HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA )
TERAKREDITASI - BAN PNF
9
Pernyataan Tak Terucap Dari Seorang Anak
Homeschooling Pena Surabaya, 01 Februari 2017
Sebagai orangtua mungkin kita
diam-diam memendam kecemasan yang sama, yaitu bagaimana nasib masa depan anak
kita? Seringkali kita mencari jawaban atas kecemasan itu dengan menghadiri
seminar dan membaca buku-buku parenting. Namun ada satu hal yang tidak boleh
luput dari perhatian orangtua, yaitu bagaimana menjalin komunikasi dengan
anak.Komunikasi tidak selalu fokus pada komunikasi verbal. Albert Mehrabian,
seorang peneliti komunikasi nonverbal mengatakan bahwa ketika kita
berkomunikasi, selain menggunakan kata-kata, seseorang juga akan melibatkan
perasaan dan sikap. 7 persen pesan dikomunikasikan melalui kata-kata yang
diucapkan, 38 persen melalui bahasa tubuh dan nada suara, sedangkan 55 persen
melalui ekspresi wajah.
Apabila dilihat dari sudut pandang orangtua, maka
kita hanya menangkap 7 persen pesan dari kata-kata anak. Sedangkan 93 persen
terungkap melalui bagaimana anak mengkomunikasikan pesannya melalui bahasa
tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah. Dari sana dapat dilihat bahwa ungkapan
komunikasi nonverbal lebih dominan. Lalu, apa sebenarnya pesan komunikasi yang
tak terucap, yang kerap kali ingin disampaikan oleh anak?
1. Cintailah Aku Sepenuh Hati
Setiap anak membutuhkan rasa cinta. Saat seorang
anak merasa dicintai maka dia akan tumbuh dan berkembang dengan rasa aman. Saat
anak merasakan cinta berlimpah dalam kehidupannya (bukan memanjakannya), maka
ia akan mudah berbagi cinta tersebut dalam bentuk perilaku yang menyenangkan,
mudah berkerja sama, dan menjadi bersemangat menjalani hari-harinya. Cinta
ibarat bahan bakar dalam kehidupan manusia, saat perasaan cinta penuh dalam
diri manusia maka ia dapat beraktifitas dengan baik dan penuh semangat.
2. Aku Ingin Menjadi Diri Sendiri
Setiap anak meiliki keunikan yang berbeda dengan
anak lainnya. Memahami keunikan anak artinya mau berusaha mengerti lebih dalam
tentang diri dan kehidupannya. Seringkali orangtua gagal dalam hal ini, tetapi
teman sebayanya mudah memahami dan mengerti akan hal ini.
Banyak kasus anak tidak dapat
berkomunikasi dengan orangtuanya serta membangun hubungan yang baik hanya
karena orangtua tidak memahami hal ini. Orangtua seringkali menjadi orang
pertama yang mengubah dan mengatur anak menurut pandangan mereka. Dan kelak jika
anak sudah beranjak dewasa, orangtua mengharapkan anak dapat menjadi dirinya
sendiri. Itu adalah hal yang melelahkan bagi anak.
Meskipun demikian, tidak berarti menganjurkan anak
dibiarkan saja dan hidup semau-maunya. Tetapi menyarankan orangtua agar belajar
dan memahami, serta fokus terhadap arah kehidupan anak, misalnya anak lebih
senang musik dan seni, atau lebih suka olah raga. Setelah memahami, maka
dampingi dengan fokus dan berikan arahan yang membangun untuk menumbuhkan buah
yang terbaik dari dalam dirinya.
3. Cobalah Mengerti Aku dan Cara Belajarku
Setiap manusia punya pola belajar yang berbeda. Ada
yang suka melihat dan membaca, ada yang suka mempraktekkan apa yang dipelajari,
ada yang senang mendengar saja, ada yang senang belajar dengan musik, dan masih
banyak lagi variasi dalam belajar.
Jika di kepala (persepsi) orangtua memiliki
definisi belajar adalah duduk dan membaca buku, maka ini bisa jadi masalah
besar bagi anak dan orangtua. Sebagai orangtua, tidak otomatis tahu segalanya.
Berpengetahuan hanya diperoleh melalui proses belajar, alangkah bijaknya
orangtua jika mau belajar, dan meningkatkan pemahaman agar pertumbuhan anak
tidak terhambat karena “kebodohan” orangtua.
4. Jangan Marahi Aku Didepan Orang Banyak
Harga diri seorang manusia
berharga sangat mahal. Semakin mahal dan tinggi maka potensi suksesnya akan
semakin baik. Saat anak lahir, dia sudah dibekali dengan harga diri yang
tinggi, tetapi lagi-lagi karena ketidaktahuan orangtua harga yang tinggi ini
direndahkan secara bertahap.
Memarahi anak didepan orang banyak akan membuat
dirinya rendah dihadapan orang banyak. Ada perasaan tidak berharga, tertolak,
dan tidak aman tumbuh didalam dirinya, jika hal ini terus berlanjut maka harga
diri anak akan rusak dan akan menjadi rendah. Dengan harga diri yang rendah,
tidak akan ada pencapaian yang tinggi dan besar dalam kehidupan seseorang.
5. Jangan Bandingkan Aku Dengan Orang Lain
Membanding-bandingkan anak adalah hal yang tidak
menyenangkan, dan anak sangat tidak menyukai hal itu. Walaupun respon setiap
anak berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ada anak yang diam, dan bahkan
ada yang reaktif (marah) ketika dibanding-bandingkan. Kita sendiri lebih senang
diakui keunikan kita dan diterima atas perbedaan itu.
Jika anda sebagai orangtua
dibanding-bandingkan satu sama lain, misalnya Ayah jahat Ibu baik, kenapa sih
Ibu tidak seperti Ayah, Ibu pelit tidak seperti Ayah, dan lain-lain. Apa yang
anda rasakan? Sedikit demi sedikit akan muncul rasa tidak nyaman dalam
lingkungan seperti itu, dan benih negatif (marah, permusuhan, dan iri hati)
sedang ditabur dan tidak akan panen saat itu juga, tetapi saat waktunya tiba
maka tekanan di hati akan keluar dengan cara yang tidak indah, karena isinya
adalah kotoran emosi.
Kenapa dibandingkan? Karena orangtua tidak bisa
mengatur harapan dalam hidupnya. Berharap punya anak yang tipe A tetapi anaknya
Tipe B. Ada baiknya orangtua belajar bagaimana memaksimalkan anaknya agar kelak
anak menjadi cemerlang dalam hidupnya. Membandingkan anak dapat merusak harga
diri seorang anak.
6. Aku Adalah Fotocopy Ayah dan Ibu
Jelas bukan? Anak adalah produk
dari orangtua. Ketika dirumah orangtua berbicara dengan cara berteriak, maka
besar kemungkinan anak akan menirunya. Pikirkan dengan baik anda ingin anak
tumbuh seperti apa, lalu berikan contoh seperti yang anda mau. Tindakan anda
berbicara lebih kuat dari sekedar kata-kata anda.
Baca juga Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas
Baca juga Mewujudkan Pendidikan Karakter Yang Berkualitas
Sumber : Pendidikan Karakter
Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com