, dan tidak bersahabat bagi dirinya. Pujian akan terasa di hati, dan ini berbeda dengan makanan yang terasa enak di lidah. Karena terasa di hati, maka orang tidak bisa tahu apa kebutuhan hati anak (perasaan seseorang), karena isi hati manusia siapa yang tahu, dan ini tidak terlihat. Jika sudah sangat fatal, yang tampak adalah luapan emosi yang meledak dahsyat, misal menangis, berteriak, mengurung diri, dan sikap agresif lainnya.
Penelitian yang dilakukan Carol Dweck dan timnya selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan hal tersebut, ditulis dalam bukunya yang berjudul Mindset: The New Psychology of Success (2006). Dalam penelitian tersebut, sekelompok siswa kelas 5 di New York diberi 4 rangkaian tugas menyelesaikan puzzle.
Tugas pertama yaitu menyelesaikan sebuah puzzle yang sangat mudah. Setelah menyelesaikan tugas itu, satu kelompok diberi pujian atas kecerdasannya dan kelompok yang lain diberi pujian atas usahanya. Kelompok pertama mendapat pujian “Kamu cerdas sekali” dan kelompok kedua mendapat pujian “Usahamu luar biasa”.
Pada tugas berikutnya, kedua kelompok tersebut diberi 2 pilihan untuk menyelesaikan puzzle yang lebih sulit atau puzzle yang mudah seperti sebelumnya, namun dikatakan pada mereka bahwa mereka bisa belajar banyak dalam menyelesaikan puzzle yang sulit itu.
Dan ternyata 90% dari kelompok anak yang dipuji atas usahanya memilih tugas yang lebih sulit, sementara mayoritas kelompok anak yang dipuji cerdas memilih tugas yang mudah. Kelompok pertama yang diberi pujian “cerdas” lebih memilih untuk tampil sebagai anak cerdas, menghindari resiko tampak memalukan dan bodoh.
Pada tugas ketiga, kedua kelompok tidak diberi pilihan dan diharuskan menyelesaikan puzzle yang lebih sulit. Disana tampak sekali ekspresi ketegangan pada kelompok anak “cerdas”, mereka bingung dan berkeringat. Pada kelompok yang dipuji atas usahanya malah tampak semakin keras pada usaha mereka.
Kini anda tidak perlu melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa ada bahaya dalam memberikan pujian yang salah bukan? Lalu bagaimana yang benar? Pujilah PROSES bukan HASIL, pujilah UPAYA dan USAHA. Jika dia mendapatkan nilai 100 dalam ujian matematika, sebaiknya pujilah dengan “Hebat ya kamu, itu adalah hasil belajar disiplin kamu yah”, bukan “Hebat, nilai 100 itu baru anak mama, pintar kamu”.
Lalu bagaimana agar pujian menumbuhkan disiplin dan karakter yang baik? Berikut ada 7 panduan sederhana yang mudah untuk diterapkan baik di sekolah dan rumah.
Tulus, berikan pujian yang tulus, sesuai sebab dan situasinya. Misalnya “Terima kasih ya sudah menolong membuka pintu” atau “Terima kasih mau membantu angkat buku ini.”
Spesifik, pujian sebaiknya jelas dan detil. Misalnya “Cara kamu memakai baju bagus dan rapi, bajumu tidak terlihat kusut.” atau “Gambarmu bagus, mama suka dengan pilihan warnanya.”
Fokuskan pada keuntungan diri sendiri, arahkan pujian pada keuntungan dia memiliki sikap yang baik. Misalnya “Kamu rajin ya, jadi nanti kalau mau ada ujian kamu sudah siap, atau jika ada tes mendadak kamu sudah siap.”
Tidak memanipulasi, gunakan pujian dengan tepat, bukan untuk keuntungan orang lain. Misalnya “Anak cantik bisa tolong ambilkan handphone papa?”
Puji akan usahanya bukan hasilnya. Misalnya “Kamu tadi belajar pakai baju renang sendiri ya, hebat kamu” atau “Hei nak, tadi ayah melihat kamu membersihkan kotoran yang di ujung meja, hebat kamu mau belajar membersihkan.”

Semoga bermanfaat.

Tuesday 28 June 2016

Ini Langkah Selanjutnya Setelah Lulus SBMPTN 2016,


Ini Langkah Selanjutnya Setelah Lulus SBMPTN 2016



Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 28 Juni 2016

Selamat untuk alumni SMA dan sederajat yang lulus Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016! Dengan keberhasilan tersebut, artinya kamu sudah tercatat sebagai calon mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) pilihanmu.

Setelah dinyatakan berhasil, bukan berarti lantas santai-santai. karena, pasca pengumuman hasil SBMPTN 2016, masih ada tahapan selanjutnya yang harus dilakukan hingga bisa dinyatakan benar-benar resmi masuk ke PTN tersebut. Berikut Tahapannya :

1. Cetak bukti kelulusan

Dibutuhkan atau tidak, usahakan untuk mencetak dan menyimpan bukti kelulusanmu tersebut. Bukti lulus SBMPTN 2016 itu menjadi dokumen yang penting, apalagi saat daftar ulang atau masa orientasi mahasiswa baru nanti.

2. Cek laman kampus

Begitu hasil SBMPTN 2016 diumumkan, segera cek laman PTN yang menerimamu. Lihat jadwal dan proses registrasi mahasiswa baru. Perhatikan apakah ada formulir online yang harus dilengkapi atau tidak. Biasanya, formulir online tersebut bertujuan untuk menentukan kelompok Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diumumkan saat verifikasi nanti.

3. Siapkan dokumen

Lulus SBMPTN 2016 tidak langsung menjadikanmu mahasiswa di PTN penerima. Masih ada proses daftar ulang. Karena itu, mulai siapkan dokumen yang dibutuhkan untuk proses registrasi. Jika ijazah atau SKHUN-mu belum dilegalisasi, segera urus di sekolah masing-masing. Sedangkan beberapa dokumen yang biasanya diminta, yakni Kartu Keluarga (KK), akta kelahiran, pas foto, slip gaji orangtua, rekening listrik, dan lain sebagainya.

4. Verifikasi ke kampus

Usai pengumuman hasil SBMPTN 2016, PTN yang bersangkutan akan meminta calon mahasiswa baru langsung datang ke kampus untuk melakukan daftar ulang. Jangan lupa bawa semua kelengkapan berkas yang dibutuhkan. Pada tahap ini, akan dilakukan juga pemeriksaan kesehatan.

5. Berpenampilan rapi

Saat datang langsung ke kampus untuk daftar ulang, gunakan pakaian yang rapi. Gunakan kemeja berkerah dan sepatu. Selain itu, jagalah ketertiban lantaran di sana akan banyak calon mahasiswa yang lulus SBMPTN 2016 yang melakukan proses serupa.

Demikian tahapannya, semoga bermanfaat..

Pantang Galau Meski Tak Lulus SBMPTN


Pantang Galau Meski Tak Lulus SBMPTN 2016


Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 28 Juni 2016

Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016 sudah diumumkan. Dari 721.326 peserta, hanya sekira 17 persen atau 126.804 yang lulus dan diterima di 78 PTN se-Indonesia.
Bagi yang tidak lolos SBMPTN 2016, jangan berkecil hati. Sebab, masih banyak cara untuk bisa melanjutkan kuliah dan menggapai cita-cita yang diimpikan. Berikut ini beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan.

1. Ikut seleksi jalur mandiri

Beberapa perguruan tinggi negeri (PTN), seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Negeri Semarang (Unnes) memang sudah melakukan ujian mandiri (UM) sebelum hasil SBMPTN 2016 diumumkan. Kendati demikian, masih ada beberapa PTN yang masih membuka pendaftaran UM hingga pertengahan Juli mendatang. Beberapa di antaranya, yakni Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Brawijaya (UB).
Nah, coba cari informasi lainnya melalui laman resmi kampus-kampus negeri. Kesempatan ini bisa menjadi solusi jika kamu masih ingin mengejar kuliah di PTN.

2. Mulai incar kampus swasta

Kuliah di kampus swasta bukan berarti kalah dengan mereka yang diterima di PTN. Saat ini, banyak perguruan tinggi swasta (PTS) yang berkualitas, bahkan unggul di bidang-bidang tertentu. Kuliah di mana pun itu, yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang adalah dirinya sendiri.

3. Kursus

Jangan kecewa berkepanjangan. Jika kamu belum ada rencana lagi, kursus menjadi salah satu cara untuk mengisi waktu luang secara positif. Kursus bahasa asing, misalnya, bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan cara tersebut, kamu sekaligus bisa menambah skill. Pilihan kursus sangat beragam, tinggal disesuaikan dengan bidang yang diminati.

4. Coba lagi tahun depan

Tahun depan kamu memang sudah tak bisa ikut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lagi. Tapi, kesempatan ikut SBMPTN masih sangat terbuka. Jika PTN satu-satunya tujuan studimu, maka review kembali mengapa kamu bisa gagal. Kemudian ambil program intensif untuk persiapan SBMPTN tahun depan. Sambil menunggu kesempatan itu, jagan sampai menganggur. Lakukan hal-hal positif, seperti ikut volunteer, magang, atau kegiatan lainnya.

5. Liburan

Rasa kecewa karena gagal lulus SBMPTN 2016 tentu sulit dihilangkan. Oleh sebab itu, coba tenangkan kembali pikiranmu dengan liburan. Apalagi, saat ini menjelang libur Lebaran sehingga kamu bisa bersenang-senang sejenak dengan keluarga besar. Siapa tahu, mereka bisa memberikan masukan yang positif sehingga kamu bisa merencanakan kembali langkah yang akan diambil setelah tak lolos SBMPTN 2016.

Tetap semangat!

Hasil seleksi SBMPTN 2016


SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI

SBMPTN TAHUN 2016

 



Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 28 Juni 2016

Hasil seleksi SBMPTN 2016 akan diumumkan mulai tanggal 28 Juni 2016 pukul 14.00 WIB, yang dapat diakses pada laman http://pengumuman.sbmptn.ac.id   atau pada laman mirror :
http://sbmptn.unsyiah.ac.id/ http://sbmptn.undip.ac.id
http://sbmptn.unand.ac.id http://sbmptn.ugm.ac.id
http://sbmptn.unsri.ac.id http://sbmptn.its.ac.id
http://sbmptn.ui.ac.id http://sbmptn.unair.ac.id
http://sbmptn.ipb.ac.id http://sbmptn.untan.ac.id
http://sbmptn.itb.ac.id http://sbmptn.unhas.ac.id












Monday 27 June 2016

Cara Mendidik Anak yang Baik Agar Anak Bahagia dan Percaya Diri

HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

 

Agar Anak Bahagia dan Percaya Diri, Ini 7 Cara Mendidik Anak yang Baik

 


Setiap orang tua tentu ingin anaknya bahagia dan tumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, dan percaya diri. Untuk itu, Anda harus bisa mendidiknya sedini mungkin.
Beberapa orang tua berpikir bahwa cukup dengan memasukkan anak ke sekolah, maka tidak perlu lagi mendidiknya di rumah.  Padahal, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter dan kepribadian anak.
Apabila orang tua bisa mendidik anak dengan baik, maka anak akan merasa lebih bahagia dan tumbuh menjadi orang yang percaya diri serta mempunyai kehidupan sosial yang baik.
Berikut tujuh cara mendidik anak yang baik:

1. Ajarkan Anak untuk Mandiri dan Bertanggung Jawab

Anda bisa mengajari anak agar tumbuh menjadi orang yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada Anda. Jangan terlalu posesif terhadap anak. Berikan anak kepercayaan untuk melakukan apa ia mau, namun tetap dalam pengawasan Anda. Ajari juga agar anak memahami seperti apa melakukan sebuah tanggung jawab. Misalnya, anak selalu merapihkan semua mainan setelah ia selesai menggunakannya.

2. Asah Rasa Ingin Tahu Anak Sedini Mungkin

Anak biasanya memiliki tingkat rasa ingin tahu yang tinggi. Ia akan bertanya mengenai benda-benda di sekelilingnya. Selalu usahakan untuk menjawab semua pertanyaan anak dengan bahasa dan penjelasan yang mudah dipahami olehnya. Sebisa mungkin jangan menjawab “tidak tahu”. Libatkan diri Anda ketika anak tertarik untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

3. Tumbuhkan Rasa Simpati dan Empati dalam Diri Anak

 Ajari anak Anda agar tumbuh menjadi orang yang selalu menghargai orang lain dan peduli terhadap orang-orang di sekelilingnya. Tumbuhkan rasa simpati dan empati dalam diri anak. Misalnya, memberi sumbangan untuk anak yatim piatu. Jelaskan pada anak mengapa ia harus berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

4. Selalu Hargai Pendapat Anak

Berikan anak kebebasan untuk berpendapat. Anda sebagai orang tua harus bisa mendengarkan apapun yang anak utarakan. Apabila ada pendapat anak yang menurut Anda kurang tepat, jangan langsung memarahinya, tapi berikan respon dan penjelasan yang positif. Begitu juga sebaliknya. Apabila anak memberikan pendapat yang baik, maka jangan ragu untuk memujinya.

5. Sirami Anak dengan Cinta, Kasih Sayang, dan Perhatian

Anak sangat membutuhkan perhatian dari orang tuanya. Maka, jangan pernah bosan untuk selalu memberikan perhatian, cinta, dan kasih sayang untuk anak Anda. Semua itu akan menjadikan anak nyaman dekat dengan Anda dan menaruh kepercayaan terhadap Anda.

6. Berikan Contoh yang Baik karena Anak Suka Meniru Perilaku Orang Tuanya

Jadilah role model atau panutan yang baik untuk anak Anda. Jaga perilaku dan ucapan Anda ketika sedang berada di dekat anak, karena ia suka meniru apa yang dilakukan dan dikatakan oleh orang tuanya.

7. Ajari Anak Agar Bisa Belajar Menerima Kenyataan

Anak Anda juga perlu tahu bagaimana menerima kenyataan dalam hidup yang tidak sesuai ekspektasinya. Misalnya, anak kalah dalam lomba di sekolah. Anda bisa mengatakan padanya bahwa yang penting ia sudah berusaha dan bisa mendapatkan pengalaman baru. Katakan juga padanya bahwa kalah menang adalah hal yang wajar dalam sebuah perlombaan.

Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Tips Dan Trik Menjadi Siswa Yang Sukses

HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

 

Tips Dan Trik Menjadi Siswa Yang Sukses



Apakah kamu seorang pelajar? Seorang pelajar pasti menginginkan menjadi yang paling sukses disekolahan. Maka dari itu para pelajar berusaha untuk mendapatkan nilai paling tinggi disekolahan, minimal paling tinggi sekelas.

Banyak sekali keuntungan menjadi seorang siswa yang sukses. Contohnya saja mendapatkan kepopuleran disekolahan karena dianggap orang yang paling rajin dan juga mendapatkan segudang prestrasi khusus.

Pasti sudah banyak teman-teman pelajar disekolahan yang mendapatkan prestasi karena mengetahui bagaimana menjadi siswa yang sukses. Berikut ini adalah tips dan trik menjadi siswa sukses.


1. Gunakan Buku Agenda

Buku agenda ini berisikan catatan-catatan semua agenda yang ada dikelas. Seperti catatan setiap tugas yang harus dikerjakan (daftar tugas), waktu pengumpulan tugas, tanggal ujian/ulangan, dan lain-lain. Gunakan buku agenda ini dan pasang pengingat waktu untuk pengerjaan tugas, pengumpulan tugas, dll.

2. Ingat Untuk Meyerahkan Tugas

Kumpulkan tugas tepat waktu agar tidak banyak tugas yang menunpuk. Usahakan tugas dikerjakan dengan lengkap dan benar. Dan yakinlah bahwa tugas yang kamu kumpuklan itu sudah sesuai instruksi guru.

3. Berkomunikasi Dengan Guru

Maksud dalam berkomunikasi dengan guru bukan berkomunikasi dengan media elektronik. Melainkan bertanya pada guru tentang materi pelajaran yang belum jelas dan catatlah jawabannya. Hormati keputusan guru dan jangan meminta perpanjaang waktu.

4. Membuat Zona Belajar

Carilah tempat belajar yang cocok dengan kepribadian dan gaya belajar. Buatlah tempat belajar yang nyaman dan menarik. Tempat yang nyaman untuk belajar.akan membuat suasana hati tenang. Jika suasana hati tenang maka belajarpun menjadi lebih bersemangat

5. Membaca Materi

Bacalah meteri pembelajaran sesering mungkin dan bacalah sebelum pembelajaran dimulai. Cara ini akan memudahkan untuk memahami materi yang akan dibahas dikelas. Gunakan juga cara membaca skimming (membaca cepat).

6. Mencatat Dengan Cepat Disaat Pembelajaran

Jangan malas untuk mencatat materi pelajaran yang guru tulis dipapan tulis. Dan catatlah poin-poin materi yang disampaikan guru. Catatan ini akan melengkapi penjelasan meteri yang belum ada di buku.

7. Perhatikan Tekanan

Dengarkan semua pokok-pokok materi yang diulang dan ditekankan ketika guru meyampaikan pembelajaran. Setelah itu catatlah dibuku tulismu agar kamu tidak lupa akan semua yang telah guru sampaikan.

8. Pelajari Mata Pelajaran 

Pelajarilah masing-masing mata pelajaran yang ada dijadwal pertemuan selanjutnya. Bacalah minimal 1 jam dalam sehari agar saat pertemuan dimulai kamu lebih mengerti semua materi tersebut.

9. Membuat Kelompok Belajar

Carilah teman yang kamu anggap nyaman dan relevan untuk menjadi kelompok belajar,. Diskusikan materi pembelajaran yang belum kamu pahami dan bantulah temanmu juga tentang semua materi yang belum dia mengerti.

10. Rencanakan

Atur dan rencanakan waktu kapan kamu akan belajar. Jika diwaktu malam hari kamu tidak bisa belajar atau mengerjakan tugas maka belajarlah disiang hari. Maka kamu tidak akan mendapatkan tumpukan tugas yang bagitu banyak.

11. Jangan Belajar Mendadak

Jangan sesekali kamu belajar hanya disaat ada ujian saja. Belajarlah setiap hari sehingga kamu tidak akan pernah merasa kelelahan sebelum ujian datang. Awali dengan belajar singat lalu sedikit demi sedikit sampai ujian kamu tiba.

12. Jaga Diri Anda Sendiri

Yang terakhir adalah menjaga kesehatan dan pikiran kamu. Buatlah kebiasaan hidup yang sehat dan mendukung belajar agar nantinya kamu menjadi siswa-siswi yang sukses. Seperti makan yang teratur, tidur yang cukup, istirahat, rileks, olahraga, dan tertawa. Hahahaha

Sekian dulu artikel tantang Tips dan trik menjadi sisawa yang sukses kali ini semoga bermanfaat bagi banyak orang. Terima Kasih.

Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Mensos: PKH buka kesempatan peroleh pendidikan layak


HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

 

Mensos: PKH buka kesempatan peroleh pendidikan layak

"Saya mewakili pemerintah berpesan kepada anak-anak yang hidup dari kalangan keluarga kurang mampu, jangan minder apalagi putus asa dengan kesempatan memperoleh pendidikan yang layak dan sukses dalam hidup,"
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Program Keluarga Harapan (PKH) membuka peluang dan kesempatan bagi anak dari keluarga miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak.

"Saya mewakili pemerintah berpesan kepada anak-anak yang hidup dari kalangan keluarga kurang mampu, jangan minder apalagi putus asa dengan kesempatan memperoleh pendidikan yang layak dan sukses dalam hidup," kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Khofifah mengatakan hal tersebut saat menyerahkan bantuan PKH dan sosial hibah dalam negeri di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Minggu.

Dia mengatakan hidup dalam keluarga dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan tidak boleh menjadi alasan bagi seseorang untuk malas belajar dan putus harapan.

Sebab, pemerintah melalui PKH bertekad membantu para generasi muda dari keluarga tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan yang layak dan berkualitas seperti mereka yang berkecukupan dari sisi ekonomi.

Lewat berbagai program pendidikan dan pengentasan kemiskinan yang ada sekarang tidak ada kata tidak mungkin untuk menggapai kesuksesan.

Ia mengatakan selama program ini berjalan terbukti telah mampu mengangkat derajat pendidikan mereka yang tidak mampu hingga menjadi orang yang disegani dari sisi keilmuan dan pendidikan.

Bahkan, banyak dari mereka yang memperoleh kesempatan kuliah ke luar negeri dan berhasil mengukir prestasi di sana.

Dalam kesempatan itu, Menteri menyempatkan diri melakukan teleconference dengan salah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Tiongkok.

Mahasiswa tersebut menjadi salah satu contoh anak tidak mampu yang mendapat bantuan PKH dan menjadi mahasiswa berprestasi di luar negeri.

Pada tahap ke dua, Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan dana PKH dan beras sejahtera (rastra) untuk Kota Surabaya senilai Rp166 miliar.

Mensos menjelaskan, di Jawa Timur masyarakat yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) sekarang ini hampir 600 ribu penerima.

Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Kedekatan Antara Anak dan orangtua itu Penting

HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF
 

Kedekatan Antara Anak dan orangtua itu Penting, Lakukan 7 Hal ini Agar anak dekat dengan Orangtua


Banyak orangtua bekerja yang disibukkan dan dibuat stres dengan tuntutan pekerjaan dan karier. Belum lagi kekhawatiran orangtua mengenai kondisi keuangan yang memberikan tekanan tersendiri bagi keluarga.
Bagaimanapun kondisinya, adalah tugas orangtua untuk tetap membangun kedekatan dengan anak-anaknya. Menciptakan hubungan emosi positif yang bermanfaat dan berdampak besar bagi anak.

Ini Manfaat Kedekatan anak dengan orangtua

Kedekatan anak dengan orangtua adalah fondasi penting bagi tumbuh kembang anak. Kelekatan, kehangatan dan rasa cinta kasih ibu dapat mencegah perilaku kenakalan dan depresi saat anak tumbuh dewasa.
Kedekatan yang dijalin oleh orangtua kepada anak sejak dini juga, akan berguna dalam pembentukan karakter anak-anak Anda. Kedekatan orangtua dan anak akan memengaruhi kecerdasan si anak. Seiring dengan pertumbuhan anak, ikatan emosional ini dapat berkembang melalui beberapa hal yang dapat kita lakukan sehari-hari.

Orangtua perlu melakukan beberapa cara agar bisa membangun kedekatan dengan sang anak

Oleh karena itu, para orangtua perlu melakukan beberapa cara agar bisa membangun kedekatan dengan sang anak.

1. Ketika bersama Anak, Jangan hanya hadir secara fisik, namun hati dan pikirannya juga

Yang paling penting adalah menghadirkan kedekatan dari hati. Banyak orangtua yang secara fisik hadir di sekitar anak, namun hatinya entah ada di mana. Meski ia menemani bermain, menyuapi, memandikan, namun anak tidak akan merasakan kedekatan kalau hal tersebut tidak dilakukan dengan hati.
di Era digital saat ini, banyak orangtua terlalu focus pada gadgetnya ketika bersama anak. Para ahli dan psikolog mengungkapkan bahwa anak yang diasuh oleh orang tua yang sering kali sibuk dengan dunia mereka sendiri, khususnya dunia gadget atau smartphone akan membuat anak mudah kehilangan fokus. Orang tua yang sering kali bermain smartphone saat bermain bersama anak, hal ini akan membuat anak kurang konsentrasi, kurang percaya diri dan kurang perhatian.

2. Belaian dan pelukan memberikan kedekatan

Belaian dan pelukan yang diberikan oleh orang tua kita tidak pernah kedaluarsa pengaruhnya sampai berapa pun umur kita. Anak yang tumbuh dengan banyak belaian dan pelukan akan mejadi anak yang lebih peka dan penuh kasih sayang terhadap sesama.
Menurut Psikolog dan penulis buku The Miracle of Huge, Melly Puspita Sari bahwa memberikan pelukan pada anak minimal 8 kali sehari untuk memberikan energi sehingga anak bisa beraktivitas dan mengoptimalkan potensinya.
Selain itu, Penelitian klinis dan psikologis menujukan bahwa pelukan antara orang tua dan anak dapat meningkatkan kecerdasan otak anak, merangsang produksi hormom dan oksitosin yang memberikan perasaan tenang dan bahagia serta membantu mengeluarkan zat berbaya dari otak. Dalam bukunya ‘The Hug Therapy’, psikolog Kathleen Keating menyebutkan bahwa pelukan juga dapat meningkatkan kecerdasan otak dan IQ anak.

3. Komitmen luangkan waktu karena momen berkualitas bersama anak tercipta dari aktivitas sederhana namun sering

Memang Waktu berkualitas (quality time) lebih efektif untuk membangun kedekatan dengan anak. Akan tetapi tetap saja harus ada waktu yang dialokasikan khusus.
“Anak-anak membutuhkan keduanya, kuantitas dan kualitas waktu,” kata Janie Lacy, konsultan kesehatan mental bersertifikat dari Orlando.
Ya wajar, bagaimana mungkin berbicara tentang quality time kalau tidak setiap hari orangtua punya waktu untuk menemani batitanya? Jadi alokasikan waktu secara konsisten setiap hari, gunakan kesempatan tersebut dengan sungguh-sungguh untuk membangun kedekatan dengan anak.
Kebersamaan yang lebih sering dengan anak, menjadi momen untuk membangun kepercayaan, saling memelajari bahasa cinta masing-masing antara orangtua-anak, selain juga memahami sepenuhnya karakter anak.
Momen berkualitas bersama anak tercipta dari aktivitas sederhana namun sering. Mulai saja dengan selalu berbicara dengan anak mengenai aktivitasnya seharian. Lakukan percakapan sesering mungkin. Membacakan cerita atau buku, kepada anak-anak juga bisa menjadi pilihan.

4. Pujian adalah motivator eksternal, Namun berikan pujian yang proporsional

Pujian adalah motivator eksternal. Memberikan pujian bisa membangun kedekatan dengan anak karena anak merasa diapresiasi orangtuanya. Selain itu pujian sangat dibutuhkan pada masa perkembangannya, tapi orangtua harus memberikannya secara proporsional.
Pujilah perilaku anak, bukan si anak. Pujilah secara spesifik, “Hari ini kamu bangun tidur tidak nangis. Bagus itu.” Pujian ini membuat anak akan mengulangi perilakunya. Besok kalau bangun tidur tidak usah menangis, apalagi berteriak-teriak memanggil bunda. Pujian ini mengirim pesan pada anak, ia diperhatikan.
Jangan berlebihan, pujian yang pas akan menjadi pendorong bagi anak untuk mengulangi lagi melakukan sesuatu yang dianggap positif.

5. Memberikan kesempatan kepada anak, jangan terlalu mengobtrolnya

Kedekatan tidak sama dengan memanjakan anak. Contohnya, di usia batita anak sedang belajar berjalan, meski bolak-balik jatuh, bahkan mungkin terbentur sesuatu, orangtua tetap harus memberikan kesempatan kepada batita mencobanya.
Jangan karena alasan sayang dan takut jatuh maka batita tidak didorong untuk mencobanya dan orangtua selalu mengekang anak, ini yang disebut kemanjaan berlebihan, dan jelas tidak baik.
Penelitian Dr Stafford yang dipublish dalam The Journal of Positive Psychology dan dikutip dari Mirror menemukan bahwa orangtua terlalu mengekang anak membuatnya tak bisa memiliki kontrol terhadap keadaan psikologisnya. Anak tidak bisa mengambil keputusan karena selalu dilarang orang tua dan tidak memiliki privasi akibat orang tua yang selalu ingin ikut campur.

6. Belajar melakukan aktivitas harian

Membangun kedekatan dengan anak tidak berarti membuat si anak hanya berdiam diri dilayani semua kebutuhannya. Anak tetap harus diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas harian, seperti belajar makan sendiri, mandi sendiri, toilet learning dan seterusnya. Meski berusaha dekat, jangan menjadikannya sebagai raja kecil di rumah.
Luangkanlah waktu untuk bermain besama anak-anak Anda. Bermain dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Bermain bersama anak-anak juga dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga selain itu Anda juga dapat terus melindungi anak-anak Anda dari permainan-permainan yang buruk dan mencelakakan.
Bermain bersama juga adalah kesempatan Anda untuk bersenang-senang dan melepaskan kelelahan Anda dari kegiatan sehari-hari. Ketika Anda merasa senang, maka anak Anda pun akan dapat merasakan hal serupa.

7. Ada kesempatan merasakan perpisahan

Tidak perlu membawa anak ke mana pun pergi. Justru kalau sesekali berpisah, anak bisa merasakan kedekatan dengan orangtuanya. Anak akan merasa kangen dan membutuhkan orangtuanya.
Jika ibu adalah full time mom, dimana ibu bisa selalu bersama anaknya, sesekali perlu juga meninggalkannya untuk berbelanja, ke acara keluarga, bahkan melakukan me time.
Latihan Berpisah biasakan untuk mengucapkan “selamat tinggal” pada orang-orang yang meninggalkan kita agar anak melihat bahwa kita juga ditinggalkan oleh orang lain tetapi kita tidak merasa sedih. Ijinkan anak untuk pergi bersama tante, kakek dan nenek, om tanpa orangtuanya.

Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Friday 24 June 2016

Penyebab dan Cara menghadapi anak yang suka memberontak


HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Anak Suka Memberontak? Pahami 6 Penyebabnya dan 9 Cara Menghadapi Anak yang Suka Memberontak

Anak Suka Memberontak? Dalam menghadapi anak yang suka memberontak, orangtua cenderung marah, kesal, dan membujuk agar anak-anak mau berubah. Akan tetapi, hal itu tidak akan berhasil.
Marah terhadap anak pemberontak sama seperti menuang bensin ke api. Semakin Anda marah, semakin anak melakukan tindakan yang mengesalkan.
Sebelum marah, ketahui penyebab mengapa seorang anak tiba-tiba menjadi pemberontak dan berani melawan orang tuanya.

1. Sikap otoriter dari orangtua mempengaruhi kepribadian anak menjadi pemarah

Orang tua yang otoriter sangat mempengaruhi kepribadian sang anak, karena tekanan demi tekanan yang dirasakan, lama kelamaan akan membuat anak harus berani mengambil sikap, apakah akan tetap mematuhi orang tuanya atau harus menuruti kata hatinya.
Berusahalah untuk tidak menjadi orang tua yang demikian, Anda boleh mengajarkan disiplin serta ketegasan kepada anak Anda, tetapi tetaplah fleksibel dalam proses penerapannya.

2. Menyuruh anak di saat yang tidak tepat

Ketika Anda ingin menyuruh anak Anda untuk melakukan sesuatu, sedangkan dia sedang asyik dengan kegiatannya, biasanya anak akan enggan untuk mematuhi perintah dari orang tuanya karena merasa terganggu. Bila sudah demikian hindari untuk memaksanya, selama Anda tetap bisa melakukannya seorang diri, maka kerjakan.
Namun, bila hal tersebut sangat mendesak dan Anda betul-betul membutuhkan bantuan darinya, maka usahakanlah untuk menyampaikannya dengan cara yang baik, beri dia pemahaman bahwa bantuan dari dia sangat Anda perlukan. Dengan demikian, mereka akan merasa dibutuhkan meskipun merasa terganggu anak Anda akan sadar karena itu adalah bagian dari tanggung jawabnya.

3. Orang tua tidak bisa memenuhi keinginan si anak

Bila orang tua tidak bisa memenuhi keinginan anaknya, sebagai bentuk protes biasanya mereka akan menunjukkan sisi keras kepalanya dengan harapan keinginannya dapat dipenuhi atau sekadar ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

4. Anak dibiarkan tumbuh hingga mengalami krisis keteladanan

Biasanya terjadi ketika orang tua terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, bisa dikarenakan masalah pekerjaan atau karena benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan keluarganya. Ketahuilah bahwa anak-anak sangat mendambakan didikan serta teladan dari orang tuanya. Namun, bila di dalam keluarganya peran orang tua sudah tidak lagi berfungsi, maka jangan heran bila mereka berani melawan Anda.

5. Pengaruh lingkungan sekitar dan pertemanan

Lingkungan di mana keluarga Anda tinggal juga sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak Anda. Kawan-kawan bermainnya juga turut andil dalam proses pembentukan jati diri mereka. Oleh karena itu, bila lingkungan tempat tinggal Anda buruk, maka jangan heran bila tiba-tiba anak Anda bisa mengucapkan sumpah serapah.

6. Mencontoh perilaku orang tuanya

Anak adalah seorang peniru sejati, mereka akan meniru apa saja yang dilihat dan didengarnya. Sebagai orang tua, bila Anda mendapati anak Anda berani melawan, maka introspeksilah diri, tanyalah pada diri Anda apakah selama ini Anda telah menunjukkan teladan yang baik kepada mereka atau justru sebaliknya.
Bila Anda mengharapkan memiliki anak-anak yang patuh, maka berikanlah mereka teladan, hentikan segera pertengkaran-pertengkaran dengan pasangan Anda dan jangan pernah mengulanginya lagi. Bentuklah sikap yang positif pada anak Anda sejak mereka masih kecil, sehingga ketika nanti beranjak dewasa mereka akan segan untuk memberontak ataupun melawan Anda.
Berikut ini adalah beberapa cara dalam menghadapi anak yang suka memberontak seperti yang ditulis di dalam buku Cara Membesarkan Anak yang Suka Melawan Tanpa Harus Hilang Kesabaran.

1. Pusatkan pada hal positif

Anak pemberontak biasanya hanya mendapatkan kritikan. Jika perilaku baik anak mendapat tanggapan positif maka mereka akan terdorong untuk mengulanginya.

2. Lewatkan quality time bersama anak

Saat-saat yang netral dan tanpa konflik akan membuat anak melihat Anda tidak hanya sebagai penegak disiplin. Ini akan memperkuat hubungan Anda dengan anak.

3. Sediakan waktu untuk mendengarkan

Anak ingin mengungkapkan apa yang ada dalam pikirkannya ketika mereka merasa aman untuk melakukannya. Sediakanlah diri Anda untuk mendengarkan mereka.

4. Seorang anak bukanlah diri Anda

Anak-anak yang Anda lahirkan ke dalam dunia ini terlahir sebagai individu, oleh karena itu pahamilah bahwa memaksakan kehendak Anda kepada anak Anda tidak akan pernah mendatangkan kebaikan. Pahamilah karakter anak Anda dan carilah tahu ketertarikannya akan sesuatu, kemudian bimbinglah mereka untuk meraihnya.

5. Jadilah teladan

Seorang anak ibarat spon yang sangat mudah menyerap air. Hal-hal yang baik dan buruk dalam masa pertumbuhan mereka akan mereka serap dan hal itu membentuk karakter dan perilaku mereka nantinya. Bersikaplah lembut, jadilah sabar terutama kepada pasangan Anda, jadilah penuh cinta kasih dan panjang sabar, ramahlah terhadap semua orang, murah hati dan rendah hatilah. Ketika anak-anak Anda melihat teladan Anda yang baik mereka akan tergoda untuk melakukan hal yang serupa.

6. Konsisten

Menjadi orang tua harus tegas dan konsisten. Dalam hal membuat peraturan di dalam rumah tangga peran orang tua sangat dominan, namun bukan berarti saran dan masukan dari anak-anak dikesampingkan, libatkan anak-anak Anda dalam membuat peraturan dan ketika sebuah peraturan di dalam rumah tangga telah disepakati bersama, maka mintalah mereka semua untuk konsisten melaksanakannya, terutama Anda sebagai orang tua.
Jika Anda seorang perokok dan melarang anak-anak Anda untuk merokok, sebaiknya Anda mempertimbangkan untuk segera berhenti merokok. Seorang anak melihat Anda sebagai sosok yang perlu dihormati, ditiru dan diteladani. jika Anda tidak bisa memberikan teladan yang konsisten, maka Anda patut untuk khawatir anak Anda akan memiliki alasan yang kuat untuk tidak mematuhi Anda.

7. Beri teguran dengan halus

Kehidupan ini adalah masa di mana kita semua sedang belajar. Anak-anak Anda masih baru di dunia ini dan belum berpengalaman dan seringkali melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Ketika anak-anak Anda melakukan kesalahan, tugas orang tualah untuk menegur dan mengingatkan mereka, teguran-teguran Anda sebaiknya tidak diucapkan dengan kemarahan, lakukanlah dengan kelemahlembutan dan tutur kata yang baik. Sumpah serapah dan makian hanya akan membuat perasaan anak-anak Anda terluka, itu hanya akan membangkitkan amarah dan dendam dalam diri anak-anak Anda.

8. Beri pujian

Manusia mana yang tidak suka bila dipuji, oleh karena itu pujilah anak-anak Anda dengan wajar ketika mereka berhasil melakukan sesuatu, dengan memberikan pujian tidak hanya akan membangkitkan rasa percaya diri anak-anak Anda tapi juga akan membuat anak-anak Anda menghargai orang-orang di sekitarnya.
Jangan malu untuk meminta maaf
Ada kalanya orang tua juga melakukan kesalahan, ketika Anda melakukan kesalahan dan diketahui oleh anak-anak Anda jangan malu untuk meminta maaf kepada mereka. Dengan cara ini Anda menunjukkan kepada mereka arti sebuah kebesaran hati, anak-anak Anda akan semakin menghormati Anda.

9. Ciptakan hubungan yang dekat dengan anak-anak Anda

Seharusnya antara orang tua dan anak tidak ada jurang pemisah, kedekatan antara orang tua dan anak sebaiknya menjadi prioritas utama. Jika hubungan antara orang tua dan anak terjalin harmonis maka komunikasi dua arah akan terjalin dengan baik.

Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com  

Sekolah Agen Tumbuhkan Budaya Damai Siswa

HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA ) 
TERAKREDITASI - BAN PNF

Sekolah Agen Tumbuhkan Budaya Damai Siswa


Sebagai negara majemuk dan heterogen, membangun perdamaian di seluruh penjuru Tanah Air bukan hal mudah. Bahkan, perbedaaan antarindividu kerap memicu timbulnya konflik. Dalam hal ini, pendidikan di sekolah turut berperan mengedukasi siswa untuk dapat hidup harmonis di tengah perbedaan yang ada.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hilmar Farid mengungkapkan, penduduk Indonesia sudah bercampur dari waktu ke waktu sehingga terjadi kemajemukan. Karena itu, dibutuhkan identitas yang kuat untuk menghadapi tantangan di masa sekarang.
"Sulit mengatakan kita ini masih menympan keaslian dalam budaya kita. Karena kenyataannya kita majemuk. Oleh karena itu bagaimana membungkus identitas itu begitu kuat," ujarnya dalam diskusi ahli dan tukar pendapat ACDP di Kemdikbud, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Terkait hal tersebut, di dalam pendidikan modern, misi pendidikan selalu membekali siswa tidak hanya pengetahuan keterampilan, namun juga nilai-nilai, sikap, dan perilaku. Sedangkan nilai budaya damai sendiri dilandasi prinsip kebebasan, keadilan, demokrasi, toleransi, dan solidaritas.
"Pendidikan bukan mendidik anak pintar, namun juga menumbuhkan karakter. Pada dasarnya karakter keberagaman sudah ada di masing-masing anak tinggal ditumbuhkan," tutur Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, Totok Suprayitno.
Di sekolah, imbuh Totok, peran guru menjadi kunci. Sebab, guru tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan semata. Gerak-gerik dan perilaku mereka juga akan menjadi teladan bagi para siswa.
"Para guru turut menumbuhkan nilai-nilai luhur budi pekerti. Bisa juga dengan mulai terbuka mendiskusikan hal-hal yang selama ini dianggap tabu. Tetapi tentu kasusnya disesuaikan dengan usia siswa. Caranya anak dimintai pendapat, dan tidak ada jawaban yang salah dari mereka. Yang penting, anak mampu mengungkapkan pemikiran mereka disertai dengan alasan," tukasnya.

Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 

TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store