Saturday 5 May 2018

Mencetak Anak Menjadi Pribadi yang Gemar Belajar



Mencetak Anak Menjadi Pribadi yang Gemar Belajar


Anak-anak adalah pribadi yang masih gemar belajar, walaupun cara belajar anak-anak tentu sangat berbeda daripada anak-anak usia remaja. Membutuhkan trik khusus agar anak usia dini bisa tumbuh menjadi anak yang pintar. Bukan pintar karena dipaksa belajar, namun karena mereka gemar belajar. Bagaimana cara mendidik agar anak-anak gemar belajar?

1. Penghargaan

Anak-anak usia dini akan sangat mudah termotivasi bila ia diberikan penghargaan. Berikanlah penghargaan bila anak mau belajar. Disarankan penghargaan yang diberikan adalah penghargaan yang memiliki nilai edukatif atau yang bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Penghargaan bisa berupa stiker, alat tulis, buku cerita, dan lainnya.

2. Pendampingan

Anak-anak akan sangat suka bila didampingi oleh orang tuanya saat belajar, bukan didampingi oleh guru les. Anak akan merasa lebih diperhatikan dan dipahami bila diajar oleh orang tuanya sendiri. Jangan lupa untuk mengajari anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Jangan sesekali emosi Anda terpancing saat mengajari anak, karena hal ini bisa membuat anak semakin malas belajar untuk ke depannya.

3. Belikan buku-buku yang menarik

Sisi menarik dari buku anak-anak adalah covernya, setelah itu baru isinya. Anak-anak paling suka buku yang bergambar dan berwarna, apalagi gambar yang ditampilkan adalah tokoh kartun kesayangan mereka. Belikan anak buku yang menarik agar mereka semakin semangat dalam belajar.

4. Anak-anak Gemar belajar sambil bermain

Anak-anak sangat gemar bermain, namun mereka butuh banyak belajar. Maka pilihlah mainan yang memungkinkan anak agar bisa belajar. Ada banyak mainan edukatif tersedia di toko-toko mainan, misalnya dalam bentu permainan balok, puzzle, dan mainan-mainan edukatif dengan teknologi yang canggih.

5. Berikan penjelasan tentang manfaat belajar

Anak-anak biasanya akan lebih bersemangat melakukan sesuatu bila tahu alasannya. Misalnya mengapa kita harus banyak makan buah, salah satu manfaatnya adalah agar kulit kita tetap segar. Praktekkan juga dalam hal belajar. Jelaskan kepada sang buah hati asalan mengapa seseorang perlu belajar. Anda juga bisa menjelaskan alasan mengapa anak perlu belajar suatu materi pelajaran tertentu.


6. Membuat jadwal belajar anak

Sedari dini anak perlu dibiasakan memiliki jam belajar. Bila perlu buatlah jadwal kegiatan anak selama satu minggu, sehingga anak juga dapat belajar tentang kedisiplinan. Jam belajar sangat diperlukan agar anak bisa mengatur kapan bisa bermain, belajar, dan beristirahat. Motivasi anak dengan memberikan penghargaan bila anak bisa disiplin dalam melaksanakan jadwal kegiatan hariannya.

7. Hargai saat-saat belajar anak

Hargailah saat-saat belajar anak dengan cara membuat suasana rumah menjadi hening dan layak untuk belajar. Jangan nyalakan TV atau pun tape dengan suara keras, karena bisa mengganggu konsentrasi anak. Dengan menghargai saat-saat tenang untuk belajar, anak akan paham bahwa saat belajar adalah saat yang harus digunakan sebaik mungkin dan tidak boleh diabaikan begitu saja.


Baca juga Siswa Homeschooling Bisa Ikut PPDB

Menjadikan anak sebagai pribadi yang gemar belajar akan membuat anak menjadi paham bahwa kegiatan belajar bukanlah sebuah tanggung jawab yang berat. Namun kegiatan ini adalah kegiatan yang harus dilakukan dengan suka hati tanpa ada paksaan. Orang tua pembelajar akan melahirkan anak yang pembelajar. Maka sebagai orang tua Anda juga perlu memberikan contoh kepada anak bahwa Anda adalah pribadi yang gemar belajar, misalnya dengan tekun membaca buku dan mengajar anak saat belajar.

Sumber : Kak Zepe

Saturday 3 March 2018

Outing Aksi Tanam 1000 Pohon Mangrove Homeschooling Pena


  Aksi Tanam 1000 Pohon Mangrove; World Water Day 2016 Selasa, 22 Maret 2016 merupakan Hari Air Sedunia. Pada hari itu, Homeschooling Pena, salah satu lembaga Homeschooling yang telah TERAKREDITASI di Surabaya, mengadakan sebuah kegiatan outing untuk Peserta Didiknya. Kegiatan apakah itu? Peserta Didik Homeschooling Pena dari jenjang setara SD,SMP dan SMA akan menanam 1000 pohon mangrove! Ya, mangrove itu, yang terkenal sebagai pelindung daratan dari abrasi. Kegiatan diadakan di Ekowisata Mangrove, sebuah lokasi yang letaknya masih di dalam kota Surabaya. Tepatnya, di daerah timur Surabaya pada kawasanWonorejo – Rungkut Surabaya.
  Kegiatan itu dimulai pada pukul 09 pagi. Kebetulan, pagi itu cuacanya memang cukup cerah.
Tampaknya tidak akan ada hujan dalam waktu dekat. Tentunya semua peserta berharap agar tidak
turun hujan secara tiba-tiba di tengah kegiatan, supaya acara yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan lancar.
  Tepat pukul 09 pagi, sudah banyak murid-murid yang telah datang. Mereka berkumpul di dekat
parkiran Ekowisata Mangrove dan telah siap untuk mengikuti kegiatan outing. Akan tetapi, sebelum
kegiatan bisa dimulai, ada satu yang harus dilakukan dulu nih. Yup, itu adalah absensi!
Ada satu absensi pada saat datang, dan satu absensi lagi pada saat pulang. Tentu saja cukup kolom
pertama dulu yang ditandatangani saat itu. Setelah tanda tangan absensi, staf Pena lalu membagikan
kotak-kotak berisi snack dan air minum. Ayo sarapan dulu, biar nanti bisa lebih semangat!
Selesai makan, barulah rombongan Homeschooling Pena masuk ke lokasi. Tempat yang dituju
terlebih dahulu adalah dermaga perahu, dikenal juga setelahnya sebagai Dermaga 1. Nanti
penanamannya akan dilakukan di kawasan paling ujung hutan mangrove, di dekat muara ke laut, jadi
harus sedikit naik perahu dulu untuk mencapainya.
   Masuk ke dalam, awalnya pengunjung harus melewati sebuah jembatan masuk. Yap, jalan masuknya
memang cukup unik, berupa jembatan dari kayu yang lewat di atas rawa. Pada sisi kiri kanan
jembatan ada papan-papan info. Isinya adalah informasi edukatif mengenai berbagai jenis tumbuhan
dan satwa yang hidup di daerah Ekowisata Mangrove ini. Tulisan-tulisannya dilaminating supaya
tahan air.
   Setelah melewati jembatan masuk, rombongan Homeschooling Pena lalu melewati daerah dimana
dijual snack, makanan dan minuman. Beberapa penjual menjajakan jualannya, menawari barang-
barang yang dijualnya kepada siapa saja yang lewat dengan ramah.
Persis setelah daerah itu adalah dermaga yang menjadi tujuan rombongan Pena. Dermaga tersebut
terbuat dari kayu. Perahu-perahu ditambatkan padanya dengan tali. Pastinya, agar perahu tidak
turut hanyut terbawa arus. Selain itu, ada pula kursi-kursi panjang untuk tempat duduk menunggu
perahu.Nah, begitu sampai, rombongan Homeschooling Pena kemudian duduk di kursi-kursi itu. Rupanya,
sebelum naik perahu, Kami akan dapat sedikit materi dulu. Materi tersebut akan disampaikan oleh
Bapak Djoko, pengurus dari Ekowisata Mangrove. Pak Djoko akan membagikan pengetahuan
tentang berbagai macam hal sehubungan dengan mangrove dan kegiatan hari ini, begitulah jelas Pak
Adie; sapaan akrab Principal Homeschooling Pena kepada seluruh peserta.
   Pak Djoko mengawali dengan mengeluarkan sebuah pertanyaan dulu, yaitu “Siapa yang tahu apa
saja manfaat mangrove?” Ditanya seperti itu, berbagai jawaban segera bermunculan. Ada yang
menjawab buat mencegah abrasi, untuk pelestarian alam, sampai menyebutkan fungsi mangrove
sebagai tempat hidup beragam hewan. Jawaban-jawaban itu dibenarkan oleh Pak Djoko. Bagi yang
penasaran dan ingin bertanya lebih banyak, beliau akan memberikan sesi tanya jawab nanti setelah
selesai menanam. Jadi, siapkan pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin, Pak Djoko akan jawab
semuanya, begitulah ujarnya kira-kira.
   Selain mengenai itu tadi, Pak Djoko juga punya beberapa instruksi yang perlu diperhatikan mengenai
prosedur keselamatan naik perahu. Perahunya pastinya aman, namun sesuai SOP, semuanya tetap
harus mengenakan pelampung yang disediakan ya, ok? Lalu, yang penting juga nih, Pak Djoko
mengingatkan semuanya untuk tidak memasukkan tangan ke air. Ada barang-barang dan mungkin
juga ranting-ranting yang hanyut di air, lagipula di kawasan itu juga ada buaya, oleh karena itu
sebaiknya tangan jangan dikeluarkan ke air. Instruksi-instruksi itu didengar baik-baik oleh semua
peserta.
   Setelah paham, kini saatnya naik perahu! Satu per satu, rombongan Homeschooling Pena naik ke
atas perahu yang telah menunggu. Ada beberapa baris tempat duduk, dengan jalan untuk lewat di
tengah. Jadi pengaturannya itu mirip-mirip dengan tempat duduk di bus atau juga di pesawat
terbang. Sesudah semuanya dapat kursi, pelampung diturunkan dari atas tempat duduk serta dan
dipakai. Pelampungnya besar-besar, jadi murid yang kecil-kecil kepalanya jadi hilang deh ke dalam
pelampungnya, hehehe. Tidak hanya membawa rombongan Homeschooling Pena, perahu juga
mengangkut semua pohon mangrove yang akan ditanam.
Begitu sudah siap jalan semua, mesin perahu lalu dihidupkan. Sesaat kemudian, meluncurlah perahu
menyusuri aliran Kali Jagir yang berkelok-kelok.
   Diestimasikan waktu perjalanan sekitar 20 menit. Angin berhembus dari arah depan perahu,
menciptakan suasana yang sejuk dan nyaman. Waktu perjalanan tersebut diisi oleh para peserta
dengan melihat-lihat pemandangan dari perahu.
Pemandangan dari perahu cukup menarik. Di kiri dan kanan, ada hutan mangrove yang mengapit di
sepanjang perjalanan. Lalu sesekali ada burung yang berputar terbang di atas hutan, menarik
perhatian. Burung-burung itu menarik minat beberapa peserta yang melihatnya. Sayangnya,
kebetulan burung-burung tersebut terbangnya terlalu jauh atau terlalu tinggi, jadi tidak ada yang
sampai bisa diobservasi dari jarak dekat deh. Selain burung-burung, satwa yang dicari-cari pula itu
adalah buaya, hanya saja yang satu ini benar-benar tidak muncul sekalipun.
   Kadang-kadang perahu rombongan Homeschooling Pena juga melewati perahu lain, sedang
berdayung di batas hutan mangrove. Mungkin warga sekitar yang sedang mencari ikan di daerah kali
tersebut. Yang berperahu biasanya tampak begitu fokus pada kegiatannya.
   Selang beberapa lama kemudian, perahu melewati kelokan terakhir. Di balik kelokan itu menyambut
sebuah pemandangan yang menarik. Pemandangan itu adalah laut. Karena sudah sampai muara, kali
berakhir masuk ke laut, lalu setelah itu hanya ada laut yang biru sampai ke ujung horizon. Jika
perahu dijalankan terus, maka perahu bisa mencapai laut juga sekalian.
   Namun itu tidak dilakukan karena perahu telah sampai pada dermaga yang menjadi tujuannya.
Dermaga tujuan tersebut adalah dermaga yang dipanggil Dermaga 2, pasangan Dermaga 1. Jadi
Dermaga 2 ini memang sangat sangat dekat dengan muara. Perahu berbelok sedikit ke kanan,
melambatkan kecepatan sembari merapat ke Dermaga 2. Saat sudah cukup dekat, tali dilemparkan
dan perahu ditambatkan pada tiang kayu di dermaga. Setelah itu, satu per satu penumpang perahu
turun. Tidak lupa juga, mangrove-mangrove yang tadi dibawa ikut diturunkan dari perahu.
   Dari situ, tempat penanamannya sudah cukup dekat, tinggal melangkah sedikit saja. Lurus sedikit,
belok kiri, lalu sampai deh ke tujuan: sebuah titik dimana ada dua tangga untuk turun mengapit di
kiri dan kanan. Jalan di daerah situ sama dengan jalan masuk di awal tadi, berupa jembatan dari
kayu. Yang berbeda adalah kini kiri kanannya adalah pohon-pohon mangrove, lebat dan hijau. Rata-
rata, meraih dahan-dahan mangrove hanya satu uluran lengan saja jauhnya.
   Dilihat-lihat, nampaknya tempat itu memang daerah penanaman mangrove, karena dapat
ditemukan di sekitar titik tersebut banyak mangrove-mangrove muda, yang ukurannya masih kecil-
kecil. Selain itu, ada pula spanduk-spanduk disana yang menyatakan organisasi mana yang menanam
mangrove-mangrove tersebut. Salah satu spanduknya menunjukkan TNI sebagai penanamnya.
Meskipun begitu, jembatan kayu itu tidak berhenti di titik itu saja. Tidak, jalannya masih berlanjut
terus, meninggalkan kerimbunan mangrove-mangrove, hingga sampai di atas laut. Lalu, berbelok ke
kanan, melewati serta menuju beberapa gazebo-gazebo kayu.
   Mengenai pemandangannya, tidak usah ditanya lagi. Selain karena berada di hutan, dengan jalan
jembatan kayunya yang cantik pula, pemandangan laut lepas dari situ beserta gazebo-gazebo kayu
atas lautnya juga sungguh memesona. Tidak heran Ekowisata Mangrove ini sering dipakai sebagai
tempat sesi foto pre-wedding. Rombongan Pena datang pada hari Selasa yang notabene hari kerja,
namun apabila mereka datang pada hari weekend, ekowisata ini dijamin akan jauh lebih ramai lagi.
Sekarang telah sampai di titik penanaman, peserta tidak serta merta langsung menanam begitu saja.
Sebelumnya, Pak Djoko akan memberi instruksi dulu. Terutama mengenai bagaimana tata cara
penanaman mangrovenya. Untuk itu, semua orang duduk di jembatan mengelilingi Pak Djoko dan
mendengarkan baik-baik arahannya.
Dijelaskan oleh Pak Djoko, semua mangrove yang akan ditanam berada di polybag, jadi polybagnya
perlu dilepaskan dulu. Beliau lalu mendemonstrasikan dengan melepaskan salah satu polybag yang
ada. Melepaskan polybagnya ini perlu hati-hati, ujar Pak Djoko, supaya jangan sampai tanahnya
berhamburan. Karena, itu bisa meningkatkan stress mangrovenya. Lalu setelah dilepas polybagnya,
mangrove cukup diletakkan pada lubang-lubang yang tersedia. Mangrove tidak perlu diinjak agar
lebih masuk lagi. Menurut Pak Djoko, jika diinjak masuknya, tanamannya bisa semakin stress. Selain
itu juga, mangrove tidak perlu dikubur. Mangrove akan terkubur secara alami oleh sedimen tanah
yang terbawa air pasang surut. Nah, mengingat ada air pasang surut itu pula, maka setelah
dimasukkan di lubang, mangrove perlu diamankan agar tidak hanyut terbawa air nantinya. Caranya
adalah dengan diikatkan dengan tali rafia pada sebatang bambu, yang akan ditancapkan di samping
lubang.
   Menariknya nih, Pak Djoko punya satu pesan yang sangat penting untuk diperhatikan saat
menanam. Apakah pesannya? “Menanam mangrove itu harus ikhlas,” kata Pak Djoko. Karena
apabila menanamnya tidak ikhlas, mangrovenya bisa tidak tumbuh. Unik ya, mangrove itu?
Pak Djoko lalu melanjutkan bercerita, mengenai cara mengetahui apakah suatu mangrove akan
tumbuh atau tidak. Caranya, kalau daunnya turun, itu berarti mangrove tersebut tidak akan tumbuh.
Sebaiknya, kalau daunnya naik, mangrove itu masih akan tumbuh. Jika sudah turun daunnya, maka
mangrove itu perlu diganti. Dua tahun sejak saat ditanam adalah waktu yang dibutuhkan untuk
memastikan mangrove tersebut pasti akan benar-benar tumbuh.
   Mangrove-mangrove yang akan ditanam itu semuanya berasal dari setek. Usianya sudah satu tahun,
sehingga telah ada tumbuh dua daun. Kedua daun itu berwarna hijau muda segar, nangkring di
pucuk atas mangrove. Kutikulanya yang berlapis lilin berkilat di bawah sinar matahari. Seluruh
mangrove yang akan ditanam terlihat sehat.
   Nah, setelah instruksi-instruksi itu, kini semuanya telah siap menanam mangrove. Satu per satu,
semua orang turun dengan tangga. Mangrove yang akan ditanam telah menanti di bawah. Oleh Pak
Adi, semua orang diwajibkan menanam minimal dua mangrove, tetapi semuanya diberikan langsung
empat mangrove untuk dibawa.
   Celana panjang dilinting, lengan baju yang panjang juga disingsingkan, semua orang mulai menanam.
Tidak dipedulikan kaki yang terendam air dan lumpur, atau tangan yang harus bersentuhan dengan
tanah. Dengan semangat, semuanya menanam mangrovenya masing-masing.
Di tengah-tengah keasyikan menanam, Pak Adi memanggil semua orang ke tengah. Spanduk
Homeschooling Pena telah dipasang di situ. Rupanya, Pak Adi mau mengajak semuanya berfoto-foto
dulu. Rombongan Pena pun berkumpul di depan spanduk dan difoto-foto. Bagi yang mangrovenya
belum semua ditanam, mangrovenya sekalian diangkat tinggi-tinggi ke atas, biar mangrovenya bisa
ikut eksis pula, hehehe.
   Kembali ke menanam, tak lama lubang-lubang yang disediakan pun telah habis. Namun karena
semuanya tampak bersemangat untuk menanam semua mangrove yang dibawa, lubang-lubang baru
lalu dibuat. Penanaman mangrove berlanjut sampai habis mangrovenya.
Selesai menanam, semua orang naik kembali ke jembatan dan berduyun-duyun pergi ke toilet.
Tujuannya adalah mencuci tangan dan kaki masing-masing dari lumpur. Lumpur yang menempel
digosok-gosok sampai benar-benar bersih, terutama dari tangan.
  Yang sudah bersih-bersih lalu pergi ke salah satu gazebo disana. Di gazebo itu terdapat satu meja
panjang di tengah, dengan nasi-nasi kotak berisi ayam dan perkedel telah menanti di atasnya. Botol
air minum juga telah diletakkan di sebelah setiap kotak. Makan dimulai bersama-sama setelah
semua orang sudah lesehan di gazebo. Yum, makanannya cukup lezat di lidah, apalagi makannya
juga setelah melakukan kegiatan fisik. Pas sekali.
  Setelah selesai makan, kotak-kotak dan botol-botol yang sudah kosong dikumpulkan serta dibuang
oleh peserta di tempat yang benar. Acaranya lalu dilanjutkan dengan materi dari Pak Djoko, plus sesi
tanya jawab yang telah dijanjikan di awal tadi. Ketika sesi tanya jawab, yang pada penasaran
mengeluarkan satu per satu pertanyaannya untuk dijawab oleh Pak Djoko.
  Mula-mula, Pak Djoko menjelaskan bahwa jenis mangrove itu aslinya banyak sekali. Setiap daerah
punya jenisnya masing-masing. Jenis yang ditanam oleh rombongan Pena tadi adalah jenis reservora,
atau dikenal juga dengan nama Tinjang. Nama Tinjang itu berasal dari akarnya yang memang berupa
akar tunjang.
  Ada satu pertanyaan menarik yang dilontarkan salah seorang anggota rombongan Pena. Yaitu, “Apa
bedanya bakau dan mangrove?” Penjelasan Pak Djoko adalah sebagai berikut. Ternyata, mangrove
itu juga adalah nama untuk deretan bakau-bakau. Jadi, bakau dan mangrove itu kurang lebih sama.
Selain fungsinya mencegah abrasi, mangrove juga bisa diolah lho, menjadi beraneka ragam produk.
Misalnya, dijadikan sirup, dodol, tepung, sampai pewarna batik. Pewarna mangrove biasanya dibuat
dari batangnya, hitam dan coklat. Warna batik yang menggunakan pewarna dari mangrove itu dapat
tidak luntur saat dicuci. Salah satu peserta bertanya, bagian mangrove apa saja yang bisa dipakai dan
diolah untuk membuat semua itu? Jawabannya, segala macam bagian mangrove bisa dimanfaatkan.
   Mangrove memang tanaman yang sangat berguna, bukan?
Tak hanya mengenai manfaat-manfaat mangrove, saat itu beragam cerita juga disampaikan oleh Pak
Djoko. Salah satunya mengenai hutan mangrove itu. Dulu, jumlah mangrove disitu lebih banyak, dan
garis batas hutan mangrovenya juga lebih jauh ke laut dibandingkan sekarang. Pak Djoko lalu
menunjukkan dua batang mangrove yang menjadi saksi bisu jaman-jaman itu. Posisi keduanya masih
berada lebih jauh lagi ke laut daripada letak gazebo, jadi memang cukup lumayan jaraknya. Namun,
hutan itu ditebangi. Penyebabnya, kayu mangrove itu bagus untuk jadi kayu bakar dan dibuat arang,
karena api yang dihasilkannya. Bahkan di saat itu sampai ada penadah-penadah kayu mangrove. Lalu
dibuatlah Ekowisata Mangrove yang sekarang ini, dan pelan-pelan hutannya kembali direboisasi.
  Penanaman mangrove yang dilakukan rombongan Pena membantu usaha reboisasi juga.
Untuk semua orang yang hadir, Pak Djoko punya satu pesan penting yang ingin disampaikannya.
Sesuatu yang bisa dilakukan di rumah, di sekolah, dimanapun juga. Pesan itu adalah, “jangan buang
sampah sembarangan”. Sebab, sampah-sampah yang dibuang sembarangan, misalnya yang dibuang
di got atau di kali, akan mengalir ke muara. Itu berarti sampah-sampah itu akan mengalir ke situ.
Salah satu peserta nyeletuk tentang rumah-rumahan yang dia lihat hanyut di kali tadi. “Ya, seperti
itu,” Pak Djoko membenarkan. Kalau banyak yang buang sampah sembarangan, sampahnya akan
terus menumpuk. Oleh karena itu, Pak Djoko ingin mengajak semuanya untuk tidak membuang
sampah sembarangan. Peserta yang hadir pun mengangguk-angguk setuju.
   Tanpa terasa, sebentar lagi sudah waktu air surut. Dari cerita Pak Djoko, ada banyak sekali burung-
burung yang lewat di Ekowisata Mangrove saat air surut. Jenis burungnya sangat bervariasi, karena
ada lebih dari 100 spesies burung di daerah Ekowisata Mangrove. Dari penuturannya, nampaknya itu
adalah suatu pemandangan yang spektakuler. Tentunya semuanya tertarik untuk melihatnya,
apalagi setelah melihat beberapa burung saat perjalanan tadi. Sayangnya, itu tidak bisa ditonton
karena rombongan bisa-bisa tidak dapat kembali jika air telah surut.
   Oleh karena air surut itu, maka waktunya pulang pun telah tiba. Kegiatan ditutup dengan doa
bersama. Sesudah berdoa, kotak-kotak nasi yang masih ada dibereskan lagi dan barang-barang juga
dicek agar tidak ada yang ketinggalan. Setelah itu tidak lupa semuanya bersalaman dulu dengan Pak
Djoko sebelum pulang, lalu bersama-sama berjalan ke dermaga untuk naik perahu.
   Begitu semuanya sudah mengenakan pelampung, mesin perahu dihidupkan dan perahu kembali
dijalankan. Karena mendekati air surut, ada lebih banyak burung yang berseliweran saat perjalanan.
Malah salah satunya hinggap di sebuah dahan di pinggir kali, cukup dekat untuk diobservasi dari
perahu. Karena banyaknya spesies burung tadi, jenis-jenis burung yang saat itu terlihat pun sangat
beragam, mulai dari segi warna maupun ukuran. Di perjalanan pulang pula absensi diedarkan sekali
lagi, kali ini mengisi kolom absensi pulang.
   Tak begitu lama kemudian perahu telah sampai ke Dermaga 1. Setelah perahu ditambatkan,
semuanya melepaskan pelampung masing-masing, kemudian turun dari perahu. Kegiatan outing kali
ini pun dinyatakan selesai sekitar pukul 12.30.
    Pak Adi telah mendeklarasikan niatnya membawa Homeschooling Pena ke Ekowisata Mangrove
setiap tahunnya. Jadi kepada Pak Djoko dan mangrove-mangrove, sampai jumpa lagi tahun depan!
#HomeschoolingPena#sahabatkeluarga

Tuesday 28 November 2017

Tipe Pola Asuh dan Pengaruh Tehadap Karakter Anak



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Tipe Pola Asuh dan Pengaruh Tehadap Karakter Anak


Foto : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 29 November 2017

Setiap orang tua pasti memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Karena gaya pola asuh yang berbeda maka hasil dari pengasuhan juga akan tidak sama antara anak yang satu dengan anak yang lain. Setidaknya ada 3 macam gaya atau pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif dan yang terakhir yaitu pola asuh otoritatif. Secara mudahnya pola asuh bisa didefinisikan dengan pola interaksi antara orang tua dengan anak.

Cara pengasuhan anak ini meliputi bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berhubungan dengan anak. Akan tetapi kebanyakan para orang tua tidak memahami tentang dirinya bagaimana pola asuh yang ia terapkan dalam keluarganya, apakah termasuk pola asuh otoriter, permisif dan otoritatif yang ia gunakan. Ini sangat penting untuk diperhatikan agar keinginan untuk menjadikan anak sebagai investasi yang terbaik bisa dimaksimalkan dengan memberikan pola asuh yang benar.

Beberapa tipe pola asuh orang tua kepada anak:
1. Pola asuh otoriter

Sesuai dengan namanya otoriter, pola asuh otoriter biasanya menerapkan suatu aturan dalam keluarga yang dibuat secara sepihak tanpa kompromi termasuk kepada anak. Aturan yang dibuat biasanya lebih ketat dan cenderung sepihak. Orang tua cenderung memiliki banyak tuntutan kepada anak dan anakpun harus patuh kepada orang tua. Hal yang menjadikan orang tua harus bersikap otoriter adalah anggapan orang tua yang harus bertanggung jawab penuh terhadap perilaku anak. Selain itu orang tua juga menganggap bahwa dengan memaksakan nilai, perilaku akan mampu mengubah anak. Kelemahan orang tua yang otoriter yaitu akan mematikan potensi yang dimiliki anak.

Beberapa dampak negatif orang tua otoriter
a.Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua
b.Anak yang dibesarkan dalam keluarga otoriter cenderung merasa tertekan, dan penurut
c.Anak cenderung tidak mampu mengendalikan diri
d.Anak akan kurang dapat berpikir, kurang percaya diri, kurang kreatif
e.Anak tidak bisa mandiri
f.Anak kurang dewasa dalam perkembangan moral
g.Rasa ingin tahu anak menjadi rendah.
h.Anak akan lebih mengalami depresi karena adanya tekanan dari orang tua

2. Pola asuh Permisif
Pola asuh permisif yaitu pola asuh dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau pusing memikirkan kehidupan anak. Sehingga orang tua yang permisif akan memberikan kebebasan penuh kepada anak tanpa memberikan pengontrolan secara baik. Beberapa ciri orang tua permisif antara lain orang tua bersikap damai dan selalu menyerah pada anak, untuk menghindari konfrontasi. Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Beberapa dampak buruk orang tua yang permisif
a.Anak akan memiliki harga diri yang rendah
b.Anak cenderung tidak memiliki kontrol yang baik
c.Kemampuan sosial anak cenderung buruk
d.Anak akan merasa bukan bagian penting di dalam keluarga

Dampak-dampak negatif di atas bisa saja akan berkelanjutan hingga anak dewasa. Bisa saja pola asuh yang permisif ini akan ditularkan lagi kepada anak sehingga permasalahan tidak akan bisa diselesaikan dan terus berkelanjutan hingga anak cucu.

3. Pola asuh otoritatif
Orang tua otoritatif yaitu orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak namun orang tua tetap memberikan bimbingan dan pengarahan kepada anak. Orang tua otoritatif akan lebih memberikan pengertian dan arahan terhadap apa yang dilakukan anak.

Beberapa ciri orang tua otoritatif
a.Orang tua bersikap objektif, perhatian dan memiliki kontrol yang baik kepada anak.
b.Orang tua lebih sering berdialog dengan anak termasuk dalam membuat kesepakatan keluarga.
c.Orang tua akan menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan lebih terbuka.
d.Orangtua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinya
e.Orang tua akan lebih bersikap hangat dan penuh perhatian kepada anak.

Beberapa dampak orang tua otoritatif kepada anak
a.Anak akan lebih bahagia
b.Memiliki kepercayaan diri yang baik
c.Anak akan memiliki keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi dengan baik
d.Anak tidak mudah rendah diri
e.Anak akan memiliki jiwa besar
f.Anak akan lebih mandiri dan kreatif

Orang tua otoritatif akan mampu melahirkan generasi yang tangguh dan kuat. Potensi anak akan bisa berkembang dengan baik dikarenakan pemberian pengarahan yang baik dari orang tua.

Dalam mendidik anak dan mengasuh anak, hendaknya para orang tua harus bersikap lebih arif dan bijaksana. Orang tua sebaiknya bisa mengkombinasikan ketiga pola asuh tersebut dengan baik. Kapan orang tua harus tegas dan kapan orang tua harus berlemah lembut kepada anak. Sebaiknya orang tua tidak terlalu ekstrim pada salah satu pola asuh tersebut.

Sumber: Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena


Monday 27 November 2017

Pentingnya Mendidik Anak Berimajinasi Secara Positif



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Pentingnya Mendidik Anak Berimajinasi Secara Positif



Foto : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 27 November 2017

Alangkah senangnya bila orang tua atau pendidik menanyakan pada seorang anak, kalau bila tiba saatnya kamu dewasa nanti apa cita-cita mu? Spontan ada yang menjawab, saya ingin jadi pilot pesawat terbang, adapula yang menjawab ingin jadi polisi, mau jadi dokter dll.

Apa sih yang ada dibenak anak-anak yang memiliki sejuta impian dan cita-cita? Yang pasti adalah sebuah gambaran, bayangan yang telah tergambarkan oleh mereka saat mereka terpenuhi tujuan hidup atau cita-cita mereka. Dari mana mereka mendapatkan gambaran itu semua? Bahkan tak sedikit dari mereka menjawab sambil memperagakan, seperti apa mereka nanti bila cita-cita mereka itu tercapai..

Kejadian diatas adalah sebuah gambaran maya yang ada di pikiran mereka secara sadar, yang diolah oleh pikiran bawah sadar mereka seolah menjadi kenyataan. Gambaran tadi tak lain adalah sebuah imajinasi. Dari kata Image yaitu gambaran menjadi kata Imagine. Imajinasi dalam bahasa Indonesia adalah sebuah kekuatan daya pikir yang diciptakan secara mendasar sebagai kekuatan pikiran berdasarkan pengalaman atau kenyataan. Hal-hal pengalaman atau kenyataan inilah yang mereka ciptakan dalam pikiran mereka menjadi sebuah imajinasi, seolah-olah nanti kejadian yang mereka bayangkan terjadi pada diri mereka dan hebatnya, terjadilah apa yang mereka bayangkan.

Hal pengalaman ini mereka mendapatkan dari sebuah pengalaman mereka, seperti saat kecil mungkin sering diajak atau ikut melihat bagaimana salah satu orang tua mereka bekerja, melihat profesi orang-orang atau pekerja sukses secara langsung atau bisa jadi dari mereka membaca atau menonton sebuah autobiografi yang menjadikan inspirasi pada diri anak-anak sehingga berkembanglah gambaran tadi pada pikiran mereka.

Tak jarang kejadian-kejadian pikiran seorang anak sangat kuat dalam meraih sebuah impian menjadi kenyataan, seorang anak menjadi juara kelas, seorang anak menjadi pemimpin upacara, seorang anak dipilih untuk mewakili sekolahnya untuk pertukaran pelajar dan lain-lain. Disekolah anak kita pada kesehariannya mereka ikut dalam sebuah kurikulum study touratau semacam field trip yang tak lain mereka diajak kesebuah pengalaman yang secara nyata untuk mereka bayangkan, lihat, dan rasakan seolah-olah mereka ikut mengalaminya.

Kekuatan imajinasi yang kita didik dan terarah pada anak-anak kita sangatlah menginsiprasikan mereka untuk tumbuh menjadi manusia yang kuat, mandiri dan belajar meraih sebuah impian dengan ketekunan dalam menempuh jalan hidupnya. Dengan memperlihatkan pada mereka sebuah kehidupan masa depan yang akan dicapainya akan menambah warna dalam kehidupan mereka dalam proses pembelajaran dalam pendidikan sekolah maupun dirumah.

Ajaklah sesekali anak-anak untuk meraih sebuah impian imajinasi mereka kesebuah pengalaman-pengalaman baru mereka. Seperti outbond, field trip atau ajaklah anak-anak secara sederhana dengan cara mendongeng atau menceritakan kisah-kisah inspirasi sebuah perjalanan menuju sebuah cita-cita sebelum memasuki waktu tidur malam mereka. Proses pembelajaran seperti inilah memicu keinginan seorang anak ingin lebih tahu lagi tentang imajinasinya dan tercapailah cita-cita mereka.

Sumber : Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena