HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA )
TERAKREDITASI - BAN PNF
Pentingnya Menanamkan Empati Pada Anak Sejak Usia Dini
Homeschooling Pena Surabaya, 11 April 2017
Setiap orangtua tentunya ingin anak mereka tumbuh menjadi orang yang
empatik dan peduli pada orang lain, Anda bisa menanamkan empati pada anak sejak
dini, untuk memastikan bahwa dia tumbuh menjadi pribadi yang peduli pada orang
lain.
Empati adalah salah satu sifat baik yang bisa menjamin bahwa anak akan
menjadi pribadi yang disukai orang disekelilingnya.
Menempatkan diri pada posisi orang lain juga merupakan landasan penting
dalam membangun kepedulian anak-anak terhadap orang lain.
“Empati bisa jadi merupakan
anugerah yang paling bermutu bagi ras manusia. Kita tidak akan bisa bertahan
hidup tanpa menciptakan hubungan dan kelompok yang bisa berfungsi secara
bersamaan.”
“Empati adalah cara kita
mengembangkan perasaan bersyukur, harapan, dan juga kepedulian. Yang merupakan
kemampuan berdasarkan empati.”
Salah satu studi di Universitas California menemukan bahwa, anak usia 18
bulan sudah bisa menguasai komponen kunci dari empati, yakni kemampuan memahami
perasaan orang lain.
Pada usia 4 tahun, anak berubah dari membuat gerakan fisik yang
menandakan mereka peduli, dan mulai berpikir tentang perasaan orang lain yang
terhubung dengan perasaan mereka sendiri.
Kebanyakan proses tersebut terjadi secara alami, namun orangtua juga
bisa mengusahakan agar proses itu terjadi secara sadar dan mendorong anak
memiliki pengalaman empati yang lebih banyak.
10 tips menanamkan perasaan empati pada anak ini bisa Anda tiru di
rumah.
1. Orangtua memberi contoh empati
pada anak
Orangtua adalah tempat pertama anak mempelajari segalanya, karena itu
saat orangtua bersikap kasar atau tidak memikirkan perasaan orang lain, anak
cenderung akan menirunya.
Oleh sebab itu, demi menanamkan sikap baik pada anak, orangtuapun harus
memberi teladan yang baik. Tunjukkan sikap peduli pada orang lain, atau bahkan
mendiskusikan kepedulian tersebut bersama anak, agar dia bisa terlibat aktif,
tidak hanya menjadi pengamat pasif dari perilaku Anda.
Contohnya, saat ada teman yang sakit, Anda bisa mengajak anak untuk
menengoknya. Dan juga mendiskusikan bagaimana rasanya jika dia sakit dan tidak
ada yang menengok.
Dengan begini, anak akan secara sadar mulai peduli pada orang lain,
karena ia akan menempatkan dirinya pada posisi mereka.
2. Mengucapkan terima kasih
Ajaran sederhana untuk mengucapkan terima kasih pada seseorang saat
diberi sesuatu, juga bisa mendidik anak untuk bersikap empati. Dia akan
mensyukuri setiap hal kecil yang ia terima dari orang lain.
Selain sopan, mengucapkan terima kasih juga bisa membuat orang lain
merasa dihargai. Tanamkan hal ini pada anak sejak dini, agar ia tahu pentingnya
berterima kasih untuk setiap hal yang ia terima di dunia ini.
3. Menjadi orangtua yang
konsisten
Sebagai orangtua, kita selalu mengatakan apa yang baik dan tidak baik
pada anak. Namun seringkali kita lupa, bahwa anak juga melihat tingkah laku
kita sebagai tolak ukur apa yang baik dan tidak baik.
Bila Anda mengajarkan anak untuk menimbang setiap perkataannya agar tak
menyinggung orang lain, tentu sebagai orangtua Anda juga harus memberi contoh
tersebut. Sehingga anak tidak menjadi bingung saat melihat orangtuanya tak
menerapkan sikap yang diajarkan padanya.
Contoh paling sederhana, bila Anda mengajarkan untuk peduli pada orang
yang kurang beruntung, namun menolak memberi bantuan pada orang
kesusahan di jalan. Anak akan mendapatkan kesan bahwa orangtuanya tidak
menepati kata-kata mereka sendiri.
Hal ini juga berlaku di rumah. Bila Anda mengajarkan anak untuk
memaafkan, namun ibunya malah mendiamkan sang ayah karena tidak menepati janji,
tentu anak akan menganggap bahwa orangtuanya tidak bisa memberi contoh atas
perkataan mereka sendiri.
Hal ini bisa menjadi bumerang bagi orangtua, karena itu usahakan agar
selalu konsisten antara ucapan dan perbuatan Anda di depan anak.
4. Membantu anak memahami kosa
kata emosi
Anak kecil belum memiliki banyak kosa kata pada apa yang ia rasakan,
bantulah anak Anda untuk menamai berbagai emosi yang ia miliki, untuk
mempermudah anak memahami perasaannya sendiri.
Anak tentu tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan perasaan empati
saat ia sendiri kebngungan dengan perasaannya sendiri. Bantuan dari orangtua
tentu akan menolong anak mengatasi masalah ini.
Anda juga bisa membantunya memahami perasaan orang lain dengan membaca
raut wajah. Cobalah membuat semacam kartu emosi, yang berisi gambar ekspresi
wajah orang dengan nama emosi yang tergambar dalam eskpresi tersebut. Seperti
sedih, marah, bahagia dan sebagainya.
Saat anak sudah lebih besar, Anda bisa meningkatkan kosa kata emosi yang
ia miliki. Seperti malu, bingung, tersinggung, dan lainnya, Anda juga bisa
menambahkan dengan gerakan tubuh, atau ekpresi wajah Anda sendiri untuk memberi
gambaran yang lebih jelas pada anak.
5. Selalu bersyukur dan memuji
hasil kerja orang lain
Ajarkan anak untuk selalu memuji hasil kerja orang lain, dan bersyukur
setiap hari. Contohnya, memuji masakan ibu saat makan, memuji ayah yang pulang
kerja tepat waktu agar bisa makan bersama.
Terapkan jadwal untuk waktu memuji ini. Dan biarkan anak memikirkan
sendiri apa yang hendak ia syukuri dan siapa yang ia ingin puji. Hal ini akan
membuat anak bisa berpikir sendiri tentang hal-hal yang patut ia syukuri.
6. Mengenali kebaikan
Saat anak berbuat kebaikan, ada baiknya Anda memujinya dan mengatakan
bahwa itu adalah hal yang baik. Seperti saat anak membantu memungut buku
temannya yang jatuh, atau berbagi mainan dan makanan saat sedang berkumpul
bersama teman.
Hal ini akan membuat anak berpikir bahwa apa yang dia lakukan adalah
kebaikan dan disetujui oleh orangtua, sehingga dia akan terus melakukannya.
Baca juga Homeschooling makin jadi pilihan
Baca juga Homeschooling makin jadi pilihan
7. Jangan berlebihan
Memuji atas kebaikan yang dilakukan anak memang penting. Namun jangan
sampai berlebihan, karena bisa mengalihkan perhatian anak dari tujuan kita
untuk menanamkan empati padanya.
Bila anak memuji seorang supir taksi karena kebaikannya mengantarkan
kalian pulang, padahal itu adalah pekerjaannya. Maka itu sudah bisa dianggap
berlebihan. Mengucapkan terima kasih sudah cukup dan tidak perlu memuji.
Polly Young Eisendrath, Ph.D mengatakan, “Ketika anak mengharapkan
pujian pada setiap hal kecil yang ia lakukan, maka ini akan menghambat pola
pikirnya tentang mementingkan kebutuhan orang lain.”
8. Memahami apa yang dirasakan
anak
Saat tengah hari, dan anak merasa kelelahan. Ada baiknya orangtua
mengatakan bahwa si anak butuh istirahat, katakan bahwa ia juga pasti akan
merasa lelah dan ingin tidur setelah beraktifitas seharian di sekolah.
Hal ini akan menunjukkan pada anak dengan cara yang lembut dan penuh
kasih sayang bahwa orangtuanya mengerti dan menghargai apa yang ia rasakan.
9. Mendorong anak menjadi relawan
Ini tentu saja dilakukan pada anak yang sudah lebih besar. Anda bisa
mendorongnya untuk ikut terlibat dalam program membantu korban bencana alam,
ikut memberi sumbangan mainan dan baju-bajunya yang sudah tidak dipakai.
Bila tidak memungkinkan, ajak anak untuk mengenali teman sekelasnya yang
kurang beruntung dan memberi sumbangan padanya. Entah dengan buku atau uang
jajan yang ia miliki.
Hal ini akan membuat anak lebih bersyukur atas kehidupan yang ia jalani,
dan merasa bangga karena bisa menolong orang lain.
10. Ajari anak untuk menghargai
perbedaan
Indonesia memiliki keragaman suku dan agama yang bermacam-macam. Ada
baiknya untuk mengajari anak untuk menghargai berbagai perbedaan ini sejak
dini.
Sebelum memasuki usia sekolah, ajari dia bahwa dia nanti akan bertemu
dengan berbagai macam orang dan latar belakang. Tapi perbedaan tersebut bukan
untuk dijadikan bahan ejekan atau olokan, tapi untuk memperkuat pertemanan.
Anda pun harus mengajari tentang disabilitas yang memiliki kekurangan
fisik dan harus dibantu setiap ada kesempatan. Agar anak terbiasa untuk tidak
melihat perbedaan sebagai hal yang besar.
Semoga bermanfaat ya, Parents.
Sumber : theasianparents
Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com
No comments:
Post a Comment