Bagaimana Membentuk Karakter Mandiri Pada Anak
Homeschooling Surabaya-Homeschooling Pena, 15 Juli 2016
Pada permasalahan kali ini kita akan membahas tentang anak yang manja dan kurang mandiri. Seringkali orangtua mengeluh kepada saya “Aduh anak saya ini kurang mandiri, bagaimana caranya supaya dia bisa mandiri? Sepertinya dia ini terlalu manja, saya dulu dibesarkan orangtua dengan ekonomi yang pas-pasan, dan akhirnya saya jadi berjuang sendiri untuk melakukan segala sesuatu. Anak saya ini sepertinya terlalu enak.”
Biasanya ketika orangtua mulai mengeluhkan hal seperti itu, kami
hanya berbalik menanyakan kepada mereka. “Sebenarnya anda sudah tahu kan
jawabannya harus bagaimana?”, “Lho maksud anda bagaimana?” Mereka balik
bertanya.
“Tadi ibu sudah mengatakan bahwa ketika anda dulu dibesarkan secara
pas-pasan dan anda harus melakukannya semua sendiri. Anak anda sekarang
terlalu nyaman karena semua sudah anda sediakan. Justru disanalah letak
permasalahannya, anda menyediakan segala sesuatunya bagi anak anda tanpa
membuat dia berjuang.
Anda sudah tahu permasalahannya tetapi anda masih lakukan. “Tetapi
bagaimana lagi, kan kasihan? Daripada dia repot-repot.” Justru itulah
permasalahannya, kita tidak mau membuat anak kita repot. Sebenarnya itu
untuk latihan yang perlu di jalaninya agar dia bisa mengembangkan
dirinya.
Anak-anak yang kurang mandiri dan manja, adalah anak-anak yang tidak
mengembangkan otonominya. Orangtua perlu tahu bahwa pada satu tahap
perkembangan anak, mereka mempunyai sebuah tahap dimana mereka ingin
otonomi lebih besar.
Ini dimulai ketika mereka berusia 2 atau 3 tahun. Anak ingin
melakukan sesuatu saat itu. Tetapi biasanya kita sebagai orangtua
terkadang terlalu melindungi anak. Ketika dia ingin memanjat kursi, kita
larang dia, “Jangan, nanti jatuh”. Ketika dia memegang sesuatu tidak
kita perbolehkan karena takut pecah dan lain sebagainya.
Nah, akhirnya anak ini menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang kita
berikan, atau apa yang diberikan oleh pengasuhnya. Ketika hal ini
terjadi bertahun-tahun maka kita sudah mulai membentuk sebuah pola dalam
diri anak kita, untuk menjadi pasif dan tidak mandiri. Cobalah anda
memberikan sebuah latihan agar anak-anak mengerjakan sendiri.
Jika anda mempunyai anak yang sudah menginjak kelas 1 SD, sebaiknya
jangan bawakan tasnya ketika dia turun dari mobil. Anda mungkin
berpendapat, “Saya kan harus berangkat kerja, kalau harus menunggu dia
akan lama sekali.” Hal seperti itu tidak boleh dilakukan.
Anda bisa berangkat lebih awal jika anda tahu itu akan membuat anda
terlambat, dan biarkan dia membawa tasnya sendiri masuk ke kelasnya.
Jangan hanya karena kita tidak mau repot akhirnya kita yang membawakan
tasnya masuk ke kelas. Itulah hal-hal kecil yang membuat anak anda jadi
kurang mandiri.
Jika dia sudah bisa mengembalikan piring yang dia gunakan untuk makan
ke tempat cucian, biar dia melakukannya. “Loh, kalau begitu apa gunanya
pembantu yang saya bayar?” Justru itulah masalahnya, anda tidak
memberikan kesempatan anak anda untuk mengembangkan dirinya.
Semua itu perlu latihan. Anda tidak bisa membuat seorang anak mandiri
tanpa sebuah proses. Sama seperti ketika dulu kita dibesarkan oleh
kondisi susah payah oleh orangtua kita. Saat itu orangtua kita mungkin
tidak sengaja melakukan hal tersebut pada kita.
Bahkan mungkin mereka merasa bersalah karena tidak bisa melayani kita
sebaik mungkin. Tetapi justru itulah yang ternyata baik bagi
perkembangan kita. Kita akhirnya menjadi seorang yang mandiri, dan
kemudian ketika kita sekarang sudah menjadi orang yang berhasil, kita
tidak mau melakukan itu kepada anak kita dengan alasan kasian.
Inilah permasalahannya, kita harus melatih anak kita untuk memiliki
karakter mandiri. Kita harus memberikan kesempatan pada mereka
seluas-luasnya untuk mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal
kecil-kecil yang sangat berguna bagi perkembangan karakternya.
Ketika seorang anak mengembalikan piring makan di tempatnya,
mengangkat tasnya sendiri, mengembalikan sepatunya pada saat dia telah
selesai pakai, atau melakukan kegiatan-kegiatan kecil maka si anak akan
merasakan sebuah harga diri yang positif. Dia akan merasa bahwa dirinya
sejajar dengan orang dewasa yang melakukan hal-hal tersebut.
Ini akan membuat percaya dirinya melambung tinggi. Oleh karena itu
berikanlah kesempatan ini pada anak-anak anda. Anda tidak akan pernah
kecewa melihat mereka bertumbuh dan berkembang dengan semangat
kemandirian ketika mereka mulai menginjak masa-masa remaja.
Jadi pastikanlah memberi suatu kesempatan pada anak anda untuk
melakukan apa yang dia telah mampu lakukan. Itulah kunci untuk membantu
seorang anak memiliki karakter mandiri, percaya diri, dan mampu
mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment