BELAJAR YANG MENYENANGKAN ? CARANYA?
Selama ini belajar bukanlah hal yang menyenangkan
bagi sebagian anak, tidak jarang anak kita langsung badmood ketika kita
menuntutnya belajar atau hanya sekedar mengerjakan tugas sekolahnya. Sebagian
penyebabnya, karena kita masih banyak menggunakan sistem motivasi eksternal
yaitu dengan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) agar
anak-anak mau belajar. Memang, motivasi seperti ini lebih cepat diaplikasikan
dan membuat anak mau menurut. Akan tetapi, ternyata sistem seperti ini memiliki
efek ketergantungan jangka panjang, dan kurang baik dari segi emosional anak.
Mengapa?
Karena hal yang dibutuhkan anak untuk mau belajar
sesungguhnya bukanlah hadiah-hadiah. Akan tetapi mereka memiliki kebutuhan
untuk belajar dengan cinta, penghargaan, kebebasan, kenyamanan, dan cara yang
menyenangkan. Dan untuk memenuhi kebutuhan ini, orangtualah yang pertama kali
harus bisa menciptakan lingkungan rumah yang hangat dan layak belajar.
1. Belajar dengan cinta
Sebagai orangtua, kita harus bisa menciptakan
kondisi dimana anak merasa dicintai, diterima, dan dimiliki oleh orangtuanya.
Dalam hal-hal yang sederhana saja misalnya, dengan menyambut mereka di
pintu saat mereka pulang sekolah, melibatkan mereka dalam kegiatan apa yang
ingin mereka lakukan, mengajak mereka ngobrol dengan hangat saat mereka pulang
sekolah sambil makan siang, dsb. Ketika anak-anak mengerti bahwa mereka
diperhatikan, dicintai, diterima, dimiliki, maka akan dengan mudah mereka
merasa nyaman di rumah.
2. Belajar dengan penghargaan
Terkadang kita lupa, bahwa penghargaan
sesungguhnya yang dibutuhkan anak bukanlah hadiah atau piala, melainkan rasa
dihargai itu sendiri. Anak-anak merasa dihargai saat mereka diberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapat mereka atau masukan-masukan dari mereka
tentang rumah, perilaku, atau pelajaran. Mereka merasa dihargai saat kita
memberikan lingkungan rumah yang kondusif, sesuai dengan gaya belajar anak.
Mereka akan merasa dihargai ketika kita tidak hanya berkutat pada hasil akhir
belajar, tapi pada proses ketika mereka berjuang dan belajar untuk dapat
membuat kita bangga. Karena memang setiap anak memiliki passion dan kemampuan
yang berbeda-beda, kita pun tidak bisa menuntut mereka untuk bisa selalu
menjadi yang terbaik. Namun latih mereka untuk selalu melakukan yang terbaik
dari apa yang mereka mampu usahakan.
3. Belajar dengan kebebasan
Apa yang umum terjadi adalah tidak ada atau
kurangnya kebebasan anak dalam belajar. Mereka sering kali kita kekang dengan
aturan dan keinginan kita, tanpa kita mau melihat bahwa sesungguhnya mereka
ingin diberikan hak mereka untuk “bebas”. Di sekolah saja, anak-anak sudah
harus mengikuti aturan ketat, yakni jam-jam pelajaran yang sudah ditentukan.
Tentunya ketika mereka sampai di rumah, mereka ingin bebas menentukan “jam”
mereka sendiri. Mereka ingin bebas memilih dimana mereka ingin belajar, dengan
guru siapa yang mereka anggap lebih bisa memahamkan mereka, bebas menentukan
posisi duduk, bebas menentukan pelajaran apa yang ingin lebih dulu mereka
pelajari, dsb. Berikan mereka kebebasan, namun tanamkan pula pada mereka
tanggungjawab.
4. Belajar dengan nyaman
Di sekolah, anak-anak tidak bisa bebas makan pada
saat jam pelajaran. Tidak bisa, karena memang para guru membuat aturan
demikian. Sesungguhnya lebih kepada karena guru tidak ingin ada murid yang
mengacaukan kelasnya dengan suara mengunyah atau membuka bungkus, mengacaukan
konsentrasi teman-temannya, dan mengacaukan konsentrasi guru saat mengajar.
Tapi, rumah adalah sekolah yang harusnya menjadi paling nyaman bagi anak. Buang
aturan-aturan tak masuk akal, dan buatlah lingkungan senyaman mungkin. Bila
anak lebih suka belajar dengan duduk lesehan, sediakan bantal duduk yang empuk
dan nyaman untuknya. Sediakan pula snack atau camilan dan air minum. Buka
jendela lebar-lebar – bila memungkinkan – agar udara segar dapat masuk dan
memberikan rasa fresh pada anak. Tak lupa, Anda bisa membuat aturan yang
disepakati bersama soal belajar di rumah. Minta mereka memberikan masukan tentang
apa yang ingin mereka miliki tentang aturan tersebut, agar mereka pun juga
belajar bertanggungjawab atas aturan yang mereka buat sendiri.
5. Belajar dengan cara yang menyenangkan
Kebutuhan belajar dengan cara yang menyenangkan
adalah kebutuhan yang terpenting dalam proses belajar anak. Bayangkan ketika
anak kita paksa untuk belajar terlalu serius, dengan aturan yang ketat, tidak
boleh tertawa, tidak boleh makan dan minum. Yang ada justru anak akan depresi,
dan kemudian menolak untuk belajar secara defensif. Ajak anak-anak untuk
belajar sambil bermain, seperti memainkan “Who Wants To Be a Millionaire” atau
“Apa Ini Apa Itu” atau “Quiz Rangking 1” dsb. Jika perlu, adakan outbound atau
PLK (pelajaran luar kelas) untuk memahami materi-materi tertentu sesuai dengan
tema pelajaran yang sedang dibahas. Kegiatan belajar dengan metode bermain
dapat memberikan anak inspirasi baru, kreativitas, dan dapat mengurangi stress
mereka.
Setiap anak memiliki motivasi, tapi kebanyakan
mereka tidak memiliki motivasi untuk belajar dan bertingkah laku sesuai dengan
harapan orangtua. Jika kita ingin anak-anak belajar dan bertingkah laku sesuai
dengan harapan kita, lebih dulu kita harus bisa memberikan apa-apa yang mereka
butuhkan. Tidak hanya untuk membangun sebuah hubungan sosial-emosional yang
kuat saja antara orangtua dan anak, tapi juga menumbuhkan rasa tanggungjawab
dan keinginan yang kuat untuk mempelajari apa yang sudah diajarkan pada mereka.
Ayo, jadikan diri kita sebagai bagian dari
“orangtua yang mendidik” !
No comments:
Post a Comment