Thursday, 30 March 2017

Pentingnya Peran Orangtua dalam Membentuk Prestasi Anak



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Pentingnya Peran Orangtua dalam Membentuk Prestasi Anak


Semua orangtua pasti menginginkan anaknya berprestasi di sekolah. Sayangnya, tidak semua anak memiliki ambisi yang besar untuk meraih prestasi. Orangtua sering memberikan target terhadap anak secara berlebihan, akibatnya akan membuat anak tertekan ataupun stres. Ujung-ujungnya, anak menjadi tidak nyaman untuk belajar. Jadi, apa yang harus dilakukan orangtua?

Lihat potensi dan bakat anak

Ada dua hal yang harus dilakukan orangtua untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam anak. Jika memang kemampuan anak hanya rata-rata, jangan dipaksa untuk meraih prestasi sampai di atas rata-rata. Demikian juga untuk anak yang dibawah rata-rata, tidak boleh dipaksakan untuk melebihi batas itu. Namun, bukan berarti jika kemampuan si anak di atas rata-rata, potensinya tidak dapat dikembangkan. Selain batas kemampuan itu, orangtua juga perlu mengetahui bakat atau potensi yang dimiliki anak.

Mengarahkan dan membimbing anak

Setelah mengetahui potensi dan bakat anak, serta kemampuannya. Orangtua harus mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan yang diminatinya. Dalam hal ini, orangtua harus menyesuaikan dengan jenjang pendidikan dan umur anak. Untuk anak yang masih duduk di SD, harusnya orangtua tidak perlu memberikan target tertentu. Karena pada usia itu, anak senang belajar untuk bersosialisasi dan bermain. Tapi, mulai SMP, orangtua harus mulai memikirkan dengan cermat kondisi anak-anaknya.



Baca juga Peserta Didik Homeschooling bisa kuliah di PTN/PTS

Fasilitasi dan selalu mendukung anak

Fasilitas ini bisa berupa apa saja, tidak harus berbentuk barang atau materi. Memberi kesempatan anak untuk anak mengembangkan bakatnya atau memberikan dukungan juga bisa dikatakan fasilitas dari orangtua. Ketika anak diberi kesempatan serta kebebasan untuk melakukan hal-hal yang disukai, mereka akan senang hati memberikan yang terbaik. Hasilnya, anak bisa memenuhi harapan orangtua.

Tentukan bersama tanpa paksaan

Target yang diberikan kepada anak hendaknya ditentukan bersama-sama oleh orangtua dan anak. Orangtua jangan sampai merasa paling berhak menentukan sendiri target pada anak, karena anaklah yang menjalani, jadi anak harus dilibatkan. Ada beberapa dampak positif melibatkan anak dalam menentukan target, antara lain anak bisa menentukan sendiri batas maksimal yang mampu dia raih.Selanjutnya, anakpun juga merasa dihargai.

Sumber : Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 

Wednesday, 29 March 2017

3 Kiat Ajarkan Anak Sikap Dermawan



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF
3 Kiat Ajarkan Anak Sikap Dermawan


Salah satu hal penting yang perlu ditanamkan oleh anak sejak dini ialah sikap dermawan. Hal ini merupakan salah satu cara kita sebagai orang tua mendidik dan memberitahu kepada anak bahwa di luar sana masih banyak orang yang kurang beruntung dan tidak bernasib sama.

Pada momen ini, Anda harus pandai menjelaskan kepada anak arti berbagi dan memberi kebahagiaan kepada orang lain. Tak hanya itu, mengajarkan anak dalam memberi sejak dini juga bisa dilakukan sebagai langkah menata prinsip dasar keuangan si kecil. Dengan begitu, si anak akan tumbuh sebagai orang yang pandai bersyukur dan dermawan.

Untuk menumbuhkan sikap tersebut, apa saja sih langkah yang sebaiknya kita lakukan sebagai orangtua? Yuk simak ulasannya berikut ini.

Orang Tua Sebagai Contoh

Model terbaik bagi anak ialah orangtua. Anak juga dikenal sebagai peniru terbaik. Jadi, untuk menumbuhkan sikap dermawan si kecil, Anda sebagai orangtua harus memberi contoh terlebih dahulu. Ajak ia untuk mendonasi uang atau barang yang dimilikinya kepada yang membutuhkan.

Ajak Anak ke Bazar Amal

Tak perlu ke acara amal yang besar, cukup ajak anak untuk ikut ke acara bazar amal kecil-kecilan seperti menyumbang pakaian bekas untuk korban bencana alam. Jangan lupa, bicarakan pada anak apa tujuan dari penggalangan amal yang dilakukan, berapa besar bantuan yang bisa diberikan, dan mengapa kita perlu membantu orang lain. Kenalkan pula bahwasanya memberi itu bukan menyoal pamrih atau minta balasan, melainkan karena ikhlas membantu sesama.

Memberi juga Menghasilkan Kebahagiaan

Seperti yang dikatakan di awal, pada dasarnya, hal yang terpenting untuk diketahui anak ialah mengenai konsep kedermawanan yakni dengan memberi, rupanya mampu membawa keuntungan bagi anak.

Jelaskan bahwa si anak akan merasa bahagia jika bisa memberi pada orang lain. Tak hanya itu, jelaskan pula jika sebenarnya kebahagiaan datangnya bukan dari berapa jumlah uang maupun barang yang dimiliki. Melainkan dari rasa syukur atas apa yang dimiliki saat ini.


Baca juga Peserta Didik Homeschooling bisa kuliah di PTN/PTS

Oleh: Faqih F

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 
 

Friday, 24 March 2017

Cara Menasihati Anak Didik Tanpa Menyakiti Hatinya



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Cara Menasihati Anak Didik Tanpa Menyakiti Hatinya



Anak-anak masih perlu belajar banyak hal. Selama belajar, anak-anak pasti akan melakukan banyak kesalahan. Pada saat anak didik berbuat kesalahan, sebagai pendidik, kita tidak boleh diam saja. Kita harus bisa menjadi penasihat atau pemberi masukan yang kepada anak-anak didik kita. Namun terkadang entah karena intonasi suara yang kurang pas atau kata-kata yang salah, tidak jarang anak-anak didik kita tersakiti hatinya. Untuk mengatasi hal ini, kita perlu memperhatikan tips-tips di bawah ini:

1. Menyadari bahwa anak-anak adalah pribadi yang lugu

Seekor anak kucing akan berusahan mengejar benda yang menarik bagi mereka. Ia bisa lupa kalau tidak diingatkan bahwa di sekitarnya ada bahaya yang mengancam. Itulah anak-anak. Anak yang normal akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itulah karunia yang Tuhan berikan, agar mereka memiliki semangat untuk belajar, meskipun dalam prosesnya mereka akan banyak melakukan kesalahan. Dan justru dari kesalahan-kesalahhan inilah mereka akan mampu belajar untuk menjadi lebih baik. Jadi bila emosi sudah memuncak, sadarilah akan hal ini, maka rasa sabar itu akan datang dengan sendirinya. Semoga!

2. Melihat wajah sendiri di depan cermin dengan berbagai ekspresi

Tunjukkan wajah anda saat tersenyum. Sudahkah terpancar ketulusan? Kira-kira, Sudahkah senyuman kita mampu meluluhkan hati anak-anak? Bila belum, teruslah belajar agar bisa tersenyum lebar dengan ekspresi wajah yang ceria. Lalu cobalah berkaca dengan ekspresi wajah cemberut atau pada saat marah. Itulah wajah yang akan dilihat anak-anak yang masih memiliki kepekaan hati yang tinggi. Wajah yang seram akan terus terngiang di dalam pikiran anak-anak bila kita sering menunjukkan wajah cemberut apalagi marah. Jadi jangan salahkan anak-anak didik anda bila mereka menjadi kurang mau dekat dengan anda atau takut menatap mata anda saat anda menasihatinya.

3. Menjadi pendengar yang baik, seperti sahabat


Saat terjadi perceksokan yang antar siswa dan membuat salah satu teman yang lain menangis, kita tidak boleh serta merta menyalahkan anak yang membuat temannya menangis. Apalagi dengan nada tinggi. Anak menangis bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya karena si anak memang cengeng. Sebagai guru yang baik, kita perlu menjadi sahabat plus detektif yang baik. Kita perlu tahu dan menyelidiki duduk perkara yang sebenarnya, sebelum memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah dengan mengajak berdiskusi. Yang terpenting di sini, kita tidak boleh melakukan ancaman atau bertanya dengan nada tinggi, karena terkadang sikap seperti ini bisa membuat anak menjadi kurang terbuka dan bahkan bisa mengatakan hal yang tidak sebenarnya karena rasa takut yang berlebihan.

4. Bijak dalam memilih saat yang tepat

Ada kalanya kita melihat seorang anak jahil kepada temannya. Entah karena memang bertujuan mencari perhatian, atau karena memang sifatnya yang usil. Bila hanya sekali atau dua kali, dan tidak mengganggu suasana kelas mungkin masih bisa ditoleransi. Karena terkadang seorang guru pun harus membuat candaan sesekali, agar anak tidak merasa bosan. Jadi jangan rebut hak anak untuk bercanda juga bila hal ini tidak terlalu mengganggu kelas. Bila memang apa yang dilakukan anak sudah keterlaluan, kita bisa mencari saat yang tepat dalam menasihatinya. Kita bisa mendekatinya, dan menasihatinya dengan suara pelan. Yang terpenting di sini, guru perlu berusaha agar anak tidak merasa "dipermalukan di depan teman-temannya" saat kita menasihatinya.

5. Jujur dan terbuka dalam mengungkapkan persaan

Seorang guru yang baik tidak akan pernah marah kepada anak-anak didiknya. Pendidik yang baik akan mampu mengelola rasa marah menjadi rasa prihatin atau sedih. Prihatin dengan kelakuan anak yang kurang sopan, sedih karena tidak didengarkan saat mengajar, atau prihatin karena sebab yang lain. Bila itu yang kita rasakan, kita perlu mengungkapkan kepada anak-anak didik kita dengan mengatakan, "Bapak sedih melihat perilaku teman-teman yang kurang sopan... ". Anak-anak biasanya akan lebih mau memperhatikan bila kita mengungkapkannya dengan cara seperti itu daripada mengungkapkannya dengan marah-marah, apalagi ngomel-ngomel.

6. Marah, namun tidakdendam dan berdamailah

Bila kesabaran sudah habis, kadang rasa marah pun timbul. Namun sebagai guru yang baik, kita tidak boleh menyimpan rasa dendam pada anak-anak. Langkah terbaik yang harus kita lakukan saat rasa marah itu harus terungkap di hadapan anak-anak adalah dengan melakukan rekonsiliasi. Rekonsiliasi ini bisa dilakukan dengan meminta maaf atau memberi penjelasan dengan suara lembut kepada anak yang kita marahi, menjelaskan alasannya, dan mengadakan persetujuan bersama agar hal itu tidak terjadi lagi. Rekonsiliasi selanjunya bisa dilakukan dengan ikut bermain bersama anak-anak didik dan kembali tersenyum di hadapan anak-anak didik yang lain.

Baca juga Siswa Homeschooling Bisa Ikut PPDB


Kesabaran bisa membuat masalah yang terlihat besar menjadi terlihat lebih sederhana dan bisa mencegah terjadinya masalah besar. Karena masalah besar pun kadang hanya disebabkan oleh suatu persoalan sepele. Semoga dengan belajar dari kiat-kiat di atas, kita akan selalu terlihat sebagai sosok yang sabar dan menjadi teladan kesabaran di mata anak-anak didik kita.Bagimana pun teladan hidup kita sehari-harilah yang nantinya akan lebih menentukan pembentukan karakter anak-anak didik kita, daripada ajaran dan nasihat kita.

Sumber : Kak Zepe


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com 


Thursday, 23 March 2017

Jangan Biarkan Sifat Pemalu Anak Menghambat Prestasinya



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Jangan Biarkan Sifat Pemalu Anak Menghambat Prestasinya



Sifat pemalu anak bisa menghambat prestasinya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bayangkan saja pada saat buah hati Anda belajar di sekolah, ia tidak memahami akan apa yang sedang ia pelajari. Namun karena sifat pemalunya, ia menjadi enggan bertanya, dan pada akhirnya hasil atau nilainya pun menjadi kurang maksimal. Anak-anak bisa belajar banyak hal bila ia berani tampil di hadapan publik, misalnya menjadi pemimpin upacara, menyanyi di ajang pentas seni, dan kesempatan manggung lainnya. Namun kalau karena sifat pemalunya, ia menjadi enggan pentas di hadapan teman-temannya. Lalu bagaimana agar sifat pemalu ini tidak dipiara hingga ia menjadi dewasa? Tentu membutuhkan usaha dari orang tua untuk bisa mengatasi hal ini.

1. Tidak menghakimi anak secara terus menerus

Kata-kata adalah doa. Bila Anda terlalu sering mengatakan di hadapan anak Anda bahwa ia adalah "anak pemalu", maka apa yang ada di pikirannya akan terekam dalam jangka waktu yang lama, bahkan bisa hingga kelak ia berusia dewasa. Setiap anak akan memiliki titik bosannya sendiri. Ia akan semakin sadar bahwa sifat pemalunya bukanlah hal yang baik seiring dengan perkembangan usianya.

2. Memotivasi

Daripada Anda menghakimi anak, akan lebih baik bila Anda memotivasinya dengan menggunakan kata-kata positif. Misalnya dengan memberikan semangat, "Ayo, kamu bisa", "Jangan takut berbuat salah", "Semangat!" dan kata-kata atau kalimat positif yang membangun lainnya. Dengan memotivasi dengan kata-kata itu ia pasti akan semakin terpacu untuk bertumbuh, termasuk dalam mengatasi sifat pemalunya ini.

3. Luangkan waktu bersama anak

Jangan hanya menyerahkan masa "pembentukan karakter anak" pada sekolah. Anda perlu cerdas dalam membagi waktu buat anak. Orang tua cerdas dan bijak pasti paham akan pentingnya "family time". Di saat itulah orang tua bisa mengajak anak bermain bersama, makan bersama, dan bercakap-cakap bersama, meski sekedar membiasakan anak untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Bila anak terbiasa mengungkapkan pendapatnya kepada orang tua, maka ia pun akan semakin bertumbuh menjadi anak yang terbuka dan percaya diri dalam mengungkapkan pendapat kepada orang lain.

4. Memuji setiap perkembangan

Agar anak tidak merasa "minder" dan merasa bahwa ia memiliki sifat yang kurang baik, yaitu pemalu, maka Anda perlu memuji setiap perkembangan anak. Anak-anak tidak bisa langsung tumbuh menjadi anak yang percaya diri, kecuali ia memang punya bakat alami memiliki sifat yang percaya diri. Sekecil apa pun perkembangan anak dalam mengembangkan sifat percaya dirinya, Anda perlu memujinya. Misalnya, dengan mengatakan, "Kamu hebat Nak, sekarang kamu sudah berani menemui tamu meskipun kamu belum mengenal sebelumnya."

5. Memberikan kesempatan belajar dari kesalahan

Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Tanamkan hal ini di dalam diri buah hati Anda. Bila buah hati Anda termasuk anak yang pemalu karena takut berbuat kesalahan, Anda perlu menasihatinya bahwa tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Biarkan anak berlatih berbuat salah saat mengerjakan soal Matematika yang sulit, dan biarkan ia mengerjakannya secara mandiri. Bila ia membuat kesalahan saat mengerjakan soal, jangan sekali-kali memarahinya, namun bimbing dan ajarilah ia hingga ia bisa menyelesaikannya dengan baik. Ajak ia memahami bahwa ia bisa mengerjakan soal itu dengan benar bila ia mau lebih teliti dalam mengerjakan soal.


Baca juga Peserta Didik Homeschooling bisa kuliah di PTN/PTS

Kepedulian orang tua adalah hal paling penting untuk mengembangkan rasa percaya diri anak. Saat ia belum mampu melakukan sesuatu, jangan pernah mengucilkan atau menganggapnya remeh dan lemah. Kebiasaan ini hanya akan membuat anak tertekan dan semakin tidak percaya diri . Sifat pemalu yang dimiliki oleh seorang anak dapat membuat bakat dan potensi yang dia punya tidak tereksplorasi secara maksimal. Bagaimana mungkin orang lain bisa tahu bahwa buah hati Anda adalah anak yang hebat bila ia tidak pernah menunjukkan kehebatannya. Semoga dengan tips di atas, buah hati Anda akan semakin tumbuh menjadi anak yang percaya diri, sehingga kelak dengan bermodalkan kepercayaan dirinya ia bisa tumbuh menjadi anak yang berprestasi.

Sumber :  Kak Zepe



Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com