HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA )
TERAKREDITASI - BAN PNF
Biarkan Anak Belajar dari Kesalahan
Homeschooling Pena Surabaya, 25 Januari 2017
Setiap
manusia pernah berbuat salah. Justru dari kesalahan itulah manusia akan belajar
untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih bijak. Seperti
halnya anak-anak. Anak-anak adalah pribadi yang masih polos dan masih
memerlukan proses yang panjang untuk menjadi manusia yang benar-benar dewasa.
Namun terkadang ada orang tua yang terlalu memprotek anaknya, entah karena
kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan anak atau karena ingin keluarganya
terlalu terlihat sempurna. Apa pun alasannya, orang tua perlu memberikan
kesempatan kepada anak untuk bisa belajar dari kesalahan yang ia perbuat.
Sebagai orangtua, saat anak berbuat kesalahan anda jangan hanya terfokus pada
kesalahan yang anak perbuat. Karena bila Anda hanya terfokus pada kesalahan
anak, lama kelamaan anak akan menganggap bahwa berbuat kesalahan adalah sesuatu
yang ditakuti dan perlu dihindari. Sehingga saat anak berbuat kesalahan ia
menjadi sulit untuk berkata jujur dan bahkan cenderung menghindar.
Sikap anak, adalah cerminan sikap orang tua
Bagaimana pun, anak akan belajar dari orang tua. Bila orang tua cenderung menghindar dengan cara membuat alasan yang tak masuk akal, anak pun biasanya akan cenderung mengikuti kebiasaan orang tua. Jangan heran bila Anda menjumpai anak Anda pintar berkilah saat berbuat salah. Ada kemungkinan ia hanya meniru apa yang pernah Anda lakukan. Jadi bila Anda berbuat kesalahan, baik secara langsung berbuat kesalahan kepada anak, atau melakukan kelalaian pribadi, sebaiknya Anda segera meminta maaf atau menunjukkan perasaan bersalah Anda, karena telah melakukan kesalahan. Jangan sampai Anda malah melakukan ekspresi penuh dengan kesombongan atau malah beralasan saat Anda secara terang -terangan telah melakukan kesalahan.
Jangan hanya fokus pada kesalahan
Saat anak melakukan kesalahan, janganlah hanya terfokus pada kesalahan yang anak perbuat. Namun lebih dari itu, orang tua perlu mengambil sikap, apa yang harus dilakukan ketika anak menyadari bila ia telah berbuat salah. Bagaimana pun kejujuran adalah hal yang penting. Bila anak telah berkata jujur dan mengakui kesalahannya, Anda harus menunjukkan sikap bangga kepada sang buah hati. Anda harus mengungkapkan kegembiraan Anda karena memiliki anak yang jujur, misalnya dengan mengatakan, "Ayah bangga kamu mau berkata jujur, dan bersedia mengakui kesalahan.... ."
Ketenangan dalam memberikan nasihat
Sikap yang positif tentu perlu ditanggapi secara positif. Saat anak berkata jujur, jangan menunjukkan reaksi yang negatif, misalnya dengan marah-marah, menunjukkan ekspresi tidak suka, atau malah menghukumnya. Reaksi negatif hanya akan membuat anak menjadi berpandangan bahwa bersikap jujur adalah hal yang perlu dihindari karena akan mendatangkan malapetaka. Anda perlu bersikap tenang saat anak berkata hal yang jujur, meskipun anak telah berbuat kesalahan dan telah membuat Anda kecewa. Karena dengan ketenangan, pikiran dan hati Anda pun akan menjadi jernih.
Pujilah kejujuran anak
Dengan memuji kejujuran anak, anak akan berpandangan bahwa kejujuran adalah hal yang baik. Ini akan memotivasinya untuk bisa tetap berkata jujur, meskipun ia telah melakukan kesalahan. Selain itu, dengan memujinya anak pun akan merasa lebih tenang. Dalam ketenangan itu pula, anak akan lebih mudah mengungkapkan kesalahan yang telah ia lakukan dengan lebih baik dan jelas.
Jelaskan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya
Anak yang telah berbuat kesalahan dan mau mengakui kesalahan yang ia lakukan biasanya membutuhakn sesuatu yang lebih penting daripada sekedar hukuman. Hukuman hanya memberikan efek sementara. Hal yang lebih penting dari hukuman adalah memberikan pengertian tentang pentingnya belajar dari kesalahan. Jelaskan kepada anak bahwa berbuat kesalahan adalah hal yang wajar dilakukan, baik oleh anak-anak maupun oleh orang dewasa, karena dengan berbuat kesalahan setiap orang akan belajar dan berusahan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Salah satu caranya adalah dengan memberikan nasihat yang berupa sebab dan akibat. Misalnya dengan mengatakan, "Kalau kamu bobok tidak terlalu larut malam, pasti bisa bangun pagi, sehingga tidak akan datang terlambat saat ke sekolah." Penjelasan seperti ini akan lebih berharga daripada sekedar hukuman, karena dengan memberikan penjelasan ini, maka anak akan semakin mampu berpikir kritis dan semakin tahu cara memperbaiki dirinya.
Baca juga 08 Jenis Kecerdasan Anak, Cara Belajar dan Prediksi Karier yang Sesuai
Pentingnya membuat peraturan
Peraturan sangat penting untuk mengontrol perbuatan anak. Namun biarkanlah anak membuat aturan sendiri. Sehingga anak bisa belajar bertanggung jawab dengan apa yang telah ia sepakati atau ia putuskan. Bila aturan dibuat oleh orang tua, anak akan cenderung tidak merasa bersalah, atau bila ia mematuhinya, ia juga belum tentu mematuhi dengan tulus hati. Namun bila kita memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat aturan bagi dirinya sendiri, maka aturan yang ia buat adalah aturan yang sesuai dengan kemampuannya dan tentunya aturan itu akan dipatuhi dengan tulus hati.
Sikap anak, adalah cerminan sikap orang tua
Bagaimana pun, anak akan belajar dari orang tua. Bila orang tua cenderung menghindar dengan cara membuat alasan yang tak masuk akal, anak pun biasanya akan cenderung mengikuti kebiasaan orang tua. Jangan heran bila Anda menjumpai anak Anda pintar berkilah saat berbuat salah. Ada kemungkinan ia hanya meniru apa yang pernah Anda lakukan. Jadi bila Anda berbuat kesalahan, baik secara langsung berbuat kesalahan kepada anak, atau melakukan kelalaian pribadi, sebaiknya Anda segera meminta maaf atau menunjukkan perasaan bersalah Anda, karena telah melakukan kesalahan. Jangan sampai Anda malah melakukan ekspresi penuh dengan kesombongan atau malah beralasan saat Anda secara terang -terangan telah melakukan kesalahan.
Jangan hanya fokus pada kesalahan
Saat anak melakukan kesalahan, janganlah hanya terfokus pada kesalahan yang anak perbuat. Namun lebih dari itu, orang tua perlu mengambil sikap, apa yang harus dilakukan ketika anak menyadari bila ia telah berbuat salah. Bagaimana pun kejujuran adalah hal yang penting. Bila anak telah berkata jujur dan mengakui kesalahannya, Anda harus menunjukkan sikap bangga kepada sang buah hati. Anda harus mengungkapkan kegembiraan Anda karena memiliki anak yang jujur, misalnya dengan mengatakan, "Ayah bangga kamu mau berkata jujur, dan bersedia mengakui kesalahan.... ."
Ketenangan dalam memberikan nasihat
Sikap yang positif tentu perlu ditanggapi secara positif. Saat anak berkata jujur, jangan menunjukkan reaksi yang negatif, misalnya dengan marah-marah, menunjukkan ekspresi tidak suka, atau malah menghukumnya. Reaksi negatif hanya akan membuat anak menjadi berpandangan bahwa bersikap jujur adalah hal yang perlu dihindari karena akan mendatangkan malapetaka. Anda perlu bersikap tenang saat anak berkata hal yang jujur, meskipun anak telah berbuat kesalahan dan telah membuat Anda kecewa. Karena dengan ketenangan, pikiran dan hati Anda pun akan menjadi jernih.
Pujilah kejujuran anak
Dengan memuji kejujuran anak, anak akan berpandangan bahwa kejujuran adalah hal yang baik. Ini akan memotivasinya untuk bisa tetap berkata jujur, meskipun ia telah melakukan kesalahan. Selain itu, dengan memujinya anak pun akan merasa lebih tenang. Dalam ketenangan itu pula, anak akan lebih mudah mengungkapkan kesalahan yang telah ia lakukan dengan lebih baik dan jelas.
Jelaskan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya
Anak yang telah berbuat kesalahan dan mau mengakui kesalahan yang ia lakukan biasanya membutuhakn sesuatu yang lebih penting daripada sekedar hukuman. Hukuman hanya memberikan efek sementara. Hal yang lebih penting dari hukuman adalah memberikan pengertian tentang pentingnya belajar dari kesalahan. Jelaskan kepada anak bahwa berbuat kesalahan adalah hal yang wajar dilakukan, baik oleh anak-anak maupun oleh orang dewasa, karena dengan berbuat kesalahan setiap orang akan belajar dan berusahan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Salah satu caranya adalah dengan memberikan nasihat yang berupa sebab dan akibat. Misalnya dengan mengatakan, "Kalau kamu bobok tidak terlalu larut malam, pasti bisa bangun pagi, sehingga tidak akan datang terlambat saat ke sekolah." Penjelasan seperti ini akan lebih berharga daripada sekedar hukuman, karena dengan memberikan penjelasan ini, maka anak akan semakin mampu berpikir kritis dan semakin tahu cara memperbaiki dirinya.
Baca juga 08 Jenis Kecerdasan Anak, Cara Belajar dan Prediksi Karier yang Sesuai
Pentingnya membuat peraturan
Peraturan sangat penting untuk mengontrol perbuatan anak. Namun biarkanlah anak membuat aturan sendiri. Sehingga anak bisa belajar bertanggung jawab dengan apa yang telah ia sepakati atau ia putuskan. Bila aturan dibuat oleh orang tua, anak akan cenderung tidak merasa bersalah, atau bila ia mematuhinya, ia juga belum tentu mematuhi dengan tulus hati. Namun bila kita memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat aturan bagi dirinya sendiri, maka aturan yang ia buat adalah aturan yang sesuai dengan kemampuannya dan tentunya aturan itu akan dipatuhi dengan tulus hati.
Sumber : Kak Zepe
Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
Available on Google Play Store
www.homeschoolingpena.com
No comments:
Post a Comment