Tuesday 28 November 2017

Tipe Pola Asuh dan Pengaruh Tehadap Karakter Anak



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Tipe Pola Asuh dan Pengaruh Tehadap Karakter Anak


Foto : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 29 November 2017

Setiap orang tua pasti memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Karena gaya pola asuh yang berbeda maka hasil dari pengasuhan juga akan tidak sama antara anak yang satu dengan anak yang lain. Setidaknya ada 3 macam gaya atau pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif dan yang terakhir yaitu pola asuh otoritatif. Secara mudahnya pola asuh bisa didefinisikan dengan pola interaksi antara orang tua dengan anak.

Cara pengasuhan anak ini meliputi bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berhubungan dengan anak. Akan tetapi kebanyakan para orang tua tidak memahami tentang dirinya bagaimana pola asuh yang ia terapkan dalam keluarganya, apakah termasuk pola asuh otoriter, permisif dan otoritatif yang ia gunakan. Ini sangat penting untuk diperhatikan agar keinginan untuk menjadikan anak sebagai investasi yang terbaik bisa dimaksimalkan dengan memberikan pola asuh yang benar.

Beberapa tipe pola asuh orang tua kepada anak:
1. Pola asuh otoriter

Sesuai dengan namanya otoriter, pola asuh otoriter biasanya menerapkan suatu aturan dalam keluarga yang dibuat secara sepihak tanpa kompromi termasuk kepada anak. Aturan yang dibuat biasanya lebih ketat dan cenderung sepihak. Orang tua cenderung memiliki banyak tuntutan kepada anak dan anakpun harus patuh kepada orang tua. Hal yang menjadikan orang tua harus bersikap otoriter adalah anggapan orang tua yang harus bertanggung jawab penuh terhadap perilaku anak. Selain itu orang tua juga menganggap bahwa dengan memaksakan nilai, perilaku akan mampu mengubah anak. Kelemahan orang tua yang otoriter yaitu akan mematikan potensi yang dimiliki anak.

Beberapa dampak negatif orang tua otoriter
a.Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua
b.Anak yang dibesarkan dalam keluarga otoriter cenderung merasa tertekan, dan penurut
c.Anak cenderung tidak mampu mengendalikan diri
d.Anak akan kurang dapat berpikir, kurang percaya diri, kurang kreatif
e.Anak tidak bisa mandiri
f.Anak kurang dewasa dalam perkembangan moral
g.Rasa ingin tahu anak menjadi rendah.
h.Anak akan lebih mengalami depresi karena adanya tekanan dari orang tua

2. Pola asuh Permisif
Pola asuh permisif yaitu pola asuh dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau pusing memikirkan kehidupan anak. Sehingga orang tua yang permisif akan memberikan kebebasan penuh kepada anak tanpa memberikan pengontrolan secara baik. Beberapa ciri orang tua permisif antara lain orang tua bersikap damai dan selalu menyerah pada anak, untuk menghindari konfrontasi. Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Beberapa dampak buruk orang tua yang permisif
a.Anak akan memiliki harga diri yang rendah
b.Anak cenderung tidak memiliki kontrol yang baik
c.Kemampuan sosial anak cenderung buruk
d.Anak akan merasa bukan bagian penting di dalam keluarga

Dampak-dampak negatif di atas bisa saja akan berkelanjutan hingga anak dewasa. Bisa saja pola asuh yang permisif ini akan ditularkan lagi kepada anak sehingga permasalahan tidak akan bisa diselesaikan dan terus berkelanjutan hingga anak cucu.

3. Pola asuh otoritatif
Orang tua otoritatif yaitu orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak namun orang tua tetap memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak. Orang tua otoritatif akan lebih memberikan pengertian dan arahan terhadap apa yang dilakukan anak.

Beberapa ciri orang tua otoritatif
a.Orang tua bersikap objektif, perhatian dan memiliki kontrol yang baik kepada anak.
b.Orang tua lebih sering berdialog dengan anak termasuk dalam membuat kesepakatan keluarga.
c.Orang tua akan menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan lebih terbuka.
d.Orangtua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinya
e.Orang tua akan lebih bersikap hangat dan penuh perhatian kepada anak.

Beberapa dampak orang tua otoritatif kepada anak
a.Anak akan lebih bahagia
b.Memiliki kepercayaan diri yang baik
c.Anak akan memiliki keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi dengan baik
d.Anak tidak mudah rendah diri
e.Anak akan memiliki jiwa besar
f.Anak akan lebih mandiri dan kreatif

Orang tua otoritatif akan mampu melahirkan generasi yang tangguh dan kuat. Potensi anak akan bisa berkembang dengan baik dikarenakan pemberian pengarahan yang baik dari orang tua.

Dalam mendidik anak dan mengasuh anak, hendaknya para orang tua harus bersikap lebih arif dan bijaksana. Orang tua sebaiknya bisa mengkombinasikan ketiga pola asuh tersebut dengan baik. Kapan orang tua harus tegas dan kapan orang tua harus berlemah lembut kepada anak. Sebaiknya orang tua tidak terlalu ekstrim pada salah satu pola asuh tersebut.

Sumber: Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena


Monday 27 November 2017

Pentingnya Mendidik Anak Berimajinasi Secara Positif



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Pentingnya Mendidik Anak Berimajinasi Secara Positif



Foto : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 27 November 2017

Alangkah senangnya bila orang tua atau pendidik menanyakan pada seorang anak, kalau bila tiba saatnya kamu dewasa nanti apa cita-cita mu? Spontan ada yang menjawab, saya ingin jadi pilot pesawat terbang, adapula yang menjawab ingin jadi polisi, mau jadi dokter dll.

Apa sih yang ada dibenak anak-anak yang memiliki sejuta impian dan cita-cita? Yang pasti adalah sebuah gambaran, bayangan yang telah tergambarkan oleh mereka saat mereka terpenuhi tujuan hidup atau cita-cita mereka. Dari mana mereka mendapatkan gambaran itu semua? Bahkan tak sedikit dari mereka menjawab sambil memperagakan, seperti apa mereka nanti bila cita-cita mereka itu tercapai..

Kejadian diatas adalah sebuah gambaran maya yang ada di pikiran mereka secara sadar, yang diolah oleh pikiran bawah sadar mereka seolah menjadi kenyataan. Gambaran tadi tak lain adalah sebuah imajinasi. Dari kata Image yaitu gambaran menjadi kata Imagine. Imajinasi dalam bahasa Indonesia adalah sebuah kekuatan daya pikir yang diciptakan secara mendasar sebagai kekuatan pikiran berdasarkan pengalaman atau kenyataan. Hal-hal pengalaman atau kenyataan inilah yang mereka ciptakan dalam pikiran mereka menjadi sebuah imajinasi, seolah-olah nanti kejadian yang mereka bayangkan terjadi pada diri mereka dan hebatnya, terjadilah apa yang mereka bayangkan.

Hal pengalaman ini mereka mendapatkan dari sebuah pengalaman mereka, seperti saat kecil mungkin sering diajak atau ikut melihat bagaimana salah satu orang tua mereka bekerja, melihat profesi orang-orang atau pekerja sukses secara langsung atau bisa jadi dari mereka membaca atau menonton sebuah autobiografi yang menjadikan inspirasi pada diri anak-anak sehingga berkembanglah gambaran tadi pada pikiran mereka.

Tak jarang kejadian-kejadian pikiran seorang anak sangat kuat dalam meraih sebuah impian menjadi kenyataan, seorang anak menjadi juara kelas, seorang anak menjadi pemimpin upacara, seorang anak dipilih untuk mewakili sekolahnya untuk pertukaran pelajar dan lain-lain. Disekolah anak kita pada kesehariannya mereka ikut dalam sebuah kurikulum study touratau semacam field trip yang tak lain mereka diajak kesebuah pengalaman yang secara nyata untuk mereka bayangkan, lihat, dan rasakan seolah-olah mereka ikut mengalaminya.

Kekuatan imajinasi yang kita didik dan terarah pada anak-anak kita sangatlah menginsiprasikan mereka untuk tumbuh menjadi manusia yang kuat, mandiri dan belajar meraih sebuah impian dengan ketekunan dalam menempuh jalan hidupnya. Dengan memperlihatkan pada mereka sebuah kehidupan masa depan yang akan dicapainya akan menambah warna dalam kehidupan mereka dalam proses pembelajaran dalam pendidikan sekolah maupun dirumah.

Ajaklah sesekali anak-anak untuk meraih sebuah impian imajinasi mereka kesebuah pengalaman-pengalaman baru mereka. Seperti outbond, field trip atau ajaklah anak-anak secara sederhana dengan cara mendongeng atau menceritakan kisah-kisah inspirasi sebuah perjalanan menuju sebuah cita-cita sebelum memasuki waktu tidur malam mereka. Proses pembelajaran seperti inilah memicu keinginan seorang anak ingin lebih tahu lagi tentang imajinasinya dan tercapailah cita-cita mereka.

Sumber : Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena

Thursday 23 November 2017

Tips Menghentikan Kebiasaan Buruk Anak



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF
Tips Menghentikan Kebiasaan Buruk Anak

Foto : Kesekolah.com

Homeschooling Pena Surabaya, 24 November 2017

Setiap orang tentu memiliki kebiasaan buruk yang susah untuk dihilangkan, begitu juga dengan anak-anak. Itulah sebabnya, Anda sebagai orangtua harus jeli untuk mengatasinya. Seperti orang dewasa, anak-anak pun bisa memiliki beberapa kebiasaan buruk. Tidak mudah memang untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini, akan lebih mudah apabila sudah dihentikan pada saat masih anak-anak sebelum kebiasaan ini terbawa hingga dewasa. Menghentikan kebiasaan buruk anak harus dimulai dari menjelaskan pada anak bahwa kebiasaan yang anak lakukan tersebut tidak baik. Dalam hal ini penyampaian orang tua sebaiknya dilakukan secara tepat karena anak-anak tidak akan mengubah kebiasaannya bila mereka tidak mendapat penjelasan yang benar.

Berikut Tips untuk menghentikan kebiasaan buruk anak:
1. Tunjukkan Sikap yang Benar
Kebanyakan orang tua hanya langsung memarahi anak dan menghakimi mereka, cara ini justru akan membuat anak semakin berontak dan tidak akan mendengarkan apa yang anda katakan. Orang tua harus mencoba dan bereaksi dengan cara yang lembut dan jelas dengan menunjukkan kebiasaan yang tidak disukai pada anak. Ajarkan kebiasaan yang baik pada anak sejak dini.

2. Membuat Anak Berpikir
Berikan alasannya mengapa kebiasaan tersebut anda anggap buruk. Cara lain agar penjelasan bisa lebih diterima oleh si anak adalah dengan membuat anak berpikir dan membuat pengandaian pada orang lain, jadi jangan terkesan memojokkannya. Anda dapat menggunakan nama-nama fiktif dan membuat pengandaian tindakannya seperti kebiasaan yang tidak anda sukai. Anda juga bisa menceritakan sebuah cerita yang menampilkan bagaimana kebiasaan buruk dapat mengakibatkan hasil yang buruk. Ini akan membuat anak-anak berpikir tentang bagaimana kebiasaan buruk dapat mempengaruhi mereka dan orang-orang disekitar mereka.

3. Beri Alasan yang Masuk akal (Rasional)
Tidak cukup hanya memberitahu anak, anda harus memberi mereka beberapa alasan yang rasional mengapa kebiasaan tertentu itu tidak baik. Anak-anak memiliki pikiran yang ingin tahu dan setiap kali anda meminta mereka untuk tidak melakukan sesuatu, mereka akan ingin tahu. Jadi pastikan anda menjelaskan kepada anak mengapa kebiasaan tertentu buruk. Dengan cara ini anak akan tidak hanya berpura-pura mengubah kebiasaannya tersebut tetapi mereka akan benar-benar merubahnya.

4. Gunakan Insentif sebagai Motivasi
Beberapa kebiasaan buruk tidak semudah itu untuk langsung diubah. Dalam hal ini anda mungkin harus memberikan anak beberapa insentif untuk memotivasi anak untuk berubah menjadi lebih baik. Pastikan bahwa anda memberikan insentif atau hadiah yang tepat untuk anak, insentif yang bisa membangun dan mengubah kebiasaan si anak. Jangan memberikan uang sebagai insentif tapi pikirkan hadiah yang nantinya bisa mendidik anak.

5. Beri Dukungan Positif
Berikan dukungan positif ketika anda mencoba untuk menghentikan kebiasaan buruk yang dimiliki anak. Sangat penting untuk menghargai ketika mereka mengubah diri mereka menjadi lebih baik. Pasti perlu tekad untuk melakukannya dan ketika anda memberikan dukungan sepenuhnya, ia juga akan lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

6. Beri Contoh
Jika anda ingin agar anak tidak melakukan kebiasaan buruk atau tidak berbohong, maka anda pun harus jujur pada apapun yang ditanyakan. Anda harus menetapkan contoh untuk anak-anak sehingga mereka dapat mengikuti. Jika anak melihat tindakan orang tua nya tidak sesuai dengan apa yang dikatakan, maka anak juga pasti akan mencontoh tindakan yang sama.

Yang pasti cara yang paling sederhana untuk membuat anak mengurangi kebiasaan buruknya adalah dengan tidak memberikan perhatian dalam bentuk apapun saat anak melakukan kebiasaan buruk tersebut. Karena seorang anak melakukan suatu hal itu sebenarnya karena ia ingin diperhatikan.

Sumber : Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena

Anak Kecanduan Game? Atasi dengan Cara Ini.



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF
Anak Kecanduan Game? Atasi dengan Cara Ini.

Foto : Kesekolah.com

Homeschooling Pena Surabaya, 23 November 2017

Teknologi semakin maju membuat maraknya game yang mudah diakses oleh siapapun baik orang dewasa, bahkan anak-anak sekalipun. Dengan semakin mudahnya akses internet bagi kita semua, sebagian orang tua mungkin dipusingkan dengan permasalahan anak yang mulai kecanduan terhadap game. Banyak orangtua mengeluh dan sudah tidak berkutik jika anaknya sudah nyandu yang satu ini. Disatu sisi orangtua juga ada enaknya, pada saat anak mereka main game mereka memilki waktu untuk diri sendiri dan seakan bisa bebas dari tugas dan rutinitas terhadap konsekuensi mengurus tugas anak. Tetapi tahukah bahwa ternyata ada banyak alam yang berbahaya di alam game dan itu nikmat bagi anak.

Baiklah kita pahami apa yang terjadi di alam dunia game, di alam ini anda yang bukan siapa-siapa bisa menjadi siapa-siapa. Maksudnya jika anda di dunia nyata anda adalah orang yang biasa, anak yang sekolahnya bermasalah dan kehidupan di dunia nyata bermasalah, bisa berubah total jika anda memainkan peran di alam Game. Misal anak anda yang sekolahnya bermasalah dengan nilai dan sikapnya, bisa saja di alam gamenya dia adalah seorang jagoan yang banyak menolong orang dan kuat serta dihargai. Dan ini bertolak belakang dengan dunia nyatanya bukan? Bahkan di dalam alam game atau dunia gamenya dia adalah seorang raja yang dihormati dan memiliki banyak sekali kekayaan dan semua perintah dan keinginannya dapat dituruti.

Anak merasa bukan siapa-siapa di dunia nyata, tetapi dia adalah raja atau orang yang berkuasa di alam gamenya. Dan ini nikmat baginya karena penghargaan dan penerimaan benar-benar dirasakan di alam game tersebut. Sedangkan di dunia nyatanya, dia tidak dihargai dan berbagai label tentang anak yang negatif sudah menumpuk pada dirinya. Mereka mendapatkan penghargaan dan diterima, di elu-elukan merasa dibutuhkan, diinginkan dan itu semua berbeda dengan dunia yang nyata dalam kehidupannya. Paham bukan? Kenapa anak dan remaja bisa kecanduan game?

Sebagai orangtua atau pemerhati tumbuh kembang anak ada baiknya kita memahami hal ini dan memberikan perlakuan yang berbeda kepada anak, terima dia apa adanya dan bantulah agar berprestasi dan buat dia menjadi anak yang luar biasa hebat dalam bidang yang dia sukai. Jika kita tidak mengambil tanggung jawab kita, maka sudah ada yang bisa mengambil alih dan kita tahu itulah game dan berbagai media sejenis yang siap menjadi guru dan pengaruh dalam kehidupannya.

Coba perhatikan, didalam permainan game sekarang ini sudah sangat memperhatikan banyak sisi psiokologis manusia, jelaslah karena pasar mereka adalah manusia. Tetapi yang ingin kita bagikan disini adalah mereka jauh lebih bisa mengerti manusia dari pada manusia sendiri kepada sesama manusia. Contoh, jarang sekali atau bahkan tidak pernah ditemukan di dalam dunia game ada kecaman dan makian saat seorang anak gagal memainkannya, yang ada adalah kata coba lagi, ingin melanjutkan, dan sejenisnya, bandingkan dalam keseharian seorang anak atau kita orang dewasa, salah baru sekali atau dua kali sudah di cap tidak bisa dan tidak becus. Dan label atau cap tersebut melekat di benak kita dan anak kita yang artinya selamanya, padahal yang kita butuhkan hanyalah latihan dan pembiasaan, karena kita belum tahu dan mengerti. Di game tidak ada aturan seperti itu, mereka jauh lebih mengerti dan sabar daripada kita sesama manusia.
Nah, sudah tahu permasalahannya, lalu bagaimana mengatasinya?

Ada 5 tips yang bisa dipraktekkan dalam keseharian anak anda:
1.Sediakan waktu dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang sakit dan perlu ditemani.
2.Mengembangkan cara berkomunikasi yang lebih enak dan nyambung dengan anak.
3.Berusaha memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
4.Rencanakan waktu untuk makan bersama dan rekreasi bersama. Saat ngobrol dengan remaja yang enak adalah saat situasi mereka juga enak, saat makan dan santai.
5.Jangan bicara apalagi dengan marah-marah kepada anak saat mereka sedang main game. Hal itu justru membuat mereka bertambah terluka. Berusaha bicara dengan menatap anak dengan kasih sayang.

Segala upaya yang kita lakukan adalah dalam rangka mengantisipasi dampak negatif game. Jadi,rebut kembali fungsi utama anda, dan cintai anak dengan sepenuh hati kita.

Sumber : Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena