PENGANTAR EVALUASI PROGRAM
APA ITU EVALUASI?
Lain orang lain pula pemaknaan mereka ketika menggunakan kata"
evaluasi". Mereka mungkin juga "melakukan" evaluasi dengan jalan yang
berbeda, menggunakannya untuk tujuan yang berbeda, atau penggunaan
standard berbeda untuk memutuskan apakah suatu evaluasi baik yang baik
harus kelihatan baik. Jika kamu ingin menunjukkan dengan tepat makna apa
yang dimaksudkan oleh seseorang , kamu harus menemukan sejumlah hal.
Ini adalah sepuluh pertanyaan yang akan membantu kamu meringkas apa
yang dimaksudkan seseorang ketika memperbicangkan tentang evaluasi. Kamu
dapat menggunakan sepuluh mempertanyakan ini untuk menemukan apa yang
orang lain maksudkan ketika mereka memperbicangkan tentang atau meminta
untuk kamu melakukan evaluasi. Paling utama, sepuluh pertanyaan ini akan
membantu kamu memperjelas apa yang kamu maksudkan ketika kamu
menggunakan kata" evaluasi" atau bagaimana kamu akan menggambarkan nya
dilain waktu jika kamu melihatnya.
- Bagaimana evaluasi didevinisikan? Apakah yang merupakan corak yang unik dari suatu evaluasi? Bagaimana anda mengetahui ketika kamu lihat satu? Bagaimana cara membedaknnya dengan berbagai hal seperti " pengukuran" atau " penelitian?" Apakah evaluasi yang mengajukan test dan daftar pertanyaan? Menyediakan informasi untuk pembuat keputusan? Menentukan apakah tujuan telah dicapai? Penilaian sesuai? Atau sesuatu yang lainnya?
Untuk pertanyaan ini, Anda bisa melihat definisi evaluasi yang dapat
diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya, diantaranya,
definisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu evaluasi adalah proses
yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai
(Tyler,1950:69). Menyediakan informasi untuk pembuat keputusan,
dikemukakan oleh Cronbach (1963), Stufflebeam (1971), juga Alkin (1969).
Maclcolm, Provus, pencetus Discrepancy Evaluation (1971),
mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu
standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Akhir-akhir ini telah
dicapai sejumlah konsensus antar evaluator tentang arti evaluasi, antara
lain yaitu penilaian atas manfaat atau guna (Scriven, 1967; Glass 1969;
Stufflebeam, 1974). Joint Committee (1981) mendefinisikan evaluasi
sebagai penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat
atau guna beberapa objek. Kelompok Konsorsium evaluasi Standford menolak
definisi evaluasi yang menghakimi (judgmental definition of
evaluation). Karena menurut mereka bukanlah tugas evaluator menentukan
apakah suatu program berguna atau tidak. Evaluator tidak dapat bertindak
sebagai wasit terhadap orang lain (Cronbach, 1982).
- Untuk apa evaluasi dilakukan? Kenapa evaluasi dilakukan? Apa tujuan evaluasi? Apa fungsi evalusi? Apakah itu dilaksanakan untuk melayani pengambilan keputusan? Untuk menyampaikan pertanggungjawaban? Untuk akreditasi atau sertifikasi? Untuk memotivasi orang-orang? Untuk merubah dan memperbaiki program? Atau untuk beberapa alasan lain?
Scriven (1967) orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Kemudian
Stufflebeam juga membedakan sesuai dengan Scriven yaitu Proactive
evaluation untuk melayani pemegang keputusan, dan Retroactive evaluation
untuk keperluan pertanggungjawaban. Evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu
formatif untuk keperluan perbaikan dan pengembangan kegiatan yang
sedang berjalan (program, orang, produk dan sebagainya). Fungsi sumatif
digunakan sebagai pertanggungjawaban, keterangan, seleksi dan atau
lanjutan.
- Apakah yang merupakan object evaluasi? Apa yang bisa atau harus dievaluasi? Apakah " berbagai hal" itu diharapkan untuk mengevaluasi para siswa, para guru, proyek, program, institusi atau sesuatu selain itu?
Hampir semua unit training dapat dijadikan objek suatu evaluasi. Siswa
atau mahasiswa sudah merupakan objek yang populer bagi evaluasi
pendidikan. Yang lain-lainnya seperti proyek atau program institusi
pendidikan yang sekarang menjadi objek evaluasi yang semakin populer.
Penting sekali untuk menentukan dan mengetahui apa yang akan dievaluasi.
Hal ini akan menolong untuk menentukan apa informasi yang dikumpulkan
dan bagaimana menganalisanya. Hal ini akan membantu pemfokusan evaluasi.
Rumusan tujuan yang jelas juga akan menghindari salah tafsir dan
kesalahpahaman.
- Apa aspek dan dimensi dari suatu obyek perlu penyelidikan evaluasi? Pertanyaan apa yang harus ditujukan tentang apapun juga yang dievaluasi? Apa jenis informasi yang harus dikumpulkan? Apakah aspek-aspek obyek sumber daya yang harus dievaluasi, dampak atau hasil, proses implementasi, staff dan klien, tujuan dan rencana, biaya dan manfaat, kebutuhan, karakteristik organisatoris, atau sesuatu selain itu?
Setelah memiliki objek yang akan dievaluasi, maka harus ditentukan
aspek-aspek apa saja dari objek tersebut yang akan dievaluasi. Di
waktu-waktu sebelumnya evaluasi berfokus kebanyakan atas hasil yang
dicapai, jadi untuk mengevaluasi objek pendidikan misalnya lokakarya,
berarti mengevaluasi hasil lokakarya yaitu hasil yang telah dicapai
peserta. Akhir-akhir ini usaha evaluasi ditujukan untuk memperluas atau
memperbanyak variabel evaluasi dalam bermacam-macam model evaluasi
(Stake, 1967; Stufflebeam, 1959, 1974; Alkin 1969; Provus, 1971). Model
CIPP dari Stufflebeam mengemukakan evaluasi yang berfokus pada empat
aspek yaitu:
1) Konteks
2) Input
3) Proses Implementasi
4) Produk
Karena pendekatan ini maka evaluasi lengkap terhadap evaluasi pendidikan
akan menilai misalnya: a) manfaat tujuannya, b) mutu rencana, c) sampai
sejauhmana tujuan dijalankan, dan d) mutu hasilnya. Jadi evaluasi
hendaknya berfokus pada tujuan dan kebutuhan, desain training,
implementasi, transaksi, dan hasil training.
- Kriteria apa harus digunakan untuk menilai suatu obyek? Bagaimana anda melakukan interpretasi terhadap penemuan itu? Bagaimana cara untuk mengumpulkan informasi? Bagaimana nantinya Anda memutuskan jika obyek adalah " baik" atau " tidak baik?" Apakah kriteria mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ketetapan kepada rencana, menjawab untuk mengidentifikasi kebutuhan, prestasi tentang tujuan sosial atau ideal, perbandingan dengan object alternatif, kesetiaan kepada hukum dan petunjuk, penyesuaian dengan harapan pendengar (audience), atau sesuatu selain itu?
Memilih kriteria yang akan dipakai untuk menilai objek evaluasi
merupakan tugas yang paling sulit dalam evaluasi pendidikan. Apabila
yang diacu hanya pencapaian tujuan, maka ini memang pekerjaan yang
mudah, namun ini baru sebagian daripada isu kriteria evaluasi.
Pencapaian tujuan-tujuan yang penting memang merupakan salah satu
kriteria yang penting. Kriteria lainnya yaitu identifikasi kebutuhan
dari klien yang potensial, nilai-nilai sosial, mutu, dan efisiensi
dibandingkan dengan objek-objek alternatif lainnya. Tampaknya ada
persetujuan diantara ahli evaluator bahwa kriteria yang dipakai untuk
menilai suatu objek tertentu hendaknya ditentukan dalam konteks objek
tertentu dan fungsi evaluasinya. Jadi hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan kriteria penilaian suatu objek adalah:
1) Kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai
2) Penggunaan yang optimal dari sumber-sumber dan kesempatan.
3) Ketepatan efektifitas training
4) Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya. Kriteria yang ganda (multiple) hendaknya sering dipakai
- Siapa yang harus dilayani oleh suatu evaluasi? Siapakah klien? Siapakah pendengar (audience) untuk evaluasi? Siapa yang membutuhkan informasi untuk dilayani? Apakah itu dilaksanakan untuk diri sendiri, para siswa, staff, agen pendanaan, kalayak ramai, atau sesuatu selain itu?
Supaya evaluasi betul-betul bermanfaat atau berguna, maka evaluasi itu
harus berguna untuk klien atau audien khusus. Kebanyakan literatur
evaluasi tidak menyarankan siapa audien yang tepat. Namun ada tiga hal
yang diusulkan penulis sehubungan dengan tulisan ini, yaitu:
1) evaluasi dapat mempunyai lebih dari seorang audien
2) masing-masing audien mungkin punya kebutuhan yang berbeda.
3) audien khusus kebutuhannya harus dirumuskan dengan jelas pada waktu memulai rencana evaluasi.
- Apa langkah-langkah dan prosedur dilakukan dalam melakukan suatu evaluasi? Bagaimana anda memulai suatu evaluasi dan bagaimana anda berproses? Langkah-langkah apakah yang utama dari suatu proyek evaluasi? Apakah itu urutan " terbaik" untuk melaksanakan suatu evaluasi?
Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori
yang dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan
ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi yaitu:
1) Memfokuskan evaluasi
2) Mendesain evaluasi
3) Mengumpulkan evaluasi
4) Menganalisis informasi
5) Melaporkan informasi
6) Melaporkan hasil evaluasi
7) Mengelola evaluasi
8) Mengevaluasi evaluasi (meta evaluasi)
- Metode penemuan apa yang harus digunakan dalam evaluasi? Bagaimana anda mengumpulkan informasi? Disain penemuan seperti apa harus digunakan dalam evaluasi? Metodologi Apakah " yang terbaik" untuk test evaluasi dan daftar pertanyaan, panel tenaga ahli, disain bersifat percobaan, survey dan correlational studi, etnografi dan studi kasus, " dewan juri" percobaan, pendekatan naturalistic, atau beberapa pendekatan lain ?
Kiranya pendekatan electic (memilih berbagai metode dari beberapa
pilihan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan) merupakan cara yang
terbaik. Yang dipilih hendaknya sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat. Provus (1971) dan Stufflebeam (1971) memperkenalkan beberapa
variasi metode dalam evaluasi, di samping desain eksperimen dan kuasi
eksperimen yang tradisional (Campbell dan Stanley, 1963), dengan metode
naturalistik (Guba dan Lincoln, 1981; Patton,1980), Jury Trials
(Wolf,1975) dengan analisis sistem, dan banyak lainnya merupakan metode
yang sudah lazim dipakai dalam evaluasi program.
- Apa yang sebaiknya dilakukan evaluasi? Penilai seperti apa yang Anda perlukan dipekerjakan? Ketrampilan seperti apa perlu dimiliki oleh seorang evaluator? Apa yang menjadi otoritas dan tanggung-jawab dari seorang penilai? Perlukah spesialis evaluasi atau suatu ahli bidang untuk dilibatkan dalam evaluasi, staff reguler, atau sesuatu selain itu?
Untuk menjadi kelompok profesional evaluator dituntut mempunyai
ciri-ciri tertentu yang memerlukan latihan yang memadai. Untuk menjadi
seorang evaluator yang kompetendan dapat diandalkan ia harus mempunyai
kombinasi berbagai ciri, antara lain: mengetahui dan mengerti teknik
pengukuran, dan metode penelitian, mengerti tentang kondisi sosial, dan
hakikat objek evaluasi, mempunyai kemampuan human relation, jujur, serta
bertanggung jawab. Karena sulit mencari orang yang mempunyai begitu
banyak kemampuan, maka sering evaluasi dilakukan oleh suatu tim.
- Dengan standar apa evaluasi dinilai? Bagaimana anda mengetahui bahwa evaluasi yang anda lakukan adalah evaluasi yang baik? Apakah karakteristik suatu evaluasi? Bagaimana anda mengevaluasi suatu evaluasi? Perlukah evaluasi menjadi bermanfaat dan praktis, menyediakan informasi dapat dipercaya dan akurat, realistis, hemat dan bijaksana, diselenggarakan menurut hukum dan secara etis, objektif dan ilmiah, atau haruskah hal lain? Seperti yang disebutkan pada awal bagian ini, kesepuluh pertanyaan ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi terdapat dua cara di mana yang sepuluh pertanyaan dapat lebih bermanfaat:
- Digunakan untuk mengatur persepsi Anda sendiri, apa yang Anda maksud dengan evaluasi.
- Digunakan untuk memahami orang lain apa yang dimaksud dengan evaluasi oleh orang lain.
Akhir-akhir ini telah dicoba pengembangan standar untuk kegiatan
evaluasi pendidikan. Standar yang paling komprehensif dan rinci
dikembangkan oleh Committee on Standard of Educational Evaluation (Joint
committee, 1981)
Dengan ketuanya Daniel Stufflebeam, yaitu:
1) Utility (bermanfaat dan praktis)
2) Accuracy (secara teknik tepat)
3) Feasibility (realistik dan teliti)
4) Propriety (dilakukan dengan legal dan etik)
No comments:
Post a Comment