Tuesday 21 November 2017

Pujian kepada Anak, Apa Resikonya?



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Pujian kepada Anak, Apa Resikonya?


Foto : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 22 November 2017

Memuji anak adalah salah satu jurus andalan dalam memotivasi anak. Kita bisa memperhatikan dari ekspresi anak saat dipuji. Ada yang tersipu malu, ada yang terlihat senang, ada yang terlihat menjadi lebih semangat, dan ekspresi positif lainnya. Pujian bisa menjadi tanda bahwa Anda menyukai dan bangga dengan apa yang telah dilakukan buah hati Anda. Bagaimana pun, segala sesuatu yang dilakukan terlalu berlebihan akan menjadi tidak baik.

Pujilah anak saat anak mau mencoba hal-hal baru

Tidak hanya memuji anak saat anak berhasil dalam melakukan sesuatu. Namun lebih dari itu, pujilah anak saat ia mau mencoba melakukan sesuatu yang baru. Meskipun anak tidak berhasil dalam mencoba melakukan sesuatu yang baru, tetaplah memuji usahanya. Misalnya, pada saat anak berusaha mendapatkan nilai yang baik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Namun setelah berusaha dengan rajin belajar, ia tidak mendapatkan nilai yang memuaskan juga, tetaplah puji usahanya. Dengan memuji usahanya, maka anak akan semakin terpacu untuk mencobanya lagi tanpa kenal menyerah.

Pujilah perkembangan anak

Pujilah buah hati anda saat ia melakukan hal-hal yang di luar dari kebiasaannya. Misalnya, sebelumnya anak makan dengan nasih berceceran di lantai. Namun setelah beberapa lama, Anda menemukan buah hati Anda makan dengan baik dan bersih, tanpa ada nasi berceceran di lantai. Perkembangan ini perlu mendapat pujian.

Pujialah hal-hal yang menonjol dalam diri anak

Pujilah anak saat ia melakukan hal-hal yang lebih baik dari anak-anak seusianya. Misalnya, anak-anak sebayanya belum bisa menendang bola dengan baik, sedangkan buah hati Anda mampu menendang bola dengan sangat baik. Maka ia patut mendapatkan pujian dari prestasinya ini. Pujian juga bisa diberikan saat anak menjadi juara pada suatu meja.

Hal-hal yang tidak memerlukan pujian

Anak bisa memakai baju sendiri, memakai sepatu sendiri, menyisir rambut sendiri, tidak perlu mendapat pujian, bila hal itu memang sudah bisa dilakukan anak dalam aktivitas sehari-hari. Karena bila sedikit-sedikit dipuji, anak akan menjadi manja. Ia melakukan aktivitas sehari-hari bukan karena memang sudah menjadi suatu keharusan atau kebiasaan yang memang harus dilakukan, namun ia mau melakukannya karena ingin mendapat pujian. Bila ini berlangsung terus menerus, anak menjadi kurang bersemangat untuk melakukan aktivitas-aktivitas itu, dan akhirnya anak menjadi malas.

Pujian tidak harus dengan kata-kata

Pujian tidak harus diungkapkan dengan kata-kata. Pujian bisa diungkapkan dengan acungan jempol, menganggakkan kepala, menepuk bahu anak, atau hanya sekedar tersenyum. Variasi dalam mengungkapkan pujian perlu dilakukan agar anak tidak merasa bosan. Karena bila sedikit-sedikit anak dipuji dengan kata-kata yang muluk-muluk, anak-anak jadi haus akan pujian dan bisa menjadikan anak menjadi sombong. Sehingga pujian seakan-akan tidak ada artinya. Ia bisa menuntut sesuatu yang lebih, misalnya mau melakukan sesuatu yang baik bila mendapatkan hadiah.

Bagaimana dengan Anda? Adakah batasan-batasan tersendiri dalam memberikan pujian kepada sang buah hati?

Sumber : Kak Zepe



Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena


No comments:

Post a Comment