Apa yang perlu diperhatikan untuk pengembangan minat & bakat anak?
Minat adalah pintu besar untuk stimulasi perkembangan anak. Melalui hal-hal yang diminati, anak bisa melakukan sebuah hal dalam jangka waktu lama. Aneka proses belajar bisa dilakukan dengan menggunakan minat sebagai pintu masuknya. Kualitas belajar pun bisa menjadi luar biasa karena anak menikmati kegiatannya.
Contoh yang paling sering muncul adalah yang berkaitan minat anak pada dunia seni seperti menari, menyanyi, atau teknologi komputer. Anak-anak yang suka komputer tahan berlama-lama di depan komputer. Dengan stimulasi yang tepat, anak-anak ini bisa melejit kemampuannya di bidang komputer sejak usia muda.
Antara Minat & Bakat
Minat adalah perihal ketertarikan pada sebuah hal, bakat perihal keahlian dan kemampuan menghasilkan ouput. Bakat juga adalah kapasitas belajar yang luas dan cepat tentang sebuah hal.Minat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (sehingga bisa berubah-ubah), bakat lebih bersifat internal, berupa karunia Tuhan yang lebih menetap. Idealnya kita menemukan bakat anak, tapi yang ini lebih susah diperoleh. Yang lebih mudah adalah mengenali minat anak dari hal-hal sehari-hari yang menjadi ketertarikannya, yang membuat matanya berbinar-binar, yang membuatnya tahan melakukannya dalam jangka waktu lama.
Berbicara tentang minat sebagai pintu masuk stimulasi pengembangan anak, ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan orangtua:
- apa peran utama orangtua dalam pengembangan minat & bakat?
- apa yang bisa dilakukan dengan minat anak?
- bagaimana kalau minat berubah?
Peran Orangtua dalam pengembangan minat & bakat
Peran utama orangtua dalam proses pengembangan minat dan bakat anak adalah memaparkan, memfasilitasi, dan mengapresiasi. Secara sederhana, peran utama orangtua adalah menyediakan lingkungan dan lahan yang subur untuk pertumbuhan minat & bakat anak.Memaparkan pada keragaman dunia
Karena jangkauan anak masih pendek, maka
tugas orangtua adalah memaparkan anak dengan aneka jenis pengalaman.
Tujuannya adalah memperluas wawasan anak dan membuka pintu-pintu
ketertarikannya agar tidak terbatas hanya pada hal-hal yang ada di
rumahnya saja. Perjalanan (travelling) ke berbagai kota adalah salah
satu jenis kegiatan yang bisa digunakan untuk menstimulasi dan
memaparkan anak dengan aneka hal yang ada di dunia, tidak terbatas pada
mata pelajaran seperti yang diajarkan di bangku sekolah.
Saat memaparkan, kita tidak pernah tahu
apa yang menarik dan akan berkesan pada anak hingga dewasa. Jadi, tugas
kita adalah memaparkan dan memaparkan. Ini seperti kisah Einstein masa
keci yg disebut Howard Gartner crystallizing experiences, pengalaman
yang menggerakkan.
Alkisah, saat usia 4 tahun Einstein
mendapat hadiah kompas dari ayahnya. Ternyata kompas itu sangat berkesan
bagi Einstein dan membawa pengaruh besar dalam ketertarikannya pada
dunia sains.
Memfasilitasi Minat Anak
Jika anak sudah menunjukkan minat pada
hal tertentu, peran orangtua adalah memfasilitasinya. Minat itu bisa
dilihat dari tanda-tanda:
- sering dibicarakan/dilakukan
- anak menikmati prosesnya
- anak bertumbuh kemampuannya
Saat memfasilitasi, tantangan terbesar
orangtua adalah mencari titik temu antara minat anak dan kemampuan
sumber daya orangtua. Dalam keterbatasan kondisi orangtua, di sinilah
kebutuhan akan kreativitas untuk mencari jalan, alternatif, dan
substitusi.
Mengapresiasi Kegiatan Anak
Sebuah hal yang ditekuni dan dikerjakan
anak sepatutnya mendapat apresiasi. Jika hasilnya belum bagus dalam
kacamata orangtua, setidaknya orangtua dapat memberikan apresiasi untuk
inisiatif, kerja keras, ide, kreativitas, atau perhatian yang diberikan
anak. Jangan orangtua malah langsung mengkritik, merendahkan, atau
mematikan inisiatif anak.
Apresiasi adalah ibarat pupuk yang
menyuburkan tanah. Dia bermanfaat, tapi juga perlu dijaga agar tidak
berlebihan karena segala yang berlebihan pasti berdampak buruk.
Yang penting diperhatikan dalam proses
apresiasi adalah tujuannya untuk memberikan kenyamanan pada anak atas
inisiatif dan hal yang dilakukan. Anak didorong untuk mandiri dan
berlatih mengambil keputusan sendiri. Kesalahan terjadi pada apresiasi
jika apresiasi itu sampai menimbulkan ketergantungan anak
pada persetujuan dan pujian orangtua.
Apa yang bisa dilakukan orangtua?
Selain memaparkan anak dengan aneka hal dan kegiatan pada anak, apa yang bisa dilakukan pada hal-hal yang sudah menjadi ketertarikan anak, misalnya: robot, tokoh kartun, game, dan sebagainya?Setidaknya ada 4 hal yang bisa dilakukan orangtua:
Mengubah konsumsi ke produksi
Minat anak biasanya terkait dengan
kegiatan mengkonsumsi (memasukkan dari luar ke dalam), misalnya
menonton, bermain, membaca, dan sejenisnya. Kegiatan-kegiatan tersebut
dapat diubah menjadi kegiatan produksi (mengeluarkan dari diri anak),
misalnya: bercerita, bernyanyi, presentasi, menulis, membuat sesuatu.
Membahaskan & memperdalam
Kegiatan yang dapat dilakukan orangtua
untuk mengubah kegiatan konsumsi menjadi produksi adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak untuk mengeluarkan
informasi yang ada dalam dirinya menjadi sebuah pengetahuan. Minta anak
untuk menjawab pertanyaan Anda tentang hal yang digeluti, minta anak
untuk menceritakan, menuliskan, atau melakukan presentasi hal-hal yang
diketahuinya. Proses itu bisa sesederhana percakapan spontan 3 menit,
bisa kompleks dalam bentuk presentasi yang harus dipersiapkan
sebelumnya.
Memperkaya dengan kegiatan lain
Sebuah hal yang diminati anak juga bisa
diperkaya dengan menghubungkannya dengan kegiatan belajar yang lain.
Sebagai contoh, minat anak pada robot dijadikan sarana belajar
matematika robot, membaca tentang robot (literasi), cara kerja robot
(IPA), dan sebagainya. Anda juga mengekspos anak dengan ahli melalui
pertemuan langsung, karya ahli, atau video/film yang membahas tema yang
disukai anak.
Bagaimana kalau minat anak berubah?
Nah, ini pertanyaan yang sering diajukan orangtua. Apalagi kalau minat anak berkaitan dengan sumber daya (dana & waktu) yang harus dialokasikan secara khusus oleh orangtua. Apakah semua minat anak harus difasilitasi?Hal pertama yang perlu diketahui, perubahan-perubahan minat anak adalah hal yag wajar dan alami. Sebagian besar anak mengalaminya. Seiring pertambahan usia anak, biasanya variasinya akan semakin mengerucut. Jika orangtua mengamati perkembangan anak, mereka biasanya akan melihat benang merah dari hal yang berubah-ubah itu.
Yang kedua, anak secara umum bersifat adaptif. Mereka pandai menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Tugas orangtua bukan memanjakan anak atau membatasi, tetapi mengkomunikasikannya kepada anak. Proses ini juga merupakan bagian dari pendidikan mengenai empati kepada anak.
Yang ketiga, perubahan minat anak dapat menjadi pintu untuk proses belajar tentang negosiasi. Orangtua dan anak belajar membuat kesepakatan-kesepakatan bersama. Kesepakatan itu bisa berupa kapan boleh berganti, apa syarat berganti, apa konsekuensi dari pergantian?
Proses ini akan menguatkan anak dan mengajarkan anak tentang konsekuensi dan ketangguhan.
No comments:
Post a Comment