Monday 31 July 2017

Tips Meningkatkan Kemampuan Anak dengan Mainan



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Tips Meningkatkan Kemampuan 
Anak dengan Mainan
Sumber Gambar : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 31 Agustus 2017

Seorang anak berkembang pada puncaknya selama enam tahun pertama dalam hidupnya. Jumlah perkembangan yang berlangsung sangat berdampak pada masa depan hidupnya. Psikolog mengatakan bahwa mainan memainkan peran penting dalam membantu anak untuk mempelajari hal-hal yang baru. Meningkatkan kemampuan anak dengan mainan dapat dilakukan dengan memilih jenis mainan yang tepat untuk anak.

Berikut beberapa mainan yang membantu anak dalam pertumbuhannya:
1. Mainan Boneka

Anak-anak memiliki kecenderungan untuk menghidupkan sebuah benda mati. Mainan, seperti boneka dalam berbagai bentuk karakter, baik hewan atau tokoh kartun dapat menstimulasi si anak untuk mulai berbicara dan berkomunikasi. Ini merupakan cara cerdas untuk menyiapkan mereka berinteraksi dengan manusia pada akhirnya.

2. Bola
Hindari bola plastik dan plilhlah bola yang lembut demi keamanan anak Anda. Bermain bola dapat meningkatkan keterampilan motorik. Anda pun bisa ikut bermain dengannya di mana Anda melempar bola dan anak Anda harus menangkapnya, lanjutkan terus hingga mencapai bagian tersulit.

3. Membangun Blok
Anda ingin anak Anda menjadi arsitek? Memang terlalu dini memutuskan, namun Anda bisa memberi mainan berupa bangunan blok-blok yang dapat meningkatkan keterampilan motorik. Dimulai dengan membangun blok besar dan seiring anak tumbuh, bisa dilanjutkan ke bagian yang lebih sulit. Membangun blok-blok menjadi bentuk bangunan tertentu juga meningkatkan keterampilan kognitif anak.

4. Mainan animasi
Beberapa mainan yang mengeluarkan suara tertentu juga baik bagi perkembangan anak Anda. Anak-anak terkadang memang suka membuat kebisingan namun hal itu dapat mengembangkan keterampilan sensorik. Berikan mereka mainan animasi, seperti robot, mobil-mobilan, boneka kartun dengan suara tertentu yang dapat mengembangkan kemampuan mereka.

5. Buku
Jangan salah sangka, buku bisa menjadi sebuah mainan juga. Bacakan mereka sebuah cerita ketika baru lahir. Mereka memiliki memori kuat dan bertahan hingga mereka muda. Bacakan cerita semampu Anda, ketika mereka mulai tumbuh tanyakan pada mereka beberapa hal tentang cerita tersebut untuk melatih memori dan pemahaman mereka.

Baca juga Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar pada Anak?

Seiring perkembangan zaman, banyak anak-anak masa sekarang terjebak pada hal-hal instan, seperti bermain gadget. Padahal, beberapa permainan anak-anak di masa lalu, seperti congklak, petak umpet, dan berbagai permainan anak yang mengandalkan fisik bisa melatih keterampilan berpikir dan kreativitas mereka. Berupayalah untuk mengarahkan anak pada permainan yang menyehatkan dan mendidik. Selamat bermain bersama anak!

Sumber: Josua M

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Friday 28 July 2017

Ini Gaya Belajar Anak yang Perlu Diketahui



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Ini Gaya Belajar Anak yang Perlu Diketahui

 
Sumber Gambar : Kesekolah


Dalam pembelajaran tiap anak memiliki gaya belajar masing-masing. Uniknya tiap anak memiliki kepekaan dan daya tangkap yang berbeda-beda ketika anak sedang belajar. Ada yang mudah menyerap materi yang disampaikan ada pula anak yang sulit untuk menangkap materi pelajaran. Ada anak ketika diterangkan hanya dengan melihat gambar si anak sudah mampu untuk mengingatnya. Namun ada juga anak ketika hanya diperlihatkan materi dalam bentuk gambar saja si anak tidak mampu untuk mengingat pelajaran yang disampaikan. Ada pula anak yang hanya mendengarkan suara pengajar namun si anak sangat mudah mencerna materi belajar, begitu pula sebaliknya.

Oleh karena itu kita sebagai orang tua maupun sebagai pendidik harus memahami dengan benar gaya belajar anak. Tujuannya adalah agar anak dapat menyerap materi pembelajaran yang disampaikan. Kalau kita sebagai orang tua, maka kita hanya bisa menyediakan fasilitas dan memberikan dukungan agar anak bisa belajar lebih optimal sesuai dengan seleranya. Setidaknya ada tiga macam gaya belajar anak yang perlu di ketahui. Apa saja jenis gaya belajar anak?

Berikut ini tiga gaya belajar anak yang perlu Anda ketahui:
1. Gaya belajar Auditory

Gaya belajar anak auditory lebih senang dengan cara mendengarkan materi pembelajaran. Anak lebih mudah dan cepat memahami pelajaran dengan cara mendengarkan. Ciri anak ini adalah anak akan sangat suka dengan pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi, seminar dan pembacaan buku dengan suara yang keras. Maka tidak heran kalau anak tipe auditory akan sangat cepat hafal lirik lagu dan jingle-jingle iklan baik itu yang didengarkan melalui media radio maupun Tv.

2. Gaya belajar Kinestetik
Anak dengan tipe kinestetik akan lebih senang dengan pembelajaran yang bersifat gerak langsung dan akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang mengandalkan tangan dan kemampuan motorik. Ketika pembelajaran menggunakan metode visual maupun pendengaran anak akan sangat sulit untuk memahami materi pembelajaran. Ciri anak tipe kinestetik adalah anak tidak akan betah berdiam diri, lebih menyukai pembelajaran dengan metode praktek langsung dan anak akan lebih aktif bereksplorasi. Selain itu anak tipe kinestetik akan senang menggerak-gerakan salah satu anggota badannya ketika sedang belajar. Entah itu kakinya maupun tangannya.

3. Gaya belajar Visual
Sesuai dengan namanya Visual, anak dengan gaya belajar tipe ini akan sangat mengandalkan penglihatannya. Anak akan sangat mudah mencerna dan mengingat pelajaran yang disertai dengan model gambar-gambar. Hanya dengan melihat secara visual maka anak akan sangat mudah untuk menghapal pelajaran. Sebagai contoh anak akan mudah memahami pelajaran hanya dengan melihat peta, tabel, infocus, video serta pembelajaran langsung lainnya. Ciri lain anak tipe visual yaitu anak akan mudah memahami bacaan, suka memperhatikan ekspresi serta mimik gurunya dan anak akan cepat mengalihkan perhatian manakala si anak melihat sesuatu yang lebih menarik.

Baca juga Peserta Didik Homeschooling bisa kuliah di PTN/PTS

Setiap orang tua maupun para guru pasti menginginkan materi yang disampaikannya cepat ditangkap dan diserap anak. Agar hal tersebut dapat terealisasi maka para pendidik harus mengetahui dengan baik gaya belajar peserta didiknya. Mengkombinasikan tiga macam gaya belajar anak akan lebih memaksimalkan penyampaian materi pelajaran dan tentunya setiap anak akan bisa menyerap materi sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

Sumber : Josua M
Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 


Thursday 27 July 2017

Pentingnya Mengenal Dunia Belajar Anak



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Pentingnya Mengenal Dunia Belajar Anak
Sumber Gambar :  Kesekolah


Masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting bagi manusia, masa yang harus dilalui dalam proses hidup manusia di dunia ini, tidak ada manusia yang terlahir langsung mejadi dewasa namun yakin dan pasti bahwa semua manusia melewati masa anak-anak. Dunia belajar anak tentunya memiliki dimensi tersendiri yang terpisah dari dunia belajar orang dewasa. Anak memiliki dunianya sendiri, ini artinya orang tua harus memahami apa yang menjadi kebutuhan anak dalambelajar. Belajar tidak hanya di tempat formal anak-anak bisa mendapatkan dunia belajar mereka di rumah bersama orang tuanya.

Dalam hal mendidik, orang tua memiliki peran utama sebagi pilar penentu agar anak menjadi lebih terdidik karakternya. Memiliki anak dengan karakter yang baik tentu akan membuat bangga orang tua, karena orang tua selalu berharap untuk memiliki anak yang sesuai dengan keinginannya. Seperti kita tahu saat ini banyak sekali anak yang tidak mendapatkan perhatian lebih dari orang tua mereka justru terjerumus ke dalam lembah pergaulan yang tidak semestinya, hal ini tentu sangat merugikan dan tidak di inginkan.

Sebagai orang tua jangan pernah melepaskan peran utama untuk melakukan pengawasan yang ketat ketika anak mulai tumbuh ke usia yang lebih dewasa. Pada masa pubertas banyak tingkah laku anak yang terkadang sangat sulit untuk di pahami. Inilah yang bisa di katakan bahwa pentingnya orang tua untuk mendalami karakter dunia belajar anak agar bisa mengenallebih dalam seperti apa anak tersebut.

Meskipun anak di lahirkan oleh orang tuanya bisa saja antara mereka terjadi hubungan yang terpisahkan oleh jarak komunikasi atau kebersamaan, inilah yang mnyebabkan tidak adanya komunikasi yang baik antara anak dan orang tua. Jika hal ini terjadi tentu sangat berbahaya bagi tumbuh kembang si anak.



Baca juga Homeschooling makin jadi pilihan

Mendidik anak memang bisa menemukan banyak sekali kendala, karena anak selalu memiliki keinginan yang lebih, terkadang perdebatan antara orang tua dan anak sering terjadi akibat salah satu keinginan anak tidak direstui. Kejadian semacam ini artinya terjadi semacam kesalahan dalam mendidik anak, karena seharusnya anak memang menuruti segala kemauan orang tua dan tentunya semua keinginan bisa di bicarakan dengan baik tanpa perdebatan.

Hal yang harus di perhatihkan juga dalam mendidik anak adalah pentingnya kita mengenal dan memahami dunia anak kita dengan baik. Dengan demikian kita tahu apa yang di butuhkan atau apa yang harus kita lakukan untuk anak kita supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sangat bijaksana sekali jika kita memperhatihkan dan memenuhi apa yang menjadi hak-hak dan kebutuhan anak kita.

Sumber : Josua M



Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Pentingnya Mengetahui Karakteristik Anak Usia Dini



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Pentingnya Mengetahui Karakteristik Anak Usia Dini

Sumber Gambar : Kesekolah


Tingkah dan karakteristik anak usia dini terkadang sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh orang sekitarnya. Bahkan kondisi tersebut seringkali membuat Anda sebagai orangtuanya merasa kesal dan salah kaprah. Dalam hal ini Anda sebagai orangtuanya harus lebih peka untuk memahami setiap karakter tersebut dalam tahap perkembangannya. Pemahaman yang utuh akan berguna untuk mengarahkan si kecil untuk meraih potensi maksimalnya. Kepekaan dan pemahaman yang tepat akan berguna dalam membangun potensi diri yang bersifat positif dalam diri anak.

Pola asuh dalam keluarga akan mempengaruhi dalam segala aspek perkembangan anak usia dini. Di sisi lain, pola asuh akan menentukan kecerdasan anak serta kemampuan interaksi sosialnya. Anak usia dini dalam rentang usia yang berbeda tentunya membutuhkan perlakuan serta pola asuh yang berbeda pula. Pada dasarnya anak usia dini memiliki sisi pribadi yang unik dan menarik bagi setiap orang disekitarnya. Tingkah polanya yang begitu unik akan menambah suasana keceriaan di dalam keluarga. Meskipun terkadang sikap tersebut membuat Anda kesal.

Berikut gambaran karateristik anak usia dini:
1. Memiliki karakter unik

Karakter setiap anak tentunya berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing. Meskipun sebenarnya memiliki pola perkembangan yang sama tapi setiap anak memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Hal ini tentunya berasal dari faktor genetic serta lingkungan. Dalam hal ini Anda sebagai orangtuanya harus menerapkan pendekatan secara individual.

2. Memiliki rasa ingin tahu tinggi
Rasa ingin tahu anak usia dini terbilang cukup tinggi. Si kecil cenderung memiliki rasa ingin tahu terhadap berbagi hal baru yang ada di sekitarnya. Secara umum si kecil lebih suka bereksplor akan hal-hal yang baru ditemuinya. Ketika si kecil sudah mampu berbicara, biasanya akan memunculkan banyak pertanyaan sederhana yang terkadang membingungkan Anda sebagai orangtuanya.

3. Waktu yang tepat untuk belajar
Pada usia dini merupakan usia yang paling baik untuk belajar. Dengan kata lain anak usia dini lebih sering disebut dengan istilah golden age. Nah, dalam rentang usia tersebut anak mengalami masa pertumbuhan yang pesat dalam segala aspek. Dalam hal ini Anda perlu memberikan stimulasi atau rangsangan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

4. Daya imajinasi tinggi
Imajinasi dan fantasi adalah salah satu kemampuan dalam membentuk tanggapan baru. Imajinasi merupakan kemampuan anak untuk menciptakan objek tanpa didukung fakta secara nyata. Biasanya anak usia dini lebih suka membayangkan berbagai hal yang melampaui batas nalar. Mereka cenderung lebih suka hal-hal yang bersifat imajinatif.

5. Sikap egosentris
Anak pada usia dini cenderung lebih egosentris dalam memandang segala hal. Si kecil lebih cenderung melihat segala sesuatunya dari sudut pandang sendiri dan cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain.

Baca juga Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar pada Anak?

Dengan memahami karakteristik-karakteristik umum yang dimiliki oleh anak, tentunya orangtua tidak akan salah lagi dalam menangani anak. Orang tua jangan terlalu banyak melarang dan mengekang anak untuk berekspresi karena dengan merusak atau mengotori sesuatu. Akan tetapi orang tua bertugas untuk mengarahkan dan menggali semua potensi pada anak usia dini sehingga nantinya potensi mereka dapat berkmbang secara maksimal.

Sumber : Josua M



Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Tuesday 25 July 2017

Mengapa Perlu Mendengarkan Anak? Ini Alasannya...


HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF
Mengapa Perlu Mendengarkan Anak? Ini Alasannya...

Sumber Gambar : Kesekolah


Anak butuh didengarkan. Anak menginginkan perhatian dan sikap menghargai dari orang dewasa ketika ia tengah berbicara. Orang dewasa yang tidak mendengarkan dan menanggapi anak ketika sedang berbicara, maka anak merekam cara orang dewasa ini, dan akibatnya anak menjadi malas berbicara. Padahal penting untuk orang tua mendengarkan anak, mendengarkan memberikan keuntungan bagi orang tua untuk mengetahui tentang perasaan dan emosi anak. Sebab, jika emosi anak diabaikan bisa berdampak buruk pada perkembangan psikologisnya. Anak merasa tersisihkan, kesepian hingga menimbulkan depresi pada anak.

Anak ingin agar diakui keberadaannya oleh orang tua. Seringkali, anak dikeluhkan tidak mau patuh dan mendengarkan. Padahal, ketika diamati, perilaku anak yang tidak suka mendengarkan omongan orang tua didugakarena orang tua yang mencontohkan. Yaitu, jarang mendengar pendapat anak. Membiasakan diri mendengarkan anak, akan memberikan banyak manfaat.

Mengakui perasaan anak
Mendengarkan anak adalah bentuk dari orang tua mengakui perasaan anak. Ketika orang tua cenderung mengabaikan celoteh anak dan tidak mendengarkan, anak akan mencari cara mencuri perhatian orang tua, misal dengan gemar melempar barang. Anak juga akan menunjukkan perilaku yang negatif ke arah tantrum sepanjang hari. Tantrum pada anakdisebabkan karena ada keinginan yang tidak terpenuhi atau anak sulit mengungkapkan keinginan dirinya.

Mengetahui kondisi anak
Cara mudah untuk mengetahui kondisi fisik dan psikologis anak dalam kondisi sehat adalah dengan mendengarkan. Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Saat anak bercerita, perhatikan bahasa tubuhnya.

Kedekatan emosional
Bila, orang tua sabar mendengarkan cerita dan membiarkan anak mengungkapkan pendapatannya akan memberikan keuntungan kedekatan emosional yang kuat. Anak merasa aman dan bisa mengandalkan Anda, sebagai orang tua yang memberikan dukungan positif.

Dipercaya anak
Ketika anak mengalami kendala atau masalah dalam keseharian, orang tua akan menjadi tempat pertama bercerita. Ini karena Anda membiasakan untuk memasang telinga dan menyimak cerita anak. Perasaan nyaman dan terlindungi akan dirasakan anak, ketika orang tua mau mendengarkan keluh kesahnya. Agar komunikasi dua arah ini efektif, orang tua juga perlu memperhatikan sikap tubuh ketika mendengarkan anak. Posisi jangan lebih tinggi dari anak, usahakan untuk sejajar agar kontak mata dengan anak tetap terjaga. Berikan respons dengan perubahan mimik wajah. Saran, penting untuk memberikan senyum ketika anak berbagi pengalaman yang menyenangkan atau memeluk saat anak menceritakan kesedihannya.

Baca juga Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar pada Anak?

Dengan selalu melakukan komunikasi yang baik, akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak di masa depan. Caranya? Mulailah untuk mendengarkan anak dengan sabar.

Sumber : Josua M



Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com