HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA )
TERAKREDITASI - BAN PNF
Mendidik Karakter Anak
Supaya Kreatif? Ini Caranya.
Foto : Kesekolah
Homeschooling Pena Surabaya, 16
Oktober 2017
Jika dibiarkan sendiri, anak-anak sangat kreatif
bahkan seringkali lebih kreatif daripada kita. Namun, tanpa disadari kita
sering menciptakan lingkungan yang membuat anak-anak tidak kreatif. Misalnya
anak-anak lebih banyak menonton TV atau bermain permainan komputer.
Semua orang tua pasti berharap anaknya akan tumbuh menjadi anak yang kreatif dan berkarakter. Anak kreatif tidak muncul begitu saja akan tetapi diperlukan cara dan pola mendidik yang baik kepada anak. Kreatif atau tidak kreatifnya anak sangat tergantung dengan kondisi lingkungan di sekitarnya terutama lingkungan keluarga.
Setiap anak memiliki bakat dan kemampuan yang sudah ada sejak anak dilahirkan. Bakat dan kemampuan tersebut bisa muncul apabila ia senantiasa digali ataupun dirangsang. Begitu pula dengan daya kreativitas anak. Daya kreativitas anak bisa dioptimalkan dengan memberikan pengasuhan yang tepat dan terarah. Lalu bagaimanakah cara mendidik anak agar menjadi anak yang kreatif?
Berikut cara dan tips sederhana dalam membentuk karakter anak kreatif.
1. Membiasakan anak untuk mandiri
Banyak hal sederhana yang bisa anak lakukan. Jangan membiasakan anak diperlakukan manja hingga hal-hal sepele pun harus diladeni oleh orang tua. Misalnya ketika memakai baju, anak memakai sepatu sendiri dan hal-hal lainnya. Biarkan anak untuk menyelesaikan pekerjaan sederhananya sehingga anak akan terangsang untuk mandiri sehingga bisa memancing daya kreativitasnya.
2. Membudayakan anak dengan tantangan
Tantangan merupakan sarana untuk memaksimalkan potensi otak. Banyak hal yang bisa kita lakukan agar anak terbiasa dengan tantangan. Sebagai contoh misalnya ketika kita memberikan mainan balok kepada anak. Maka kita bisa memberikan tantangan kepada anak untuk membentuk suatu bentuk dengan balok tersebut. Bisa bentuk rumah, piramida dan bentuk-bentuk lainnya. Lalu kita evaluasi hasilnya apakah anak mampu untuk menyelesaikan tantangan yang kita berikan atau tidak.
3. Memberi kebebasan kepada anak
Memberikan kebebasan ini bukan berarti anak dibiarkan begitu saja melakukan hal-hal yang disukainya. Akan tetapi orang tua harus tetap mengawasi apa yang dilakukan anak. Tapi perlu diingat juga bahwa orang tua juga tidak memberikan pengekangan kepada anak. Misalnya ketika anak menginginkan bermain pasir. Bermain pasir bisa juga membahayakan anak, seperti mata terkena pasir. Tapi apakah terus melarang anak bermain pasir? Berikan anak kesempatan untuk bermain dan pastikan bahwa kita juga memberikan pengawasan agar anak tetap aman ketika bermain.
4. Memuji anak
Sering kali yang dilalaikan para orang tua adalah memberikan pujian kepada anak. Sedikit sekali orang tua yang memberikan penghargaan kepada anak ketika anak melakukan hal-hal positif. Terutama ketika anak melakukan perbuatan positif dalam hal yang sepele. Pujian ini sangat berarti bagi anak karena merupakan salah satu perhatian orang tua kepada anak. Kalau anak merasa tidak diperhatikan, bagaimana mungkin anak akan bisa tumbuh menjadi anak yang kreatif.
5. Mendorong anak berpikir positif
Banyak hal positif yang harus didorong, misalnya kejujuran, rasa tanggung jawab, disiplin maupun semangat tinggi. Hal-hal positif ini harus orang tua ajarkan dengan cara memberikan contoh dalam keseharian. Karena anak merupakan peniru jitu yang akan menduplikat apa yang dilakukan orang tuanya. Banyak hal-hal positif yang bisa kita contohkan meskipun hal tersebut merupakan perilaku sepele .
6. Menjauhkan anak dengan perasaan negatif
Perasaan negatif misalnya anak penakut, anak pemalu, rendah diri dan anak merasa tertekan. Pada dasarnya anak memiliki sifat positif namun karena lingkungannya anak bisa menjadi anak yang berpikiran negatif. Oleh karena itu hindari perilaku yang bisa membuat anak takut, misalnya menakut-nakuti anak, memarahi anak ataupun membentak anak.
7. Memberikan teladan
Masih ingat dengan pepatah yang mengatakan "Buah tidak akan jauh dari pohonnnya." Ya, tentunya anak akan meniru dari apa yang dilakukan orang tuanya.Sebelum anak menjadi kreatif tentunya orang tua juga harus bisa bersikap kreatif. Berikan contoh nyata sehingga anak akan termotivas untuk berbuat kreatif pula.
Membentuk karakter anak yang kreatif merupakan tugas dan kewajiban orang tua. Anak memerlukan rangsangan dari luar agar daya kreativitasnya bisa terasah. Lingkungan yang mendukung mampu memaksimalkan perkembangan motorik anak baik itu motorik halus maupun motorik kasar anak.
Sumber: Josua M
Semua orang tua pasti berharap anaknya akan tumbuh menjadi anak yang kreatif dan berkarakter. Anak kreatif tidak muncul begitu saja akan tetapi diperlukan cara dan pola mendidik yang baik kepada anak. Kreatif atau tidak kreatifnya anak sangat tergantung dengan kondisi lingkungan di sekitarnya terutama lingkungan keluarga.
Setiap anak memiliki bakat dan kemampuan yang sudah ada sejak anak dilahirkan. Bakat dan kemampuan tersebut bisa muncul apabila ia senantiasa digali ataupun dirangsang. Begitu pula dengan daya kreativitas anak. Daya kreativitas anak bisa dioptimalkan dengan memberikan pengasuhan yang tepat dan terarah. Lalu bagaimanakah cara mendidik anak agar menjadi anak yang kreatif?
Berikut cara dan tips sederhana dalam membentuk karakter anak kreatif.
1. Membiasakan anak untuk mandiri
Banyak hal sederhana yang bisa anak lakukan. Jangan membiasakan anak diperlakukan manja hingga hal-hal sepele pun harus diladeni oleh orang tua. Misalnya ketika memakai baju, anak memakai sepatu sendiri dan hal-hal lainnya. Biarkan anak untuk menyelesaikan pekerjaan sederhananya sehingga anak akan terangsang untuk mandiri sehingga bisa memancing daya kreativitasnya.
2. Membudayakan anak dengan tantangan
Tantangan merupakan sarana untuk memaksimalkan potensi otak. Banyak hal yang bisa kita lakukan agar anak terbiasa dengan tantangan. Sebagai contoh misalnya ketika kita memberikan mainan balok kepada anak. Maka kita bisa memberikan tantangan kepada anak untuk membentuk suatu bentuk dengan balok tersebut. Bisa bentuk rumah, piramida dan bentuk-bentuk lainnya. Lalu kita evaluasi hasilnya apakah anak mampu untuk menyelesaikan tantangan yang kita berikan atau tidak.
3. Memberi kebebasan kepada anak
Memberikan kebebasan ini bukan berarti anak dibiarkan begitu saja melakukan hal-hal yang disukainya. Akan tetapi orang tua harus tetap mengawasi apa yang dilakukan anak. Tapi perlu diingat juga bahwa orang tua juga tidak memberikan pengekangan kepada anak. Misalnya ketika anak menginginkan bermain pasir. Bermain pasir bisa juga membahayakan anak, seperti mata terkena pasir. Tapi apakah terus melarang anak bermain pasir? Berikan anak kesempatan untuk bermain dan pastikan bahwa kita juga memberikan pengawasan agar anak tetap aman ketika bermain.
4. Memuji anak
Sering kali yang dilalaikan para orang tua adalah memberikan pujian kepada anak. Sedikit sekali orang tua yang memberikan penghargaan kepada anak ketika anak melakukan hal-hal positif. Terutama ketika anak melakukan perbuatan positif dalam hal yang sepele. Pujian ini sangat berarti bagi anak karena merupakan salah satu perhatian orang tua kepada anak. Kalau anak merasa tidak diperhatikan, bagaimana mungkin anak akan bisa tumbuh menjadi anak yang kreatif.
5. Mendorong anak berpikir positif
Banyak hal positif yang harus didorong, misalnya kejujuran, rasa tanggung jawab, disiplin maupun semangat tinggi. Hal-hal positif ini harus orang tua ajarkan dengan cara memberikan contoh dalam keseharian. Karena anak merupakan peniru jitu yang akan menduplikat apa yang dilakukan orang tuanya. Banyak hal-hal positif yang bisa kita contohkan meskipun hal tersebut merupakan perilaku sepele .
6. Menjauhkan anak dengan perasaan negatif
Perasaan negatif misalnya anak penakut, anak pemalu, rendah diri dan anak merasa tertekan. Pada dasarnya anak memiliki sifat positif namun karena lingkungannya anak bisa menjadi anak yang berpikiran negatif. Oleh karena itu hindari perilaku yang bisa membuat anak takut, misalnya menakut-nakuti anak, memarahi anak ataupun membentak anak.
7. Memberikan teladan
Masih ingat dengan pepatah yang mengatakan "Buah tidak akan jauh dari pohonnnya." Ya, tentunya anak akan meniru dari apa yang dilakukan orang tuanya.Sebelum anak menjadi kreatif tentunya orang tua juga harus bisa bersikap kreatif. Berikan contoh nyata sehingga anak akan termotivas untuk berbuat kreatif pula.
Membentuk karakter anak yang kreatif merupakan tugas dan kewajiban orang tua. Anak memerlukan rangsangan dari luar agar daya kreativitasnya bisa terasah. Lingkungan yang mendukung mampu memaksimalkan perkembangan motorik anak baik itu motorik halus maupun motorik kasar anak.
Sumber: Josua M
Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena
No comments:
Post a Comment