HOMESCHOOLING PENA
Setara ( SD/SMP/SMA )
TERAKREDITASI - BAN PNF
Perlukah
Menghukum Anak?
Sumber Gambar : Pendidikan Karakter
Homeschooling Pena Surabaya, 08
September 2017
Apabila dilihat lebih dalam, sebenarnya perilaku
anak sangat bergantung pada perkembangan fisik, emosional, usia, dan juga
kepribadiannya. Tetapi yang sering terjadi justru perilaku anak dianggap bermasalah
ketika tidak sesuai dengan harapan orangtua.
Hampir 90
persen orangtua mengaku pernah memberikan hukuman fisik pada anaknya, padahal
hukuman fisik ini akan memiliki dampak membahayakan ketika anak tumbuh dewasa
nanti. Tahukah anda, bahwa kekerasan fisik pada anak dapat menyebabkan
keseimbangan emosi anak terganggu?
Mungkin
ada orangtua yang berpikir, dengan memberikan hukuman fisik yang cukup keras
akan dapat menghentikan kenakalan anaknya. Tetapi celakanya cara itu justru
dapat menimbulkan masalah lain lagi. Sebab meskipun anak hanya sesekali
dipukul, hal itu tetap dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dan
mudah stres.
Pertanyaannya,
bisakah kita mencetak anak-anak hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa
takut dalam diri mereka? Mungkin kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta
ancaman, seperti gesper, rotan pemukul, dan seterusnya. Tetapi bukan berarti
cara seperti itu perlu kita wariskan kepada anak cucu kita. Jaman telah
berubah!
Hukuman
untuk anak kerap menjadi pertanyaan bagi banyak orangtua.
Beberapa memilih untuk memberi hukuman, sedangkan yang lain memilih untuk
membiarkan kesalahan anak. Seringkali hukuman yang bersifat mengancam atau
menimbulkan rasa takut tidak mempan pada anak. Mereka justru akan bereaksi
negatif dan tidak memperbaiki perilaku.
Dalam banyak kasus, biasanya orangtua
memberikan hukuman sebagai reaksi atas perbuatan yang dilakukan oleh anak.
Bentuk hukuman ini seringkali adalah apa yang terlintas di
benak orangtua saat itu. Setelah memberi hukuman, orangtua beranggapan bahwa
hal itu akan membuat anak mereka jera, dan tidak akan mengulanginya lagi.
Apakah cara memberikan hukuman seperti ini efektif?
Saat anak
melakukan kesalahan, janganlah bereaksi secara berlebihan. Setiap kali anda
hendak menghukum anak, cobalah untuk memahami dulu masalah yang
dibuatnya, dan kemudian jelaskan dampak dari perbuatannya itu.
Apa yang
sebenarnya kita harapkan saat memberi hukuman kepada anak? Pernahkah kita
berpikir sejenak, apabila hukuman yang kita berikan itu bisa mencapai
tujuan yang kita harapkan? Apakah kita hanya ingin menghukum agar mereka
menyesal, atau ada makna lain yang ingin kita sampaikan melalui
hukuman tersebut?
Apabila
anda berada dalam situasi yang harus memberikan hukuman, sebaiknya
lakukanlah dengan cinta, bukan dengan kekerasan atau hukuman fisik.
Ada tiga
cara yang lebih efektif untuk menghukum anak, tanpa harus menyakiti anak,
yaitu:
- Berikan anak waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya, tahap ini disebut refleksi diri, kemudian ajaklah anak mengobrol dan tanyakan mengapa dia berulah.
- Berikan anak tugas atau pekerjaan tambahan di rumah, agar mereka belajar untuk memenuhi tanggung jawab yang telah mereka sanggupi sebelumnya.
- Larang anak melakukan kegiatan kesukaannya untuk sementara waktu, seperti dilarang bermain video game atau menonton televisi selama satu minggu. Dan jangan lupa untuk membahas mengapa ia melanggar aturan dan bagaimana seharusnya ia bersikap.
Baca juga Penyebab Utama Anak Berperilaku Kasar
Meskipun demikian, tidak berarti semua cara diatas dapat diterapkan pada anak di segala usia. Ketika anak berbeda usia, maka akan berbeda pula cara menghukumnya, dan berbeda pula efektivitas serta dampaknya.
Meskipun demikian, tidak berarti semua cara diatas dapat diterapkan pada anak di segala usia. Ketika anak berbeda usia, maka akan berbeda pula cara menghukumnya, dan berbeda pula efektivitas serta dampaknya.
Bentuk hukuman sebaiknya disesuaikan dengan usia
anak. Misalnya, untuk anak yang masih berusia dibawah 5 tahun sebaiknya
diberikan hukuman dengan cara memberi waktu sendiri. Sedangkan untuk anak yang
berusia diatas 5 tahun sebaiknya diberikan hukuman berupa tambahan tugas
rumah, atau mencabut haknya untuk melakukan aktifitas
kesukaannya sementara waktu.
Metode hukuman yang paling tepat adalah metode yang
membantu anak untuk mempelajari aturan-aturan yang ada di sekitarnya.
Aturan ini akan membantu anak untuk memahami apa yang seharusnya mereka
lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Sebelum menerapkan aturan ini, sebaiknya
diskusikan terlebih dahulu dengan anak. Buat negosiasi yang baik tentang
pengaturan kegiatan sehari-hari anak, seperti waktu bermain, pekerjaan
rumah yang harus dilakukan, dan sebagainya. Dengan dibuatnya aturan bersama ini
anak diharapkan bisa memperbaiki perilaku salahnya di kemudian hari.
Satu lagi yang perlu kita ingat adalah, jangan
memberi hukuman anak pada saat kita marah. Karena tujuan dari hukuman itu untuk
mengajari anak agar berperilaku lebih baik lagi di kemudian hari, bukan untuk
impas. Memang terkadang perilaku anak dapat membuat kita hilang kesabaran,
namun itu bukanlah alasan yang tepat untuk menjatuhkan hukuman.
Karena tujuan dari memberikan hukuman
itu adalah mengajarkan anak untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan
mengubah perilaku buruknya. Hukuman akan bermanfaat dan sangat efektif jika
ditetapkan atau disepakati bersama sebelumnya. Hukuman ini tidak akan berjalan
dengan baik jika berupa reaksi yang impulsif.
Komunikasi
yang empati, penuh kasih sayang, dan tetap tegas dapat membantu anak memahami
kesalahan yang ia lakukan. Biarkan anak mendapatkan pengalaman dari
kesalahannya, agar berikutnya mereka bisa lebih bertanggung jawab.
Semoga
bermanfaat.
Sumber : Alex
Enroll Now !
Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena
No comments:
Post a Comment