HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA )
TERAKREDITASI - BAN PNF
Dampak
Buruk Bila Kita Sering Memarahi Anak di Muka Umum
HomeschoolingPena Surabaya, 25 April 2017
Anak adalah pribadi suci. Anak adalah anugerah
terindah. Anak adalah titipan Tuhan. Berapa banyak pasangan suami istri
yang mendambakan kehadiran seorang anak?
Nah, kita yang sudah dikaruniai satu anak
maupun lebih, sudah seharusnya membekali diri dengan ilmu mendidik anak.
Ilmu tersebut bukan hanya bermanfaat untuk kita sebagai orangtua, tetapi
juga untuk buah hati kita.
Salah satu bekal yang dapat kita lakukan adalah
dengan banyak membaca buku-buku parenting, mengikuti seminar orangtua,
berdiskusi dengan sesama orangtua, dan yang paling mudah tentunya
mengingat dan melihat kembali bagaimana orangtua kita dulu mendidik kita.
Nah Parents, jangan memarahi anak,
jangan membentak anak, dan jangan membanding-bandingkan anak dengan orang lain,
ya. Kenapa kita tidak boleh memarahi anak?
Selain hal itu tidak baik untuk perkembangan
anak, berikut beberapa dampak memarahi anak
a. Minder
Apabila seorang anak sering dimarahi di hadapan
orang-orang, maka sikap utama yang sering dialami oleh kebanyakan anak
ialah, ia menjadi minder dan tidak percaya diri.
Seorang anak akan mungkin mengalami trauma yang
berkepanjangan ketika saat kecilnya ia sering dimarahi dan dibentak oleh
kedua orangtuanya di hadapan banyak orang.
Meskipun terkadang orang-orang di sekeliling
menganggap tindakan tersebut adalah tindakan biasa, namun bagi anak hal
tersebut dapat membuat jiwanya tertekan.
b. Takut bersosialisasi
Mungkin Anda tanpa sadar menghardik, “Dasar kamu
anak bodoh!”
Apa efek dari kemarahan tersebut terhadap anak?
Ia akan merasa yakin bahwa dirinya adalah orang yang benar-benar bodoh.
Sebab, orangtuanya pun telah men-judge
bahwa dia memang seorang anak yang bodoh. Ini tentunya akan berdampak
negatif pada perkembangan dan pergaulan anak nanti.
Ketika dia dewasa pun, anggapan bahwa dirinya
bodoh akan tetap melekat pada diri seorang anak. Ujung-ujungnya sang anak
akan memiliki sikap minder.
Tindak lanjut dari sikap minder tersebut ialah
anak akan sulit untuk melakukan sosialisasi dengan orang-orang di luar.
Hal tersebut disebabkan oleh rasa tidak percaya diri yang telah dibentuk
sejak ia kecil.
Hal tersebut akan tambah menjadi buruk apabila
orangtua tidak berperan dalam pembentukan jati diri sang anak. Apabila
orangtua membiarkan si anak terus-menerus hidup dalam kungkungannya, maka ia
pun akan tambah susah untuk bersosialisasi.
Sosialisasi sangat penting dalam sebuah
kehidupan. Betapa tidak, manusia akan selalu bergantung kepada manusia
lainnya.
Dalam hal apa pun, ia akan selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Oleh karena itu, dibutuhkan sikap sosial
yang baik untuk memudahkan ia dalam proses bersosialisasi.
Apabila sejak dulu seorang anak sudah
dibentuk sebagai individu yang rendah, sehingga anak merasa tertekan dan
menjadi minder, maka ia pun akan sulit untuk bersosialisasi.
Ia pun juga akan bersikap tertutup dan sulit
untuk mengeluarkan pendapat dan unek-uneknya. Hal tersebut tentu membuat
si anak akan selalu tertekan, sebab ia tidak tahu dan sulit
untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya karena ia takut dengan
orangtuanya yang temperamen.
c. Bersikap egois dan judes
Akibat perilaku memarahi anak di muka umum ialah
anak akan menjadi pribadi yang egois dan individualis. Hal ini terjadi
karena perilaku memarahi juga akan menimbulkan sikap keras sang anak.
Apabila hal tersebut dilakukan terus-menerus,
sang anak akan menjadi pribadi yang memberontak dan keras.
Kepercayaannya terhadap sekitar perlahan sirna
sehingga ia menjadi arogan dan cuek terhadap keadaan di sekelilingnya.
Salah satu perilaku yang sering dilakukan oleh
anak adalah meniru kebiasaan orangtuanya. Apabila ia terbiasa dengan sikap
marah dari orangtuanya, maka ia pun akan menirukan tindakan yang sama,
baik kepada saudara, adik, maupun ke teman sebayanya.
Bahkan untuk urusan yang sepele pun, ia
tidak canggung untuk melakukannya. Anak pun tidak sungkan melakukan
tindakan tersebut di depan umum. Sebab, ia berkaca pada tindakan
orangtuanya yang sering melakukan hal yang sama di muka umum.
Anak pun akan melakukan hal yang sama kepada
siapa pun yang telah mengganggu kenyamanannya, sama seperti apa yang telah
dilakukan orangtuanya dulu.
Hal di atas seharusnya membuat orangtua sadar,
bahwa kesabaran dalam mendidik merupakan modal utama untuk menjadikan anak
dapat memberi anugerah bagi kedua orangtuanya.
Oleh karena itu, pada pembahasan selanjutnya akan
dipaparkan mengenai bagaimana cara orangtua untuk menahan kesabaran agar
tidak mudah bersikap over reactive kepada anaknya apabila melihat
anaknya melakukan perbuatan yang salah.
Baca juga Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar pada Anak?
Baca juga Bagaimana Menumbuhkan Semangat Belajar pada Anak?
Sumber : theasianparents
Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com
No comments:
Post a Comment