Monday, 14 August 2017

Latih Anak Laki-Laki Kelola Emosi Sejak Dini



HOMESCHOOLING PENA   
Setara ( SD/SMP/SMA )  
TERAKREDITASI - BAN PNF


Latih Anak Laki-Laki Kelola Emosi Sejak Dini
Sumber Gambar : Kesekolah

HomeschoolingPena Surabaya, 15 Agustus 2017

Anak-anak pada dasarnya memiliki sedikit pengetahuan dalam mengelola emosi. Mereka kerap berpikir lurus apa yang dirasa benar oleh mereka maka akan ia lakukan. Terutama bagi anak laki-laki. Anak laki-laki yang sejak dini terbiasa mengelola emosinya dengan baik, ia akan tumbuh menjadi pria baik kelak saat dewasa. Pria baik yang kuat, mandiri dan bertanggungjawab tak hanya membanggakan keluarganya, namun juga Anda sebagai orangtuanya.

Anak yang bisa mengelola emosinya mampu mengungkapkan perasaannya. Kemampuan ini berawal dari bagaimana pengasuhan orangtuanya. Jika anak anda sedih dan menangis, lalu Anda melarangnya dan menganggap kesedihannya hal sepele, anak belajar menyembunyikan perasaan.

Orang tua cenderung lebih memedulikan bagaimana perasaan anak perempuan daripada anak laki-lakinya. Ketika anak perempuan merasa sedih, orangtua akan bersikap lebih lembut. Sedangkan anak laki-laki dipaksakan untuk selalu kuat meski mereka sedang merasa sedih. Anak laki-laki terbiasa tak boleh sedih. Pengasuhan seperti ini justru membuat anak laki-laki terlatih menyembunyikan perasaannya. Mereka merasa malu jika menunjukkan kesedihan. Pada akhirnya anak laki-laki tak bisa berkomunikasi dengan baik.

Orangtua punya peran dalam mencetak generasi laki-laki kuat tanpa takut menunjukkan perasaannya. Anda, sebagai orangtua, bisa menciptakan sosok laki-laki yang mampu mengelola emosi dengan baik dengan cara:

Pancing agar mereka bicara

Anak laki-laki Anda juga membutuhkan perhatian dan bisa diajak bicara terbuka seperti Anda berbicara dengan anak perempuan. Pancing anak laki-laki Anda untuk bicara terbuka mengenai perasaannya. Misalnya, saat pulang sekolah, anak laki-laki Anda terlihat sedih. Segera buka pembicaraan dengannya, "Kamu terlihat sedih, ada apa? ada yang Ibu bisa bantu? Sepertinya kok Ibu merasa ada sesuatu yang buruk terjadi di sekolah".

Gunakan cara bicara yang akan membuat Anak terpancing bercerita. Jika anak mulai bicara, berikan dukungan, termasuk menghargai perasaannya saat itu. Berikan komentar yang membuat anak merasa ia didukung oleh orangtuanya. Meski ia sedih dan stres dengan tugas sekolah yang menumpuk, ia tahu bahwa orangtuanya memahami perasaannya dan selalu ada di sampingnya. Jangan memberikan ceramah pada anak.

Bersama-sama mencari solusi

Anak laki-laki cenderung fokus pada masalah yang dihadapi daripada emosi.

Tugas orangtua adalah mengajarkan anak laki-laki bahwa perasaan kecewa, sedih, marah, takut adalah wajar dan ajarkan anak laki-laki untuk mengenali dan menerima perasaan tersebut. Anak laki-laki perlu menyadari perasaan tersebut adalah bagian dalam dirinya, yang mungkin saja tak langsung bisa disingkirkannya. Dengan memahami perasaan, anak laki-laki akan mulai menerima dirinya, dan mengenali masalahnya. Dengan begitu ia akan terbantukan untuk mencari solusi dari masalahnya, setelah ia bisa mengatasi emosinya.

Baca juga Peserta Didik Homeschooling bisa kuliah di PTN/PTS

Sumber: Faqih F

Enroll Now !

Information & Registration :
Jl. Ketintang Baru III No. 3 Surabaya
Phone : 031-8299413
Mobile : 081234441997
Ijin Dinas Pendidikan Kota Surabaya No. 188/7736/436.6.4/2014 
TERDAFTAR di Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat ; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan NPSN : P9908360
Follow Us on Twitter
@homeschool_pena

No comments:

Post a Comment