Tuesday, 31 October 2017

Cara Efektif Membangun Jiwa Anak


HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF

Cara Efektif Membangun Jiwa Anak

Foto : Kesekolah

HomeschoolingPena Surabaya, 31 Oktober 2017

Hal apa saja yang bisa mempengaruhi jiwa anak? Seberapa besar peran orang tua dalam membangun jiwa anak? Tak diragukan lagi bahwa anak memerlukan pendidikan yang baik. Pendidikan ini akan mempengaruhi anak baik itu tingkat kecerdasannya dan jiwanya. Dalam membangun kecerdasan anak maka diperlukan stimulasi yang cukup. Banyak aneka macam stimulasi yang bisa kita berikan kepada buah hati.Termasuk upaya-upaya untuk meningkatkan kecerdasan anak dengan media permainan.

Akan tetapi dalam membangun jiwa anak diperlukan peran orang tua.Membangun jiwa anak tidak hanya cukup dengan mengandalkan pihak luar saja, misalnya pihak sekolah. Pihak sekolah juga memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan para guru. Jiwa anak juga harus dibangun dan diberi rangsangan sejak usia dini. Dalam membina jiwa anak diperlukan kesabaran dan ketelatenan. Karena jiwa anak tidak bisa hanya dirubah dalam waktu yang sekejap seperti membalik telapak tangan, tapi ia butuh proses dan butuh waktu. Apalagi kalau jiwa anak sudah dipengaruhi hal-hal negatif, maka perlu perhatian yang khusus terutama dari orang tuanya. Mendidik jiwa anak sejak kecil akan lebih mudah bila dibandingkan memperbaiki jiwa anak setelah usia dewasa.

Cara tepat membangun jiwa anak yang wajib dilakukan oleh para orang tua:
1. Berikan motivasi kepada anak
Jiwa anak juga memerlukan motivasi agar senantiasa hidup dan bersemangat. Motivasi ini bisa kita berikan ketika sedang bersama anak. Pada waktu makan bersama, rekreasi dan waktu-waktu lainnya.

2. Berikan waktu untuk anak
Berilah waktu untuk menemani anak. Kita bisa menemani anak ketika mereka sedang bermain.Menemani anak ini akan membangun persahabatan. Jadi tidak sekedar hanya hubungan orang tua dan anak. Persahabatan yang terjalin antara anak dan orang tua ini maka akan mendekatkan perasaan terutama ikatan emosional. Hubungan emosional ini yang akan membentuk jiwa anak.

3. Membangun kompetisi di dalam keluarga
Untuk menarik dan memberikan tantangan kepada jiwa anak maka kita bisa memberikan rangsangan dengan menerapkan sistem kompetisi. Orang tua bisa membuat kompetisi sederhana dan berikan penghargaan kepada pemenangnya. Tujuannya adalah agar anak memiliki semangat jiwa yang tinggi.

4. Menggembirakan hati anak
Menggembirakan hati anak akan bisa mempengaruhi perkembangan jiwanya. Jangan libatkan anak dalam pertengkaran keluarga dan para orang tua sebaiknya tidak bertengkar di depan anak. Banyak cara untuk menggembirakan hati anak. Menggembirakan hati anak ini juga perlu diperhatikan dengan baik. Mengingat hati anak yang lebih senang dengan hal-hal yang bernuansa ceria dan riang.

5. Berikan pujian kepada anak
Memberikan pujian kepada anak juga bisa membangun jiwanya. Berilah pujian kepada anak ketika anak bisa melakukan hal-hal yang positif. Pujian yang kita berikan kepada anak akan masuk ke dalam perasaan dan emosi anak. Hal inilah yang akan mempengaruhi jiwa anak.

Membangun jiwa anak merupakan tanggung jawab orang tua yang harus diperhatikan dengan baik. Jiwa anak akan tumbuh dewasa apabila diberikan stimulasi dan rangsangan yang cukup. Rangsangan tidak harus menggunakan alat-alat yang mahal. Banyak cara-cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk membangun jiwa anak. Yang terpenting adalah memberikan waktu dan menemani anak. Jiwa anak harus dibentuk sejak anak usia dini.

Sumber: Josua M

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena


Tuesday, 24 October 2017

Anak Suka Mengancam? Ini Solusinya!



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Anak Suka Mengancam? Ini Solusinya!


Foto : Kesekolah
Homeschooling Pena Surabaya, 25 Oktober 2017
Ketika anak telah tumbuh semakin besar mereka akan mulai memiliki pemikiran sendiri dan keinginan. Hanya saja keinginan yang muncul pada anak umumnya memiliki hasrat yang besar untuk segera dikabulkan. Hal ini dipengaruhi karena diusia yang masih begitu belia, anak masih belum memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya. Hanya saja mirisnya, akibat lingkungan dan gaya hidup yang kurang terkontrol anak-anak telah mengenal banyak kebiasaan buruk salah satunya adalah perilaku mengancam. Hal ini akan mereka lakukan jika permintaannya tidak segera dikabulkan.

Memiliki anak yang seringkali mengancam tentu akan membuat para orangtuanya frustasi dan jengkel, untuk itu jika Anda memiliki anak yang suka mengancam sebaiknya berhati-hati. Jangan sampai perilakunya ini terbawa hingga mereka dewasa. Sebab ketika mereka dewasa, bisa jadi bukan hanya Anda yang menjadi target ancamannya, mungkin saja mereka juga mengancam orang-orang disekitarnya. Kemampuan anak untuk mengancam oranglain biasanya dimulai ketika anak telah berusia 5 hingga 8 tahun. Sebab pada usia ini, anak sudah memiliki kemampuan kognitif yang lebih matang dibandingkan sebelumnya. Selain itu, mereka juga cenderung akan lebih kritis serta telah memiliki kemampuan analisa yang lebih tajam. Jika Anda mendapati anak Anda sering melakukan ancaman? Berikut beberapa cara untuk menghadapinya.

Ungkapkan Perasaan

Jika anak Anda mengancam dengan melakukan tindakan berbahaya, cobalah tenangkan anak dengan memeluk dan mengusap bagian kepalanya. Hal ini dipercaya dapat menurunkan tingkat agresivitas anak. Bila ada perasaan sedih, ungkapkanlah dengan perasaan secara mendalam bahkan hingga menangis sekalipun. Berikan pemahamam terhadap anak bahwa hal tersebut semata-mata dilakukan demi kebaikannya.

Ambil Benda Berbahaya

Jika tingkat keparahan dari ancaman yang diberikan si kecil sudah jauh melampaui batas seperti melukai dirinya sendiri dengan menggunakan benda berbahaya. Maka sebaiknya segera ambil benda-benda tersebut sebelum digunakan untuk melukai dirinya atau jauhkan jangkauan si kecil dari benda-benda berbahaya yang berpotensi ia gunakan untuk mengancam. Namun tentunya hal ini dilakukan setelah Anda meredakan emosi si anak.

Bila Anak Mengancam

Bila Anda tidak menuruti permintaan anak dan anak sudah melakukan ancaman, maka hal yang bisa Anda lakukan diantaranya:
  • Berikan mereka perhatian
  • Ajarkan anak untuk mengatasi emosinya.
  • Ketika anak berbicara, ada baiknya dengarkan terlebih dahulu. Tidak hanya mendengarkan, namun cobalah untuk menyimak apa yang anak inginkan.
  • Latihlah stres anak. Bila anak dapat melakukan hal yang baik maka Anda bisa memberikan mereka penghargaan.


Perilaku mengancam yang ada pada diri anak tentu menjadi perilaku yang tidak baik, sebab bukan hanya akan merugikan orang lain dampak serupa juga bisa menimpa anak dan membuat anak tidak memiliki teman.

Sumber: Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena

Monday, 23 October 2017

Kurangi Sifat Konsumtif Anak dengan Tips Berikut!



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Kurangi Sifat Konsumtif Anak dengan Tips Berikut!


Foto : Kesekolah

Homeschooling Pena Surabaya, 23 Oktober 2017

Di zaman yang serta instan ini, banyak sekali godaan yang ditawarkan oleh berbagai macam produk globalisasi seperti aksesori, pakaian, makanan dan teknologi yang canggih yang semakin mewarnai hari-hari kita. orang yang bijak, pastilah mengerti keuangannya dan bisa tahan terhadap berbagai macam produk yang menggiurkan. Namun jika tidak, maka anda akan tergoda untuk membeli dalam jumlah banyak. Dari hal inilah anda akan memiliki sifat konsumtif.

Konsumtif sendiri sering dikaitkan dengan pemborosan karena akan memerlukan uang yang tidak sedikit untuk membeli dan mengoleksi barang mahal. Jika anda memiliki sifat konsumtif, anak pun bisa bergaya konsumtif seperti halnya orangtua. Seperti pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Anak yang memiliki sifat konsumtif pasti sangat membingungkan orang tua.

Hal ini terjadi karena tempat pendidikan dan pembangunan karakter seorang anak selain di sekolah dan masyarakat adalah di rumah.

Untuk menghindari sekaligus mengurangi kebiasaan yang kurang baik, sebaiknya anda dapat mengajarkan cara sederhana dengan menghargai hasil jerih payah orangtua dengan cara berikut:

1. Tanamkan sifat bijak ketika membeli sesuatu
Ajarkanlah anak Anda untuk bijak menggunakan uangnya. Dengan mengajarkan anak untuk tidak langsung menghabiskan uang tabungannya, dan menabung kembali uang kembalian usai membeli barang yang ia inginkan.
Selain itu, karena tidak mudah membedakan kebutuhan dan keinginan, ajarkanlah anak untuk lebih mengerti mana yang menjadi prioritas serta hal-hal seperti apa yang dijadikan prioritas. Kemudian bikinlah target guna mendapatkan hal yang akan dibelinya.

2. Diskusikan barang apa yang ingin anak beli
Berkomunikasilah dengan anak mengenai uang yang akan ia belanjakan, dengan memberikan pengertian hal lain apa yang dapat ia dapatkan dengan uang yang ia miliki.
Contoh saja ketika si anak ingin mainan, bicarakan kepada anak. Dengan harga bonekanya yang sekian, dia bisa mendapatkan berapa banyak makanan yang dapat ia bagi dengan teman-teman,

3. Ajarkan menabung di bank
Ajarkanlah anak menabung di bank. Karena dengan menabung di bank anak dapat lebih mengerti bahwa dengan menabung, ia akan mendapatkan hadiah atau reward yang lebih selain hanya dapat membeli barang yang diinginkan.

4. Mengontrol uang
Menabung dan mengontrol uang adalah hal yang penting agar anak tidak konsumtif. Perilaku menabung sendiri dapat mulai diterapkan mulai dari anak dapat berjalan. Bermula dari orang tua yang mengenalkan uang kepada anak, kemudian ajarkan anak untuk memasukan uang koin ke dalam celengan.
Setelah anak sudah mulai mengerti nilai uang, ajarkanlah anak untuk mengontrol uang. Dengan mengajarkan untuk membagi-bagi uangnya dalam tiga tempat penyimpanan, yaitu: uang yang untuk ditabung, disimpan untuk digunakan dalam jangka pendek, uang untuk diamalkan. Hal ini juga dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa menabung itu membosankan, dan anak juga tahu mana uang yang bisa ia belanjakan, mana yang harus ditabung dan mana yang harus ia amalkan.

Namun ingat, sebelum anda menerapkan hal ini pada anak, cobalah anda bercermin dan mengoreksi apakah anda seorang konsumtif. Jika sudah cobalah kurangi hal tersebut karena akan sama saja jika anak sudah menerapkan sifat hemat namun anda tidak menjadi contoh yang baik bagi anak.

Oleh: Josua M


Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena